Muara Enim – [detiknews86. com] – Pasien meninggal dunia diduga keterlambatan pelayanan RS Bukit Asam Medika (BAM) seorang karyawan PT PAMA AAP, usai tabrak ibu yang akan menyeberang jalan diseputaran Mandala, saat kejadian pada hari Minggu tanggal 16 Juni 2024, pengendara sepeda motor jatuh, akibatnya pelipis retak hingga tengkorak kepala, akhirnya meninggal dunia hari Senin tanggal 17 Juni 2024 di RSMH Palembang, sejauh ini ibu yang ditabrak tidak mengalami apa apa.
Kemudian si pengendara sepeda motor langsung dibawa ke UGD RS Bukit Asam Medika (BAM) Tanjung Enim sekitar pukul 17.50 WIB, kemudian baru ada rekomendasi akan dirujuk ke RS Rabain Muara Enim sekitar pukul 20.00 WIB baru berangkat pukul 01.20 WIB menunggu sampai 5 jam.
Ternyata pukul 20.00 WIB belum berangkat juga dan baru berangkat pukul 01.20 WIB, dengan alasan menunggu RSUD Rabain siap dan buat jaga jaga kita sudah disiapkan 3 RS, RS Rabain, Siloam dan RSMH Palembang, juga dengan alasan perawat tidak ada untuk dampingi pasien belum datang.
Saking gemesnya kata orang PT PAMA “perawat untuk dampingi pasien tersebut mau dijemput, akhirnya perawat baru datang dari pulau panggung pada pukul 24.00 WIB, ketika mau berangkat ke RS Rabain, ternyata dokumen rujukan untuk dibawa ke RS Rabain belum siap,” ucapnya di WhatsApp
Pasien yang akan dirujuk ke RS Rabain pada pukul 01.20 WIB dinihari, sampai di RSMH pada pukul 04.00 dinihari, akhirnya pasien tersebut meninggal dunia pada pukul 07.30 WIB pagi di RSMH Palembang.
Sementara Nasihin selaku Lembaga Kontrol Sosial GRPK Kabupaten Muara Enim mengecam keras pelayanan Rumah Sakit Bukit Asam Medika (RSBAM) yang diduga tidak profesional dan menjunjung tinggi sumpah pelayanan rumah sakit yang berujung kematian tersebut.
Lebih lanjut dikatakan Nasihin, GRPK “meminta diberhentikan saja Direktur Utama RS BAM dan Oknum Perawat itu,” tegasnya.
Ditambahkan Natan “Pelayanan yang lambat dan pelayanan yang sangat buruk,” cetusnya
Ketika dikonfirmasi Direktur RSUD Dr. Rabain Muara Enim melalui WhatsApp nya, hanya memberikan balasan “pendarahan di otak kemungkinannya” karena beliau saat itu sedang cuti.
Ketika dikonfirmasi Direktur RS BAM Dr. Bandriyo Sudarsono melalui WhatsApp nya, hanya membalas bahwa dirinya belum mendapat informasi, hanya menanyakan atas nama siapa yang meninggal dan kapan meninggalnya, itu saja balasan singkatnya.
Tentu dengan balasan WhatsApp dari pak Dr. Bandriyo Sudarsono selaku Direktur RS BAM, kok tidak mendapat laporan kegiatan dari karyawan hal seperti ini, dan tentu ini menjadi tanda tanya, kenapa karyawan RS BAM tidak memberitau Pak Direktur kejadian ini.
(M. fajri)