DetikNews86.com-Kutacane | Pasiops Kodim 0108/Agara Kapten Inf Jujur Lubis ikuti kegiatan Peringati Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke-63 dengan mengangkat tema Bergerak Bersama Mewujudkan Merdeka Belajar Untuk Generasi Penerus Yang Islami, Tangguh, Kreatif dan Hebat.
Kegiatan itu diikuti lebih dari 200 orang diantaranya Bupati Kabupaten Aceh Tenggara Drs. Raidin Pinem, M. Ap, Pasi Ops Kodim 0108/Agara Kapten Inf Jujur Lubis, Kapolres Agara diwakili oleh Kabag Ren Polres Agara AKP Buriani, Kajari Negeri Kutacane diwakili oleh Kasih Intel Kajari Negeri Kutacane Saiful Bahri, SH, Ketua Pengadilan Kutacane Fitriadi, SH, MH, Ketua Mahkamah Syariah Kutacane diwakili oleh Wakil Ketua Mahkamah Syariah Kutacane M. Nawawi, SH, MH
Selanjutnya, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kab. Agara Saiful Bahri, S.Pd, M. Si, Ketua DPRK Agara diwakili oleh Wakil l DPRK Agara Jamudin Selian, Ketua MAA Kutacane Thalib Akbar M, Sc, Para Asisten Pemkab Agara, Kepala SKPK Pemkab. Agara, Ibu Darma Wanita Pemkab. Agara, Para Kepala Sekolah, Guru dan Staf Sekolah se-Kab. Agara, Siswa/i SMP Negeri 1 Kutacane, Siswa/i SMA Negeri 1 Kutacane, Insan LSM, Pers dan Media Kab. Agara, dan Tamu undangan lainnya.
Awal kegiatan berlangsung pengibaran bendera merah putih oleh Paskibra SMA Negeri 1 Kutacane, mengheningkan cipta, dan pembacaan UUD 1945 oleh Hakimah Sarah, S.Pd Kepala Sekolah SMPN 3 Bambel.
Dalam pembacaan amanat Gubernur Aceh, yang dibacakan oleh Bupati Kabupaten Aceh Tenggara mengatakan, “Penekanan saya atas nama pribadi dan pemerintah Aceh menghaturkan rasa hormat mendalam kepada segenap insan pendidikan Aceh, atas dedikasinya selama ini yang tiada kenal kata lelah, berjuang mencerdaskan anak didiknya dan membangkitkan mereka harapan untuk tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas, berpengetahuan, dan berakhlak mulia.
Pandemi covid-19 tidak hanya berimbas pada sektor kesehatan saja, tetapi juga sektor-sektor lainnya termasuk pendidikan. Salah satu dampaknya, pandemi mengubah metode penyelenggaraan sistem pendidikan saat 2 tahun terakhir ini, dimana kegiatan belajar mengajar konvensional yang selama ini dipraktikkan di sekolah-sekolah telah berlangsung secara daring (online), kini berkat kerja keras kita semua pengendalian covid-19 telah mampu kita atasi, dan siswa-siswi sekarang ini telah kembali belajar secara tatap muka, mudah-mudahan metode pembelajaran seperti ini akan berlangsung selamanya.
Pada situasi apapun, ritme pendidikan tidak boleh berhenti, karena pendidikan akan menentukan bagaimana masa depan bangsa ini, untuk menjadi bangsa yang beradab, cerdas dan siap berkompetisi di era globalisasi. Selain itu, pendidikan juga merupakan kunci keberhasilan pembangunan sumber daya manusia untuk indonesia emas 2045, yang adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan mendunia,” tuturnya.
Lanjut, “Peringatan Hardikda yang ditetapkan pertama kali pada tanggal 2 september 1959, merupakan tonggak dan pendorong berkembangnya pendidikan aceh. Keberadaan Hardikda tidak terlepas dari perjuangan para tokoh pendidikan aceh terdahulu, yang mengusung cita-cita luhur untuk memperkuat basis pembangunan sumber daya manusia, yang memiliki kreativitas dan kecerdasan yang tinggi.
Melalui momentum hari pendidikan aceh ini, kita perkuat tekad untuk dapat melahirkan generasi penerus aceh yang cakap, religius, kreatif, inovatif, inventif, pekerja keras, berdaya saing tinggi, serta memiliki karakter keacehan yang kental. dengan generasi muda yang berkualitas, kita pasti akan mampu membawa perubahan yang terbaik bagi generasi penerus aceh di masa depan,” imbuhnya.
“Mengingat pentingnya pembangunan sektor pendidikan untuk membangun aceh di masa kini dan masa depan, maka pemerintah aceh menempatkan bidang pendidikan sebagai salah satu program prioritas pembangunan dalam rpjma 2022-2027.
Melalui berbagai program prioritas, antara lain, penguatan pendidikan vokasional di berbagai bidang, penyediaan fasilitas pendidikan yang lengkap, dan pemerataan rasio guru di seluruh daerah. Selain itu, peningkatan kompetensi guru, penyediaan beasiswa bagi anak yatim dan anak miskin, serta beasiswa bagi putra-putri aceh yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.
Tujuan program ini adalah untuk menghasilkan anak-anak aceh yang cerdas, berkarakter, berakhlak mulia dan memiliki daya saing sehingga mampu mengukir prestasi yang membanggakan. Program ini bisa terwujud jika seluruh elemen masyarakat mendukung sepenuhnya, terutama para pemangku jabatan yang berwenang untuk dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin, dan saling bersinergi dengan lembaga terkait khususnya dalam membangun pendidikan di Aceh. Untuk mendukung program-program tersebut, pemerintah aceh membutuhkan anggaran pendidikan sekitar 20 persen dari APBA, tapi juga diperkuat pula dengan dukungan dari dana otonomi khusus aceh (Doka),” tutupnya.
Acara tambahan, dilakukan pelepasan pita Hardikda ke -63 tahun 2022 di wilayah kabupaten Aceh Tenggara, dan ditutup dengan pembacaan Do’a. [KPA]