Lampung Utara//DetikNews86.com – Dalam 3 dekade terakhir ini, di tanah air kita tercinta, di setiap perkampungan, baik di desa maupun di kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam, hampir dapat dipastikan terdapat sebuah lembaga pendidikan baca tulis al Qur’an yang bernama TPQ (Taman pendidikan al Qur’an).
Dari TPQ-TPQ inilah tergantung sebuah harapan besar akan lahirnya para tunas bangsa yang memancarkan wajah-wajah sholeh dan sholehah yang tidak hanya mahir dan fasih membaca kalam Ilahi, tetapi bermental dan berakhlak Qur’ani.
Dewasa ini sudah banyak metode baca-tulis al Qur’an yang beredar luas di masyarakat, dari yang berupa buku sampai VCD, DVD dan berhasil mengantarkan ratusan ribu bahkan jutaan santri yang fasih membaca al Qur’an, namun apakah kita sudah dapat berpuas diri dan bangga diri karena mendapatkan jaminan, bahwa setiap lulusan TPA yang fasih membaca al Qur’an pasti akan menjadi pemuda dan pemudi yang soleh dan solehah?Karena realitasnya, ternyata tidak jarang anak-anak jebolan TPA yang beranjak ABG dan berbaur dengan generasi gaul (gendeng, amoral, urakan dan liar) mulai menerlantarkan ayat-ayat al Qur’an yang pernah dibaca dan dihafal dengan merdunya saat di TPA.
Berangkat dari fenomena itulah, tanpa mengurangi rasa ta’dzim dan syukur kita atas sumbangsih para kreator dan penggagas metode baca tulis al Qur’an yang sudah ada, dan tanpa bermaksud mendiskreditkan mereka,namun secara obyektif kita harus jujur dan berani mengakui adanya beberapa kekurangan yang perlu disempurnakan, yang meliputi:
Metode konvensional cenderung monoton, dan bertele-tele, karena banyak pengulangan kata dan terdiri beberapa jilid buku, sehingga cenderung membosankan, apalagi jika dipergunakan untuk mengajar orang dewasa atau para muallaf, tentunya kurang efektif dan kurang efisien, dan secara psikologis juga dapat menurunkan wibawa mereka di depan anak-anak PAUD.
2.Metode konvensional tidak mengajarkan teknik baca tulis yang asyik dan santai, sebagaimana kebutuhan alamiah anak-anak yang ingin bermain dengan santai, sehingga kurang efektif, bahkan orang dewasa juga suka suasana santai.
3.Metode konvensional hanya menitik beratkan pada kelancaran dan kefasihan lafadz tanpa menekankan pemahaman arti ayat-ayat yang dibaca, sehingga tidak mampu menciptakan generasi yang berakhlak Qur’ani.
Tingkat buta huruf Alquran yang secara nasional terbilang tinggi. Menurut data BPS tahun 2013 ada sekitar 54 persen dari total populasi umat Islam di Indonesia masih buta huruf Alqura’an.
Riset yang dilakukan Dewan Masjid Indonesia (DMI), sekitar 65 persen umat Islam Indonesia tidak bisa membaca Alquran. Menurut Syafruddin, jika penduduk Muslim Indonesia berjumlah 223 juta jiwa maka sekitar 145 juta penduduk buta huruf Alquran (sumber Republika, 22/1/2022).
Melihat kemirisan ini Ketua DPC Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia Kota Bandar Lampung, saudara Novis yang juga merupakan Team Qiro’ah Lampung untuk menggaungkan, mensyiarkan, mempublikasikan dan menggelorakan cara cepat Belajar dan Mengajar Membaca Al-Qur’an di Provinsi Lampung umumnya, sehingga tidak ada lagi masyarakat Lampung ini yang buta aksara serta para tenaga pengajar Baca Tulis AlQur’an ini profesional memiliki kemampuan dan memiliki sertifikat (pengakuan) yang teruji dapat mengajar anak -anak didiknya baik di tingkat TPA, Pondok Pesantren maupun setingkat Madrasah.
Ketua Qiro’ah Lampung, saudara Husain Baihaqi selaku trainer nasional yang ditunjuk Metode Qiroah oleh Andi Suryadi, menyampaikan Metode Qiro’ah di Lampung Utara, Minggu 29/01/2023 kepada guru-guru TPA, madrasah dan Pondok pesantren berlokasi di Masjid Al-Ikhlas Dusun Talang Paris Lampung Utara.
Metode Qiro’ah merupakan suatu cara belajar dan cara mengajar dengan mudah, cepat dan menyenangkan sehingga guru dapat memberikan motivasi, memberikan pembelajaran kepada anak-anak, orang dewasa yang belum bisa sama sekali dapat dengan menyenangkan, cepat dan mudah membaca AlQur’an serta membuat guru percaya diri dan profesional sehingga guru dapat mentarget 30 kali pertemuan peserta didik sudah dapat membaca AlQuran dengan Lancar dan tartil, “tutur Husain.
Saat awak media mewawancarai peserta Metode Qiro’ah, Ibu Mahmudah yang merupakan tenaga pengajar TK Antum Sido kayu Lampung Utara menerangkan bahwasannya,” metode qiro’ah ini dengan mudah difahami dan dimengerti, cepat ditangkap, dan menyenangkan untuk digunakan kepada peserta didik yang belajar membaca Tulis Alqur’an, pematerinya pun penyampaiannya mudah dimengerti sehingga sangat bermanfaat, ilmu tersebut untuk kami gunakan kepada peserta didik sehingga dapat meningkatkan kualitas mengajar kami, peserta didik dapat dengan cepat, mudah dan menyenangkan belajar AlQuran.
Bagi majelis Ta’lim, pengurus masjid, tenaga pengajar yang ingin menambah kualitas ilmunya, pengajar TPA sehingga menjadi tenaga pengajar yang profesional dengan memiliki cara mengajar dan membuat belajar menyenangkan, serta yang belum bisa mengaji AlQuran.
Bagi yang berminat untuk mengadakan belajar mengaji bisa menghubungi Novis 085267996234. Selaku team Qiro’ah Lampung. (Red).