Fakultas Dakwah UIN SAIZU Purwokerto yang ada di Purbalingga menyelenggarakan event bedah buku “Jum’at Call : Gus Mus Menyapa Umat” yang diterbitkan Rizquna karya Rujito, M.Sos atau lebih dikenal dengan Djito el fateh Dosen Fakultas Dakwah UIN SAIZU kamis, 14 November 2024.
Acara bedah buku ini dihadiri oleh kalangan akademisi, mahasiswa dan penyuluh agama Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga.
Bedah buku ini mengupas tentang dawuh-dawuh Gus Mus yang masih sangat relevan sampai sekarang yang ada di konten jum’at call di akun official Gusmuschannel.
Hadir Kepala Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UUS Uswatusolihah, M.A yang sekaligus membuka acara bedah buku tersebut.
Acara inti yaitu membedah buku oleh Fitriana Pusporini Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama kabupaten Purbalingga. Fitri menyampaikan point-point penting dalam buku tersebut, yaitu : Program Jumat Call Gus Mus, Konsep Islam Rahmatan lilalamin, Indikator Moderasi Beragama, dan Dakwah Humanisme Gus Mus di Era Digital.
Panitia acara bedah buku tersebut adalah mahasiswa-mahasiswi fakultas dakwah jurusan komunikasi dan penyiaran Islam kelompok D yang dikenal dengan nama DComunication. Tema yang diambil yaitu Mekanisme Dakwah Gus Mus dalam Merevitalisasi Pemuda di Era Digital.
Kenapa penulis memilih sosok Gus Mus karena beliau konsisten dalam membuat konten dan juga tak canggung menyesuaikan media sosial yang dekat dengan generasi Z. Jumat call sendiri awalnya ada di platform x (twitter) sampai kemudian direproduksi di akun Instagram.
Pembedah memberikan Kesimpulan bahwa buku ini penuh makna, padat ,bergizi, dan menginspirasi. Karena dawuh-dawuh Gus Mus sangat relevan dengan era digital saat ini. Dan menjadi panutan bagi generasi Z dan milenial untuk ikut berkontribusi mengisi konten-konten positif di media sosial.
Sejumlah peserta sangat antusias dan mengajukan pertanyan kepada penulis dan pembedah buku. Buku setebal 128 halaman tersebut mendapat kehormatan dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas periode 2020-2024. Catatan Epilog dari Dr. Abdul Hamid, penulis buku best seller Literasi digital Santri Milenial.
Harapan dari kegiatan bedah buku ini ,antara lain: meningkatkan minat baca, memberikan pengetahuan, menumbuhkembangkan karya lokal, membantu pembaca mendapatkan buku, dan memotivasi pembaca untuk membangun hal yang positif. -(Fitriana)
(Mega)