detiknews86.com-samisir(Sumut)-Kejadian percekcokan berawal pada Hari Sabtu, tanggal 23 April 2022 kira-kira jam 08.00 pagi. Maharjanj malau selesai berdoa, dan keluar dari dalam rumah kediamannya seraya keliling-keliling.setelah itu Maharjani malau berputar ke arah sebelah samping kanan rumah untuk melihat situasi dan kondisi pemandangan kebun pinus.
Dari kejauhan Maharjani malau melihat sosok laki-laki berbaju putih datang dengan ngomel-ngomel & marah-marah tidak karuan. Karena kuatir Maharjani segera memanggil Abang dan anaknya dari rumah di sebelah di mana Maharjani malau tinggal.tanpa dikomando perdebatan pun terjadi.ditengah perdebatan tersebut, Abang kandung maharjani malau mengalami tindakan yang tidak menyenangkan dan hampir terjatuh karena didorong si pelaku/ oknum yang bernama Karmen Sitio. warga beda kampung/ desa dan juga tidak ada memiliki hubungan darah dengan keluarga Maharjani malau.
Akibat perbuatan itu perdebatan pun semakin sengit, karena Karmen mengaku-ngaku bahwa tanah tempat kelahiran dan tempat tinggal Maharjani malau diklaim sebagai tanah milik Karmen sitio.
Kemudian Abang Maharjani malau membantah dan menantang Karmen untuk menunjukkan bukti akan kepelimikan tanah tersebut, dan kami juga akan tunjukkan bukti-bukti tanah kepemilikan kami.Sebagai buktinya ada rumah kami dan ada tugu atau Makam Keluarga kami. Karmen pun kelabakan tidak bisa menjawab, tetapi Karmen terus menantang Maharjani dan abangnya dengan mengatakan “jika perlu pergi kamu lapor ke polisi supaya aku tahu siapa kamu!!”. Kami pun menjawabnya bergantian demikian, “kamu tenang saja, namamu sudah ada di Polres. Hanya tinggal menunggu untuk kamu dipanggil di Proses”. Ucapnya
Kemudian Abang Maharjani malau mengusir Karmen” dengan mengatakan kamu tamu tidak diundang, jadi segera angkat kaki,pergi supaya tidak mengganggu kami kerja dan jangan pernah datang untuk mengganggu dan meneror kami” ungkapnya
Setelah itu “Karmen sitio melangkah pergi keeumahnya sambil bicara tidak karu-karuan tidak mau berhenti bicara. bahkan dengan suara lantang dan yang sangat jelas kami dengarkan! Karmen berkata “panggil polisimu itu biar saya tahu siapa kamu!” Saya pun sontak menjawab “apa kamu bilang? Apakah kamu meminta kami panggil polisi?” Jawab dia “iya, panggil lah polisimu itu supaya saya tahu siapa kamu!”
Saya pun menjawabnya “kamu tenang saja, sebentar lagi polisi juga akan datang menjemput kamu”. Tetapi tiba-tiba Karmen menyerang saya dengan b menusukkan sebatang bambu berukuran 1,5 meter yang salah satu ujungnya kelihatan tajam sambil berkata “kamu juga kutusuk”!.
Akan tetapi saya tidak terluka,karena spontan saya mengelak dari serangan itu. Setelah itu secara tiba -tiba Sittonaris Sitio datang mendekat dalam keadaan sedang memegang Kampak dan parang tersangkut dipinggangnya seraya berkata “awas, disini harus ada salah satu orang yang mati !””.
Merasa mendapatkan dukungan dengan perkataan itu,Karmen pun merasa diatas angin dan mengatakan “ayo kita lihat dan buktikan” kami pun sangat merasa ketakutan mendengarkan ancaman dari Sittonaris Sitio itu” tutur Maharjani malau
kemudian Abang dari Maharjani malau berusaha untuk menenangkan situasi supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. maka Abang Maharjani mengatakan dan memohon kepada kedua pelaku itu untuk segera pergi dan meninggalkan kampung itu dengan berkata, “sudahlah kalian pulang ke kampung kalian dan jangan mengganggu kami kerja, jangan teror kami terus”. Karena sudah sangat jelas meresahkan dan mengganggu keamanan kami; kalian sudah banyak merugikan kami baik materi maupun immateril. Abang saya mengusir mereka untuk kedua kalinya, dan akhirnya mereka pulang” pungkas maharjani malau.
(TBN/RED)