Simalungun.//detikNews86.com – Sungguh sangat memalukan kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun yang seakan akan beralih fungsi menjadi toko atau suplayer baju batik bagi siswa siswi.
Banyak orangtua siswa/i yang mengeluhkan dugaan pemaksaan untuk membeli baju batik untuk tingkat SMP dengan harga Rp. 120.000 padahal saat ini masa pandemi Covid- 19 dan imbas perekonomian yang masih kurang stabil tetapi para orangtua murid dibebani.
Menanggapi hal itu, Ketua LSM Forum 13 Indonesia Syamp Siadari meminta supaya Bupati Simalungun Radiapoh H Sinaga baik melalui Kadis Pendidikan Simalungun Zocson Silalahi menarik kembali baju batik yang telah dibagikan bagi siswa/i SMP se- Simalungun, Rabu (27/4/20222).
“Kok makin parah Simalungun ini, masih jaman paksa memaksa membeli baju batik, bahkan sudah dibagikan untuk tingkat SMP dan untuk SD sesuai yang kita tau akan segera dibagikan juga, harganya juga sangat mencekik leher para orangtua murid” kesal Syamp.
“Ini momok buruk bagi masa pemrintahan Bupati Radiapoh Sinaga yang sudah berjalan 1 tahun setelag dilantik, harusnya lebih mengutamakan visi misi dan program kerja dalam percepatan pembangunan dan perekonomian efek pandemi Covid- 19 bukan malah melahirkan kesengsaraan bagi orangtua murid yang dipaksakan membeli baju batik bagi anaknya” jelas Syamp.
Dengan tegas Syamp Siadari meminta supaya Kadis Pendidikan Simalungun, Zocson Silalahi memerintahkan semua Ka. UPT Kecamatan/ Korcam segera instruksikan semua Kepala Sekolah menarik baju yang telah dibagikan.
“Jangan sengsarakan rakyatmu, jangan sengsarakan orangtua siswa/i, saya meminta supaya Kadis Pendidikan saudara Zocson Silalahi menarik semua baju batik yang sudah dibagikan ke murid SMP dan jangan paksakan kehendak yang tidak relevan memajukan mutu pendidikan di Simalungun” tutur Syamp.
Kepala Dinas Pendidikan Simalungun, Zocson Silalahi sampai berita ini dipublis belum bersedia memberikan komentar saat dikonfirmasi melalui selular. (ibs)