Sejumlah SD Negeri di Wilayah Brebes Selatan Memprihatinkan Butuh Perhatian Serius 

Share artikel ini
Atap SD Negeri di Brebes kondisinya memprihatinkan membutuhkan perhatian serius

Brebes, detikNews86.com – Kondisi infrastruktur sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Brebes Selatan, mencakup Kecamatan Bumiayu, dan Bantarkawung semakin memprihatinkan. Berbagai kerusakan, mulai dari atap ambruk hingga bangunan rapuh, menjadi tantangan besar bagi kelancaran kegiatan belajar-mengajar.

Kondisi darurat dialami SD Negeri Dukuhturi 03 di Kecamatan Bumiayu berupa penyangga atap ruang kelas 5 harus ditopang tiang bambu, dengan atap bergelombang yang membahayakan keselamatan siswa.

“Kami sangat membutuhkan perhatian serius dari Dinas terkait,” kata Herwati, Kepala Sekolah SD Negeri Dukuhturi 03, Senin (23/12/2024).

Selain itu, Kepala Sekolah SD Negeri Dukuhturi 1 Kecamatan Bumiayu, Umi Kulsum mengatakan, satu ruang kelasnya ambruk, ia juga kesulitan untuk mengajar siswa-siswi nya.

“Kondisi tersebut memaksa pengelolaan ruang belajar menjadi lebih sulit dan rawan pencurian, karena tidak ada pagar keliling serta tidak memiliki Musholla,” ujarnya.

Sementara itu, SD Negeri Kelierang 1 di Kecamatan Bumiayu yang dipimpin oleh Abdul Ghafi saat ini menghadapi kerusakan serius pada beberapa ruang kelas.

“Hampir semua bangunan rusak, hal tersebut menghambat kegiatan belajar-mengajar secara signifikan,” kata Abdul Ghafi.

Untuk di SD Negeri 2 Banjarsari di Kecamatan Bantarkawung, Sandhi Prihatnolo ia melaporkan kerusakan parah pada ruang kelas yang sudah ambruk.

“Ada dua ruang kelas 2 yang terancam, pondasi bangunan terjadi keretakan karena tanah kabil,” terangnya.

Ia menjelaskan, bahwa mereka harus membagi satu ruangan untuk dua kelas meski dindingnya retak-retak.

Kemudian di SD Negeri Tambakserang 04, ruang kelas 3 tidak memiliki atap dan dinding. Bangunan ini kini digunakan untuk menanam ubi. Kepala sekolah, Wahid menuturkan, bahwa kondisi ini sangat menyulitkan siswa untuk belajar.

Adapun Kepala SD Negeri 2 Mayana, Wasta menjelaskan, bahwa tiga ruang kelas dikosongkan sejak 2020 karena kerusakan atap. Aktivitas belajar dilakukan di ruang darurat dengan kondisi serba terbatas.

Dengan Kondisi Serupa juga terjadi di sejumlah sekolah lain, diantaranya SD Negeri Cikuning 1 dan 2. Saat hujan turun pada pagi hari, atap yang bocor memaksa murid-murid di bubarkan karena khawatir terjadi atap ruang sekolah ambruk.

SD Negeri Bantarkawung 4, bangunan sudah rapuh sekitar 30 tahunan, perlu direnovasi mendesak. Meski wali murid sudah pernah bantu bangun satu lokal ruang kelas.

SD Negeri Sindangwangi 3, Bangunan tahun 1973, kelas 1-3 juga hampir roboh. SD Negeri 07 Pangebatan, kekurangan ruang kelas, pembangunan belum terealisasi.

SD Negeri Karangpari 02, Ruang kelas 6 tidak bisa digunakan. Bangunan tahun 1974 kondisi bangunan sudah rapuh termakan usia.

Berikutnya SD Negeri Cinanas 2 merupakan bangunan tahun 1969, namun kondisi ruang kelas 4 saat ini rapuh dan butuh penambahan ruang kelas.

Rukat S, Koorwilsatpendik Bantarkawung menyampaikan, kerusakan ini mengundang keprihatinan berbagai pihak. Pemerintah dan dinas terkait diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan demi keselamatan siswa dan kelancaran kegiatan belajar-mengajar.

“Pendidikan yang layak adalah hak dasar anak-anak dan kunci membangun masa depan bangsa,” ujar Rukat.***