Tubaba.detiknews86.com
Temu Seni Performans, Indonesia Bertutur 2023 diawali dari Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) Lampung, Sabtu (29/07/2023).
Sejumlah seniman nasional hadir di Tubaba pada Tubaba Art Festival (TAF) ke Tujuh, guna menyaksikan peristiwa-peristiwa kebudayaan di bidang seni rupa, seni pertunjukan, film, dan seni media digital.
Dikatakan Ir. Umar Ahmad, pembina Sekolah Seni Tubaba, tujuan kegiatan TAF ke Tujuh dengan kegiatan Temu Seni Performans Indonesia Bertutur 2023, guna mengangkat seni dan kebudayaan serta wawasan tentang Tubaba dihadapan para seniman dan budayawan dari seluruh Indonesia.
“Proses perjalanan membangun Tubaba dengan menitik beratkan pada pembangunan bernilai seni dan kebudayaan telah kami mulai sejak saya diberikan amanah membangun kabupaten ini. Membangun karakter orang-orang hingga membangun infrastruktur dengan ciri khas bangun Tubaba, agar daerah inipunya khas tersendiri,” kata Umar Ahmad, menyambut kedatangan para seniman Indonesia di Brugo Cottage, pukul 19.30 WIB.
Lanjut Umar, ia mengajak seluruh seniman Indonesia untuk menemani Tubaba menuju pulang ke masa depan.
“Selamat ber Tubaba, semoga tempat ini terus berkembang dan maju, agar cita-cita menuju Tubaba pulang ke masa depan dapat terwujud,” kata dia.
Sementara itu, Melati Suryodarmo, Artistik Indonesia Bertutur 2023-2024, mengatakan bahwa Temu Seni Performans Indonesia Bertutur yang dilakukan di Brugo Cottage, guna menarik perhatian para seniman Indonesia tentang seni dan kebudayaan di Tubaba.
Menurutnya, kegiatan tersebut tidak hanya sekedar menampilkan pameran, festival dan sekedar party, tetapi mengupas lebih dalam performa tentang seni dan kebudayaan yang dimiliki Kabupaten Tubaba.
“Temu Seni Indonesia Bertutur diadakan pada tahun 2023 ini, menitikberatkan pada peningkatan minat pengetahuan tentang warisan cagar budaya sebagai salah satu sumber inspirasi penciptaan karya melalui berbagai aktivitas kegiatannya,” kata Melati dalam sambutannya.
Keberagaman latar belakang budaya dan pengaruh pertumbuhan masyarakat modern yang sangat hibrid di Indonesia memungkinkan untuk memunculkan talenta budaya yang bisa menyuarakan kehidupan melalui karsa dan karya mereka.
“Saya kagum dan kaget, ketika pertama saya datang ke Tubaba, melihat bebatuan yang tersusun indah di Tubaba bernilai seni tinggi. Saya tanya ke pak Umar Ahmad saat itu lagi Bupati Tubaba, Siapa Arsiteknya pak? beliau menjawab Komatsu, saya percaya dan sambil berpikir nama arsitek itu seperti berasal dari Negara Jepang. Ternyata Komatsu itu Excavator, alat berat yang bekerja menyusun bebatuan itu, sungguh luar biasa, seni menyusun batu yang indah,” kata Melati.
Lanjutnya, Temu Seni itu dirancang untuk memberi wadah untuk sebuah pertemuan yang bermakna bagi para praktisi seni kontemporer terpilih dari seluruh wilayah tanah air.
“Peserta Temu Seni Indonesia Bertutur 2023 yang hadir disini, dipilih berdasarkan rekam jejak kekaryaan dan antusiasme mereka yang tinggi untuk bertemu serta berbagi pengalaman dan metode praktik mereka dalam rangka menguatkan ekosistem seni yang mandiri dan jejaring berkesenian di tanah air,” kata Melati.
Ia juga mengungkapkan, Temu Seni Performans di Tubaba, bekerja sama dengan Sekolah Seni Tubaba, sebuah sekolah seni independent yang telah melakukan kegiatan belajar mengajar seni secara mandiri dan memelopori berbagai kegiatan seni dan budaya di wilayah Tubaba.
Sementara itu, Semi Ikra Anggara, Kepala Sekolah Seni Tubaba juga mengatakan, bahwa kegiatan festival Tubaba yang sering dilakukan adalah salah satu cara untuk mengenalkan Tubaba di Nasional dan Internasional.
“Semoga Temu Seni Performans Indonesia Bertutur 2023 di Tubaba ini akan banyak memberikan manfaat dan pengalaman yang berharga khususnya pagi para pesertanya dan bagi komunitas seni di Tubaba yang terlibat serta bagi peminat seni performans di Indonesia pada umumnya,” pungkasnya.
Selain Melati Suryodarmo, tampak hadir juga Afrizal Malna, Sastrawan yang pernah mengikuti residensi DAAD di Berlin pada tahun 2014-2015, dan juga Marintan Sirait seniman performans perupa dan penggiat seni budaya, sehingga terdapat dalam pertemuan itu sebanyak puluhan Seniman asal Bali-Inggris, Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Lampung dan Yogyakarta. (San)