PALEMBANG, Detiknews86.com-
Pengurus Ikatan Keluarga Agam dan Bukittinggi (IKAB) Palembang menegaskan bahwa pengurus organisasi kekeluargaan ini tidak pernah mengarahkan, menyerukan dan menyuruh warga asal Minangkabau di Palembang, Sumatera Selatan dan daerah lainnya untuk memilih satu pasangan calon tertentu dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 baik untuk Provinsi Sumatera Selatan maupun untuk Kota Palembang.
Semua warga Minang asal Agam dan Bukittinggi yang berdomisili di Kota Palembang, Sumatera Selatan bebas memilih pasangan calon peserta Pilkada Sumsel atau Pemilihan Gubernur (Pilgub) tahun 2024.
“Semua warga IKAB bebas merdeka mendukung, memilih dan memenangkan calon yang menurut mereka terbaik dan bisa membuat daerah maju dan rakyat di Sumsel lebih sejahtera,” kata Ir. Reflin Arda, MSi, Ketua Umum IKAB Palembang, Ahad (8/9/2024).
Penegasan sikap IKAB ini disampaikan setelah rapat pengurus yang dilaksankaan pada hari Sabtu (7/9/2024) di Sekretariat IKAB Palembang, Komplek Mustika Perdana Blok B Jalan Kolonel Sulaiman Amin No.03A RT. 049 RW.07, Kelurahan Bukit Baru Kecamatan Alang-alang Lebar Kota Palembang.
Rapat dihadiri langsung oleh salah satu Pembina IKAB, Prof. Dr. H. Chairil Anwar Ph.D, pengawas dan penasehat, Dr. H. Welly Refnealdi, M.Kes, PhD, cerdik pandai, Drs. Syahrir Kamal Marah Sulaiman dan para pengurus lainnya.
“Kami perlu menyampaikan sikap tegas ini kepada semua warga Minang asal Agam dan Bukittinggi khususnya dan warga Minangkabau semuanya untuk merespon perkembangan belakangan ini,” katanya.
Reflin Arda yang berasal dari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam dan alumni Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) ini mengatakan, pengurus menyampaikan kepada semua warga IKAB Palembang dan kepada semua Urang Minang di Sumsel agar berpartisipasi aktif dalam Pilkada serentak 2024. Sebaiknya jangan sampai ada yang tidak memilih atau golongan putih (Golput).
Reflin didampingi Sekretaris Umum IKAB Palembang, Afdhal Azmi Jambak, SH, Drs. Syahrir Kamal Marah Sulaiman dan Rizal Chaniago (tokoh pemuda) menyatakan, warga Minang asal Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi yang tergabung di IKAB Palembang hendaknya jangan sampai dimanfaatkan dan atau “dijual” oleh oknum-oknum dan atau lembaga-lembaga tertentu untuk kepentingan pribadi atau kelompok mereka.
“Kami mengetahui dan menyadari bahwa warga IKAB Palembang ada yang menjadi pengurus partai politik di partai berbeda-beda. Ada yang menjadi pendukung calon yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu silahkan dukung dan pilih calon yang terbaik menurut bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudari masing-masing. Pilih calon kepala daerah yang terbaik, cerdas, punya konsep bagus, punya track record bagus dan diyakini bisa memajukan daerah dan membuat rakyat makmur sejahtera” tambah Afdhal Azmi Jambak.
Untuk Provinsi Sumatera Selatan sampai Minggu (8/9/2024) ada tiga pasangan bakal calon yang mendaftarkan diri dan didaftarkan partai politik pengusung. “Moga semua ketiga pasangan calon itu dinyatakan sah dan ditetapkan sebagai calon. Kita tunggu penetapan resmi dari KPUD Provinsi Sumsel,” tambah Afdhal yang juga wartawan dan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel.
Ketiga pasangan bakal calon kepala daerah Sumsel itu adalah; H. Herman Deru, SH-Cik Ujang, SH (HDCU), Ir. Eddy Santana Putra, MT-DR. Riezky Aprilia (ERA) dan Ir. H. Mawardi Yahya-Hj. RA Anita Noeringhati, SH, MH (Matahati)
Herman Deru dan Mawardi Yahya adalah incumbent yang menjadi Gubernur dan Wagub Sumsel 2018-2023, tetapi pada Pilkada 2024 ini keduanya maju sebagai calon gubernur. Sedangkan Eddy Santana Putra adalah pendatang baru, anggota Komisi V DPR RI dan mantan Walikota Palembang dua periode yang membuat Kota Palembang menjadi Kota Terbersih di Indonesia dengan berbagai pembangunan monumental.
“Kalau ketiga pasangan tersebut sah sebagai calon, silakan warga IKAB mendukung dan memilih pasangan mana yang diinginkan. Masing-masing punya hak. Yang ingin memilih pendatang baru, silakan pilih Eddy Santana Putra. Yang mau memilih Cagub baru Matahati, silakan pilih Matahati. Dan, yang ingin memilih HDCU silakan pilih HDCU. Kami pengurus IKAB Palembang berpendapat ketiga pasangan tersebut punya kelebihan dan kekurangan masing-masing,” kata Reflin Arda pula.
Penasehat IKAB Palembang, Dr. Welly Refnealdi, PhD mengingatkan warga Minang khususnya warga IKAB agar pandai-pandai dan hati-hati dalam Pilkada yang diharapkan riang gembira ini. “Jangan sampai kebablasan mendukung satu pasangan calon tertentu dengan membabi buta dan secara vulgar. Kalau pasangan itu kalah, pasti ada dampaknya bagi pendukung tersebut,” kata mantan Direktur Keuangan RSMH Palembang ini.
Bagi yang sedang bermasalah dan atau punya potensi ada masalah hukum, sebaiknya menahan diri. Jangan membabi-buta dan vulgar. “Bagi yang ASN, TNI dan Polri serta pegawai BUMN haruslah taat dengan peraturan yang berlaku bagi mereka,” katanya.
“Benar itu. Harus hati-hati dan sebaiknya memilih yang terbaik,” tambah Pembina IKAB, Prof. Dr. Chairil Anwar yang berasal dari Balingka, Kabupaten Agam tersebut.
Mengenai adanya berita tentang Lembaga Kajian Politik Hukum Minang (LKPHM) yang merekomendasikan agar warga Minang untuk memilih pasangan HDCU, baik Reflin, Afdhal, Syahrir Kamal, Rizal maupun Welly serta pengurus IKAB lainnya menegaskan lembaga tersebut bukanlah representasi masyarakat Minang di Sumsel. LKPHM itu milik sejumlah orang yang ada di lembaga tersebut.
“Tidak ada keharusan menuruti rekomendasi itu. Bagi yang mau pilih Eddy Santana silakan pilih pasangan ERA. Bagi yang ingin pilih Mawardi Yahya silakan pilih Matahati. Bagi yang mau memilih Herman Deru, silahkan pilih HDCU. Silakan memilih sesuai penilaian masing-masing,” kata Reflin.
Rizal Chaniago menambahkan dari pantauannya warga Sumsel asal Minang ini tidak berada di satu pasangan calon saja. Secara pribadi ada yang menjadi relawan Matahati, ada yang relawan HDCU dan ada juga yang masuk tim ERA. ”Bahkan ada juga yang main dua kaki,” kata lelaki asal Kamang, Kabupaten Agam ini.
“Kita IKAB tidak hadir saat diundang untuk rapat konsolidasi LKPHM pada 9 Agustus 2024 lalu. Alasan yang disampaikan antara lain;
1. IKAB Palembang tidak ikut politik praktis sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IKAB Palembang.
2. IKAB Palembang bukan bagian dari LKPHM SS.
3. IKAB Palembang secara organisasi tidak memberikan pernyataan mendukung atau akan memenangkan pasangan calon kepala daerah tertentu karena khawatir bisa berdampak terhadap para anggota yang berstatus pegawai negeri, anggota TNI dan Polri serta kalangan wiraswasta apabila yang didukung kalah.
Untuk Pilkada Kota Palembang, juga terdapat tiga pasangan bakal calon yang mendaftar ke KPUD Kota Palembang. Ketiga pasangan tersebut adalah;
1. Yudha Pratomo Mahyudin-Baharuddin.
2. Fitrianti Agustinda dan Nandriani Octarina..
3. Ratu Dewa-Prima Salam.
“Kalau ketiga pasangan tersebut sah dan resmi sebagai calon, silakan warga IKAB memilih salah satu pasangan yang menurut pendapat dan penilaian masing-masing terbaik dan mampu memajukan Palembang serta membuat rakyat Palembang terutama warga asal Minang bahagia, nyaman dan sejahtera,” kata Afdhal. (D2n)