Lahat Megah di Balik Jeritan Hati Rakyat Pedesaan Oleh : Ishak Nasroni, SH (Pemimpin Redaksi Lahathotline.com)

oleh
oleh
Share artikel ini

Lahat,Detiknews86.com-

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

 

Decak kagum dipastikan akan mucul, ketika bagi siapa saja yang melihat kesuksesan Pemerintah Kabupaten Lahat dalam membangun Bumi Seganti-setungguan sejak lima tahun belakangan. Betapa tidak, pembangunan gedung, jalan dan sejumlah infrastruktur lainnya sangat jelas terlihat dilakukan oleh penguasa era 2018-2023 lalu.

 

Untuk itu, saya selaku penulis mengajak pembaca sekalian untuk membahasa satu-persatu keberhasilan Pemerintah Kabupaten Lahat tersebut. Mulai dari pembangunan gedung milik Pemerintah hingga pembangunan prestasi atlet serta sejumlah sarana tempat atau vennue olahraga untuk menggelar Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumsel 2023.

 

Demi mendapatkan predikat sebagai kabupaten yang mampu dan berhasil menggelar ajang kompetisi olahraga bergengsi tingkat provinsi tersebut, Pemerintah Kabupaten Lahat harus menyisihkan sebagian besar anggaran daerah yang nyaris terfokus untuk pembiayaan pelatihan para atlet, perbaikan vennue lama maupun pembangunan vennue yang baru, yang tentunya menelan APBD Lahat hingga puluhan miliyar rupiah.

 

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Lahat juga mesti menyiapkan anggaran untuk honor panitia lokal yang ditangani oleh Koni Kabupaten dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Lahat maupun panitia dari Koni Provinsi yang juga harus meneluarkan kocek APBD Lahat Tahun Anggaran 2023.

 

Meski memang masih menyisakan sedikit persoalan di tubuh Koni dan Dispora Lahat terkait penggunaan sejumlah item anggarannya, namun se-antero nusantara telah mengetahui bahwa kontingen Kabupaten Lahat meraih juara umum dengan mendulang medali emas terbanyak dalam event ini.

 

Dengan demikian, maka secara financial terkesan Pemerintah Kabupaten Lahat mampu membiayai pagelaran Porprov tersebut. Kemudian dari sisi prestasi, kontingen Kabupaten Lahat telah mendapatkan predikat sebagai “Pemenang” alias juara umum dalam kompetisi itu.

 

Kemegahan pembangunan di Kabupaten Lahat juga belum lengkap jika tidak diwarnai dengan pembangunan sebuah monumen atau tugu Si-Pahit Lidah yang ada dipusat kota Lahat, tepatnya di simpang-empat BRI yang dinilai bisa menjadi icont sejarah perjuangan masa lampau (Konon katanya) masyarakat Lahat.

 

Walaupun sejak awal pembangunannya sudah menuai berbagai polemik (Pra-kontra) dari sejumlah masyarakat melalui unggahan pemilik akun Media Sosial (Medsos), namun proses pembangunan tetap dilanjutkan.

 

Kenapa ada yang pro terhadap pembangunan tugu Si-Pahit Lidah ini..?. Karena dengan adanya tugu Si-Pahit Lidah ini, pun menjadikan Lahat indah dengan wajah barunya di pusat keramaian. Tugu ini juga bisa tahan lama karena menggunakan material (Bahan) yang bermutu tinggi dengan harga yang cukup fantastis.

 

Lalu, ada juga suara yang bernada kontra hingga kritikan terhadap pembangunan tugu Si-Pahit Lidah ini. Pendapat seperti ini, pun tentu mempunyai alasan tersediri. Sebab dengan adanya pembangunan tugu itu, maka Pemerintah Lahat juga mesti menghancurkan dan merusak jam gadang yang dirasakan sangat bermanfaat bagi setiap pengendara yang melintas di lokasi itu. Bahkan dianggap sebagai perubahan negatif dengan merusak aset yang juga dianggap masih potensial untuk sebatas diperbaiki dan tidak menelan anggaran daerah hingga miliyaran rupiah.

 

Selanjutnya, hampir semua jalan dalam Kota Lahat sudah tampak sudah dan bisa dikatakan mulus dengan adanya perbaikan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Lahat di tahun 2022-2023 yang tentunya menelan anggaran daerah yang jumlahnya mencapai puluhan miliyar rupiah. Perbaikan jalan ini, pun mendapat nilai plus di masyarakat yang tinggal dalam kota. Termausk juga ada beberapa pembangunan jalan di luar kota, namun belum semuanya tersentuh.

 

Kendati demikian, untuk pembangunan trotoar di Jalan Protokol Mayor Ruslan, tepatnya di seputar pasar lama dan pasar baru tak luput dari kritikan pengendara dan keluhan penduduk setempat. Karena selain ruas jalan dua arah yang sebelum dibatasi oleh taman bunga pembelah jalur, kini menjadi satu arah. Inipun bagus, karena akan memperluas ruas jalur lintasan.

 

Namun, setelah jalur tersebut meluas usai dibongkarnya taman bunga mebatas jalur, muncul ide kebijakan untuk membuat trotoar yang juga mesti menghancurkan trotoar lama. Akibat pembuatan trotoar tersebut, penduduk setempat nyaris tak bisa menaruh kendaraannya ke dalam rumah karena terhalang tingginya trotoar yang dibangun. Padalah, anggaran untuk perubahan wujud dan ara jalur tersebut juga sangat fantastis.

 

Sebagai penulis sekaligus warga Negara Indonesia yang mempunyai hak untuk berekpresi mengeksplorasikan sudt pandang, saya mencoba mengemukakan pendapat melalui tulisan ini dengan tidak dilandasi tendensius dan tidak berniat memojokkan atau menyalahkan pihak manapun.

 

Menurut saya apa yang telah dilakukan oleh rezim Pemerintah Kabupaten Lahat era 2018-2024 itu sudah cukup baik, karena memang sudah tugas Pemerintah untuk memperbaiki hingga membangun Lahat secara fisik maupun prestasi di bidang olahraga. Hanya saja, ada beberapa kebijakan yang kurang tepat peruntukannya.

 

Pertama, dengan adanya sejumlah bangunan baru dan perbaikan sarana olahraga, maka menjadikan pelaksanaan Porprov 2023 mendapatkan predikat terbaik se-sumsel. Kedua, pembuatan patung atau tugu Si-Pahit Lidah juga membuat wajah baru pemandangan masyarakat dalam kota, hingga masyarakat dapat Lahat mengilustrasikan raut muka tokoh legenda tersebut. Ketiga, perbaikan jalan Kota Lahat, itu juga sangat bermanfaat bagi penduduk kota. Karena dengan adanya perbaikan jalan, maka memudahkan akses hilir-mudik kendaraan penduduk.

 

Jika boleh saya berpendapat, di balik semua kemegahan bangunan dan perbaikan gedung sarana olahraga, keberhasilan raihan prestasi atlet dalam Porprov 2023, kokohnya tugu atau monumen Si-Pahit Lidah serta mulusnya jalan dalam kota yang menyerap sebagian APBD Lahat di masanya, itu semua akan terasa sia-sia jika di balik itu masih banyak rakyat yang tinggal di desa-desa dan pelosok pedalaman, menjerit karena hancurnya jalan yang menjadi akses vital bagi mereka untuk beraktifitas mencari rezeki.

 

Faktanya, hampir setiap hari di musim penghujan seperti sekarang ini, masyarakat yang ada di pelosok desa dan eks transmigrasi terutama di sekitar Satuan Pemukiman (SP) Palm Baja, Kecamatan Gumay Talang mengunggah jeritan hati mereka karena tidak bisa menembus jalur keluar dan masuk kota. Kondisi ini membuat penduduk di pedalaman merasa terisolir, meskipun mereka dekat dengan pusat kota, namun mereka tak bisa melalui parahnya konsisi jalan akibat lumpur.

 

Dari uraian prestasi serta keberhasilan Pemerintah Kabupaten Lahat 2018-2023 dan juga jeritan hati rakyat pedalaman pelosok desa tersebut, maka ada sesuatu yang keliru dalm kebijakan roda pemerintahan. Karena menurut saya, Pemerintah Lahat masa itu lebih mementingkan prestasi dan eksistensi dari pada memperbaiki jalan yang menjadi urat nadi roda perekonomian masyarakat.

 

Jika sebagian kecil saja dari anggaran puluhan miliyar yang dipakai untuk pelaksanaan Porprov 2023, pembuatan tugu Si-Pahit Lidah atau biaya pembangunan jalan dalam kota itu disisihkan untuk memperbaiki semua jalan di pelosok desa dan pedalaman trasnsmigrasi, maka semua keberhasilan Pemerintah Lahat kala itu menjadi lengkap. Namun sayangnya, di balik kemegahan patung Si-Pahit Lidah, ada jeritan rakyat yang menggema.

 

Jadi, sebaiknya siapapun nanti yang menjadi Pemimpin (Bupati) yang terpilih pada pelaksaan Pilkada Lahat 2024 – 2029 mendatang, hendaknya bisa merubah pola berfikir sebelum memutuskan sebuah kebijakan. Pentingkan dulu program yang pro-rakyat supaya rakyat dapat menjalankan roda ekonomi dan tidak kelaparan karena sulitnya mengeluarkan hasil tani, bukan mementingkan kemegahan dan prestasi demi popularitas. Tujuannya, agar tercapai pembangunan secara fisik dan jiwa masyarakat secara merata.

 

Demikian sudut pandang ini saya kemukakan melaui tulisan, dengan tidak mendiskreditkan pihak manapun. Tidak menyalahkan siapapun, tidak bermaksud menjatuhkan seseorang. Tidak ditunggangi politik dan tidak tersimpan kepentingan pribadi. Tujuannya, hanyalah untuk perbaikan dan kebaikan semata.

 

Sebaliknya apabila pembaca sekalian berpendapat lain, itu merupakan hal yang lumrah dan sah menurut hak sebagai warga Negara Indonesia. Tentunya juga bermaksud untuk perbaikan perbaikan Kabupaten dan Masyarakat Lahat semata.

 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh… Lahat 1 April 2024

(SMSI SUMSEL)