Museum Saman Harus di Bangun Pemerintah Pusat di Gayo Lues 

Share artikel ini

DetikNews86, Gayo Lues | Papua telah memiliki Museum Noken dibangun oleh Pemerintah Pusat di Papua. Tapi usulan pembangunan Saman Center sampai  sekarang belum juga direspon. Padahal Saman dan Noken sama-sama telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO. Saman ditetapkan pada 2011 dan Noken pada 2012.

Hal ini menggusarkan pegiat Saman yang juga CEO Duta Saman Istitute, Aminnulah Adnan. Seperti dilansir SerambiNews.com pada Kamis (15/07/2022)

“Terus terang saya kaget ternyata Pusat sudah membangun Museum Noken di Papua. Tapi belum ada  Museum Saman atau Saman Center,” kata Aminnulah di Jakarta.

Secara khusus Aminnulah kemudian mengusulkan melalui Direktur Perlindungan Kebudayaan Kemendikbud Irini Dewi Wanti agar Pusat  membangun Saman Center, seperti yang sudah pernah diusulkan oleh Bupati Gayo Lues pada 2018.

“Kami mohon, kiranya Pemerintah juga berkenan membangun Saman Center di Gayo Lues sebab  Saman juga warisan budaya tak benda dunia,” kata Aminnulah.

Sejak ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO pada 2011, Saman Gayo masih berstatus terancam punah (urgend safeguarding).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  memandang perlu adanya penanganan khusus tentang Saman dan Noken sehingga bisa keluar dari status terancam punah.

Ini disampaikan Direktur Perlindungan Kebudayaan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti.

Ia mengatakan Saman ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia pada 2011 dan Noken dari Papua pada 2012. Namun setelah sebelas tahun, status Saman dan Noken tetap “terancam punah.”

“Karenanya diperlukan langkah khusus untuk meningkatkan status produk budaya tersebut,” kata Irini.

Diharapkan pada 2023 mendatang akan lahir satu Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Mendikbudristek) untuk menangani hal ini.

“Sekarang kita sedang godok rancangan Permendikbudristek melibatkan banyak kalangan, pegiat, komunitas, pemerintah daerah dan sebagainya. Kita sedang garap secara bertahap. Nanti kita akan bertemu dengan pemerintah daerah,” katanya.

Aminnulah Adnan menyambut baik kehadiran Permendikbudristek tersebut.  Ia mengatakan, sudah seharusnya ada langkah khusus dari Pemerintah dan dunia untuk menyelamatkan dan memperhatikan pengembangan saman, bukan saja di tingkat kabupaten, melainkan Indonesia dan dunia.

“Ini yang sejak awal kita harapkan, kita menunggu Permendikbudristek dan Saman Centre,” kata Amin. (KPA)