Bupati Shabela bangga ajudan Presiden berbusana Kerawang Gayo

Share artikel ini

DetikNews86.com–Takengon | Presiden Joko Widodo, hari ini Selasa (16/08) siang, menghadiri rapat sidang paripurna bersama DPR RI, yang digelar di Ruang Rapat Paripurna Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan Jakarta.

Rapat Paripurna dengan agenda utama pidato Presiden RI pada Penyampaian Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-undang tentang APBN Tahun 2023 beserta nota keuangannya tersebut, dibuka oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani.

Selain isi pidato yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kesempatan itu, suatu hal yang turut menarik perhatian, adalah tampilnya dua pria yang berdiri tegap dibelakang Presiden Jokowi, yang diketahui merupakan Asisten Ajudan Presiden Jokowi, yakni AKP Syarif Muhammad Fitriansyah dan Kapten (Inf) Mat Sony Misturi.

Keduanya tampil elegan dan gagah mengenakan busana dan wastra bermotif kerajinan khas Kerawang Gayo yang lazimnya digunakan oleh masyarakat di Dataran Tinggi Gayo Provinsi Aceh.

Selain mengenakan kain “upuh pawak” dan sabuk ikat pinggang “genit ketawak”, kedua ajudan tersebut juga terlihat menggunakan destar penutup kepala yang disebut “Bulang pengkah” yang menunjukan simbol kewibawaan dan kegagahan laki-laki Gayo.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Shabela Abubakar yang ditemui disela-sela kegiatan anjangsana menyambut HUT RI Ke-77 di Kabupaten Aceh Tengah, menyambut gembira dan mengungkapkan rasa bangga atas semakin diminatinya pakaian juga wastra bermotif kerawang Gayo digunakan sebagai busana resmi dalam acara kenegaraan.

Disebutkannya, penyandangan pakaian bermotif Kerawang Gayo yang ditampilkan dalam kegiatan resmi kenegaraan, secara tidak langsung semakin mempertegas bahwa hasil kerajinan kerawang Gayo telah menjadi ragam kain unggulan Nusantara dan merupakan bahagian dari karya seni kekayaan budaya bangsa Indonesia yang perlu didukung pengembangannya.

“Tentu saja kami sangat gembira dan bangga, karena busana bermotif Kerawang Gayo kembali ditampilkan dalam acara resmi kenegaraan, sebagaimana pernah dipakai Ketua MPR RI pada peringatan Hari Pancasila tahun 2021 lalu,” ucap bupati.

“Tentu saja hal ini harus kita sambut dengan rasa syukur dan bangga, bahwa dengan adanya penyematan pakaian adat dari daerah kita (dataran tinggi Gayo_red), kerajinan Kerawang Gayo semakin populer dan dikenal seluruh masyarakat Indonesia,” lanjutnya.

Oleh karena itu, orang nomor satu di Kabupaten Aceh Tengah ini kembali mengajak seluruh warga masyarakat di dataran tinggi Gayo dan atau provinsi Aceh pada umumnya, untuk senantiasa melestarikan dan membudayakan penggunaan pakaian bermotif Kerawang Gayo dalam aktifitas kegiatan formal maupun nonformal, karena ini akan menunjukan identitas kita yang kaya akan seni dan budaya.

Tak lupa, bupati juga mengingatkan instansi pembina dan para pelaku usaha kerajinan kerawang Gayo didaerahnya, agar selalu memiliki motivasi dalam meningkatkan nilai seni dan kualitas produk dengan harga bersaing, sehingga mampu menembus pasar yang lebih luas.

“ini juga perlu menjadi perhatian serius bagi pelaku industri kerajinan kerawang Gayo, terutama sekali instansi pembina dan Dekranasda harus terus berinovasi atau berimprovisasi dalam meningkatkan nilai seni dan kualitas produksi. Tapi jangan lupa, harganya harus wajar dan sesuai segmen pembeli.” Harap Shabela.[KPA]