Menikmati Sajian Kopi Di Kampung Tawardi, Pj Bupati “Kopi Gayo Nikmatnya Luar Biasa”

Share artikel ini

DetikNews86.com~Takengon | Menikmati suguhan kopi Gayo memang dapat dilakukan di mana saja. namun jika dinikmati langsung dari tempat asalnya sudah tentu cita rasanya akan semakin luar biasa, terlebih dipadukan suasana sejuk khas daerah Gayo seperti yang diungkapkan Pj Bupati Aceh Tengah, Teuku Mirzuan, saat mengunjungi Tiara Coffee Kute Panang, Kamis (5/1/2023).

Tiara Global Coffee merupakan merek dari Klaster Kelompok Tani Sara Tangke sebagai salah satu kelompok tani yang berasal dari kabupaten Aceh Tengah, tepatnya di Desa Tawardi, Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah, dengan produk unggulan Kopi Luwak.

“Rasa kopi Gayo yang berbeda di tempat aslinya. Hal ini tidak lain karena dalam budidayanya sendiri berada pada ketinggian yang berbeda, Inilah yang menyebabkan perbedaan cita rasa dari setiap kopi Gayo. Unik memang, nama yang sama tetapi memiliki cita rasa yang berbeda”, Ujarnya disela-sela obrolan sembari menikmati sajian kopi hangat bersama Owner Tiara Global Coffee.

Cita rasa yang berbeda ini dijelaskan langsung oleh, Jemalin selaku Owner Tiara Global Coffee, bahwa cita rasa ini karena penanaman kopi di area yang berbeda dengan ketinggian berbeda dan varietas yang beragam, tentunya memberi berpengaruh terhadap kualitas fisik dan rasa kopi tersebut.

Disampaikan nya pula, penjualan unggulan mereka adalah pada jenis Kopi Luwak, dengan harga sekilo kopi luwak mencapai Rp. 500 ribu, bahkan lebih.

Demikian halnya kopi natural yang populer diperdagangkan dengan istilah wine coffee, Kopi black honey serrta yellow honey, Harga satu kilo kopi jika di luar Negeri tentunya dengan kualitas ekspor hampir melampaui harga sampai dengan angka jutaan rupiah terangnya.

Untuk hasilkan kopi segar berkualitas ini, para produser kopi olahan arabika gayo juga tidak main-main. Mereka menjaga dan merawat kopinya dengan hati. Artinya, kopi yang disediakan dipetik, diolah, diroasting sedari awal proses telah di perlukan khusus untuk menjaga kualitas dan terdampak pada nilai jualnya.

Betapa tidak, kopi dipetik yang sudah matang sempurna, di giling atau menggunakan sistem huller, ada yang difermentasi dari mulai 12 jam hinga 24 jam untuk kualitas tertentu, dibersihkan, kemudian dijemur. Gabah yang sudah kering, sebagian dijadikan kopi labu. Kopi labu adalah kopi yang dibuang kulit arinya. dengan kadar air sekira 40 persen.

Pengolahan lainnya, gabah dijemur hingga kadar air 12 persen, baru di huller, sistim pengolahan kopi gayo juga terus berkembang. Disesuaikan permintaan dan harga. Bagi petani kopi gayo, semua kopi bisa dibuat sesuai keinginan para pembeli, terang Jemalin, pada Teuku Mirzuan, Pj. Bupati Aceh Tengah yang tampak antusias menikmati sajian kopi serta cerita panjang dari segelas kopi hangat yang tersuguh untuknya siang itu di Kampung Tawardi, Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah.

[KPA]