oleh
oleh
Share artikel ini

KETUA LPRI,”AROMA KUAT DUGAAN INDIKASI KORUPSI SUDAH MERAMBAH DI BEBERAPA PROYEK DI LINGKUP PTBA.Tbk.

 

 

 

Perusahaan BUMN terkenal dan terbesar di Sumatra Selatan PTBA Tbk tanjung Enim saat ini saham nya Inalum sebagai pengendali tidak langsung mendapat perhatian khusus dari masyarakat muara Enim khusus nya ketua lembaga pengawasan repormasi Indonesia DPC Muara Enim.

Beberapa tahun lalu di langsir dari berita nasional Utang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) diprediksi membengkak menjadi US$ 6,5 miliar atau Rp 100 triliun lebih tahun ini, seiring rencana induk BUMN tambang ini mencaplok 20-25% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Seiring dengan itu, lembaga pemeringkat global, Moody’s, memangkas prospek peringkat utang Inalum menjadi negatif dari sebelumnya stabil. Selain utang segunung, kemerosotan kinerja anak usaha akibat jebloknya harga komoditas bakal menghajar Inalum.

Dalam keterangan resmi, Senin (13/4/2020), Moody’s mempertahankan peringkat Baa2 untuk Inalum dan obligasinya. Rating itu mencerminkan dukungan kuat pemerintah Indonesia ke Inalum. “Penurunan harga komoditas, kapasitas, dan ekspansi membuat prospek Inalum diturunkan ke negatif,” ujar Nidhi Dhruv, vice president and senior analyst Moody’s.

Moody’s, kata dia, memprediksi kinerja keuangan Inalum tahun ini lemah. Ini diperparah oleh rencana pembelian 20-25% saham Vale yang bakal dibiyai dari utang. Alhasil, utang naik menjadi US$ 6,5 miliar dan gross adjusted leverage naik menjadi 8-8,5 kali tahun ini dari 6,2 kali tahun lalu.

Untungnya, kata dia, tambahan bunga masih bisa dibayar dari dividen anak usaha, terutama dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Perusahaan batu bara ini diprediksi menyumbangkan 90% setoran dividen ke Inalum. Adapun setoran dua anak usaha lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) and PT Timah Tbk, rendah karena keuangannya lemah.

Moody’s menganggap likuiditas Inalum sangat lemah dan dana tunai perusahaan tidak cukup membiayai capex dan kewajiban pembayaran utang. Dalam 12-18 bulan ke depan, utang jatuh tempo yang harus dibayar Inalum mencapai US$ 1 miliar.

Kami masyarakat awam menyimpul kan,”apakah dengan keadaan sekarang bisa sejahtera muara Enim selaku tuan rumah yang merasakan dampak langsung atas dampak aktipitas perusahaan pertambangan,Itu tdk sejalan dg Ps 33 UUD dan UU Minerba yg memprioritaskan daerah dimana SDA wilayah muara enim

Karel,”banyak hal saat ini terjadi serta ada nya dugaan spekulasi di lingkup para petinggi perusahan yang cukup menghawatirkan berdampak pada aktipitas perusahan khusus nya PTBA Tbk berpotensi gagal pengerjaan nya,’tegas nya.

Dengan beberapa uraian di atas maka kami dari lembaga pengawasan reformasi Indonesia DPC muara Enim akan menindak lanjuti ada apa gagal nya proyek tersebut,semoga kedepan nya PTBA Tbk lebih baik lagi

M fajri .