WADUH! Dumai Urutan Teratas Jumlah Penderita Sifilis
DetikNews86.Com
Pekanbaru-Kasus penyakit sifilis atau Raja Singa di Provinsi Riau meresahkan. Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau mencatat Januari hingga Mei 2023, sudah ada 122 kasus penyakit menular seksual itu.
Kepala Diskes Riau, Zainal Arifin melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr Agrina Melia membenarkan data tersebut. Kasus infeksi menular seksual (IMS) sifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
“Kasus IMS (sifilis, red) di Riau dari Januari hingga Mei 2023, mencapai 122 kasus dan 69 kasus sudah diobati,” sebut Meli, Sabtu (13/05/23) dikutip mdiacenter.riau.go.id.
Dengan rincian 122 kasus sifilis di Riau tersebar di 11 kabupaten/kota di Riau. Paling banyak Dumai 43 kasus, Indragiri Hilir 33 kasus, Bengkalis 19 kasus.
Lalu penderita sifilis di Pelalawan ada 13 kasus, Pekanbaru lima kasus, Rokan Hilir (Rohil) tiga kasus dan Kuantan Singingi (Kuansing) dua kasus.
Selanjutnya, Indragiri Hulu, Kampar, Kepulauan Meranti dan Rokan Hulu masing-masing daerah terdapat satu kasus. Sedangkan, Siak belum terdapat laporan kasus.
“Data ini merupakan data dari kabupaten kota yang masuk ke Diskes Riau selama Januari-Mei 2023. Kasus sifilis terbanyak ditemukan di Dumai mencapai 43 kasus dan sudah 33 yang diobati,” sambungnya.
Jumlah temuan kasus ini meresahkan, mengingat tahun 2022 kasus sifilis di Riau mencapai 608 kasus. Meli menyebut, dari 608 kasus, 317 kasus telah diobati. Kasus tertinggi di Pekanbaru 159 kasus dan Dumai 130 kasus.
“Belum bisa kita simpulkan apakah tren kasus sifilis ini mengalami kenaikan atau tidak, sebab periode tahun ini baru sampai Mei,” sambungnya.
Sementara, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penyakit sifilis atau raja singa juga dilaporkan meningkat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2016-2022).
Dari 12 ribu kasus menjadi hampir 21 ribu kasus dengan rata-rata penambahan kasus setiap tahunnya mencapai 17 ribu hingga 20 ribu kasus.
Presentase pengobatan pada pasien sifilis masih rendah. Pasien ibu hamil dengan sifilis yang diobati hanya berkisar 40% pasien. Sisanya, sekitar 60% tidak mendapatkan pengobatan dan berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan.
Rendahnya pengobatan dikarenakan adanya stigma dan unsur malu. Diimbau pasangan yang sudah menikah agar setia dengan pasangannya untuk menghindari sex yang beresiko. (AHS -TIM- A-PPI)