Aktivis ini Minta Pemerintah Daerah Kroscek Pekerjaan Lapen Di Desa Nepa dan Polemik yang Bergulir

Share artikel ini

 

Sampang, || detikNews86.com – Akhir- akhir ini banyak pemberitaan pembangunan proyek menjadi sorotan publik terkait pekerjaan yang ternilai buruk serta dirasa adanya penyimpangan baik secara administratif ataupun regulatif pekerjaan.

 

 

Baru-baru ini publik diramaikan adanya pembangunan jalan lapen yang berlokasi di Desa Nepa, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, yang kini tengah jadi sorotan siapa aktor sekaligus penanggung jawab dibalik pekerjaan tersebut.

 

Sorotan ini juga menyulutnya masyarakat setempat yang mengabarkan jika Kantor balai Desa seharusnya difungsikan untuk jadikan tempat pertemuan atau kegiatan pemerintah desa setempat hal tersebut kini bertolak belakang hingga menjadi buah bibir warga setempat.

 

Menurut warga setempat yang bisa dijadikan narasumber, dia mengatakan telah bertahun-tahun Kantor Balai Desa dibiarkan kosong hingga terbengkalai , internet desa yang seharusnya ada namun tidak difungsikan sebagaimana keperuntukan warga desa tersebut.

 

” Kantor balai desa sudah bertahun-tahun dibiarkan sepi tidak di fungsikan tak ada aktivitas apapun , internet desa juga yang tidak di fungsikan dengan baik, kan itu wes di anggarkan oleh pemerintah, ” ungkap warga setempat yang tidak ingin disebut namanya. Rabu 18/12/2024.

 

Apalagi adanya pembangunan jalan lapen yang di bangun oleh pemerintah desa ini kini mejadi sorotan serius hingga aktivis ini angkat bicara, Situasi ini mengundang perhatian serius publik baik dari pihak Kecamatan Banyuates dan Pemerintah Kabupaten Sampang .

 

Timbul rasa kecewa dari salah satu warganya atas kegagalan pemerintah Desa Nepa. NB menjelaskan atas kekecewaan ini pada media terkait kondisi desanya yang terkesan dibiarkan tanpa pengawasan serius pemerintah desa, lebih kuatnya lagi adanya pekerjaan lapen yang kondisinya dikerjakan asal-asalan lebih parahnya lagi pihak pelaksan yang tidak memasang papan informasi.

 

“ kayak memang tidak diperhitungkan desa kami , balai desa yang terbengkalai, apalagi pekerjaan lapen yang anehnya tidak dilengkapi papan informasi proyek. Ini jelas menimbulkan kecurigaan,” ujar NB dengan nada kecewa.

 

Terpisah , aktivis ini angkat bicara mengenai permasalahan ini dan ia meminta kepada pemerintah daerah terutama instansi terkait agar menindaklanjuti adanya laporan tersebut.

 

Sekretaris Garda Kawal Sampang (GKS) bersama tim media langsung turun ke lapangan. Hasil investigasi di lokasi menguatkan apa yang diungkapkan NB. Proyek lapen yang sedang dikerjakan di Desa Nepa terlihat mencurigakan dan diduga tidak sesuai spesifikasi.

 

“Fakta di lapangan cukup mencengangkan. Kantor balai desa dibiarkan kosong, internet desa mati total, dan pekerjaan lapen tanpa papan informasi proyek. Semua ini sangat patut diduga merugikan keuangan negara,” kata Azis, Sekretaris GKS. Selasa 17/12/2024.

 

 

Aziz menyimpulkan , adanya indikasi ini tetap menjadi persoalan serius yang tidak bisa dibiarkan berlarut-larut . Desa Nepa kini menjadi buah bibir di tengah masyarakat Sampang, yang mempertanyakan transparansi dan pengawasan dari pihak terkait.

 

Pria ini dengan tegas meminta dinas terkait untuk segera turun tangan dan melihat langsung kelapangan adanya laporan tersebut, dan memastikan pihak pemerintah desa setempat tidak hanya duduk diam dan tutup mata pada warganya, dan mengentas polemik ini tidak melebar.

 

 

“Kami mendesak pemerintah dan pihak terkait segera mengaudit proyek lapen yang mencurigakan, serta menindaklanjuti persoalan kantor desa yang kosong dan internet yang tidak berfungsi. Jangan sampai ada indikasi penyalahgunaan anggaran yang dibiarkan begitu saja,” pungkas Aziz .

 

 

Sorotan tajam dari publik ini menjadi peringatan keras bahwa persoalan transparansi dan akuntabilitas di tingkat desa harus menjadi prioritas pemerintah. Jika dibiarkan, bukan hanya uang negara yang dirugikan, tapi juga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang semakin terkikis.

 

 

 

Robby