Pj Bupati Gayo Lues buka acara Seminar Didong di Takengon

Share artikel ini

DETIKNEWS86.COM, BLANGKEJEREN

Pj Bupati Gayo Lues Drs. H. Alhudri, MM buka seminar didong yang diadakan di Aula Parkside Gayo Petro Hotel Takengon, Sabtu (5/8/2023).

Seminar yang mengusung tema ‘didong sebagai peradaban Gayo’ tersebut turut dihadiri oleh, Pj Bupati Bener Meriah, Staff Ahli Bupati Aceh Tengah, Para Rektor dari Universitas di Aceh Tengah, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Kapolres Aceh Tengah, perwakilan Dandim Aceh Tengah, Kepala SKPK Gayo Lues, Kepala SKPK Bener Meriah, penggiat seni dan undangan lainnya.

Pj Bupati Gayo Lues Drs. H. Alhudri, MM mengatakan, suku Gayo di Aceh ini banyak dan tersebar luas serta budaya dan peradaban suku Gayo termasuk tua.

“Kita buktikan, yang ada di Ceruk Mendale situs sejarah dimana ditemukannya fosil manusia purba. Hal tersebut membuktikan bahwa peradaban kita sudah lama disini. Seperti didong, didong ini merupakan bukti peradaban dari masyarakat Gayo,”katanya.

Katanya, seni didong merupakan bagian penting dari identitas budaya Aceh dan merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan agar tetap hidup dan dikenal para generasi mendatang.

Ia juga mengatakan, event-event seperti ini untuk terus dilakukan dan melakukan pertemuan dengan seluruh orang Gayo yang tersebar di Aceh.

“Orang Gayo bukan hanya ada di Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Namun, ada juga di Aceh Tamiang, Aceh Timur dan Aceh Tenggara. Jika pertemuan orang Gayo ini dilakukan, maka saya rasa ini akan menjadi sangat luar biasa,”harapnya.

Pj Bupati Bener Meriah Drs. Haili Yoga, M.Si mengatakan, untuk terus melestarikan seni didong, pihaknya akan mencoba memasukkan seni didong kedalam pelajaran muatan lokal agar tidak punah.

“Kita nanti akan melanjutkan hal tersebut agar tidak hanya menjadi kegiatan seremonial saja,”katanya.

Tambahnya, untuk pelestarian seni didong di Kabupaten Bener Meriah sendiri tidak akan terlalu sulit. Hal ini dikarenakan sebelumnya, sudah ada peraturan bahwa setiap hari kamis Instansi yang ada di Kabupaten tersebut menggunakan bahasa Gayo serta Kerawang Gayo.

“Hal tersebut sudah kita lakukan sebelumnya, jadi acara ini merupakan puncaknya. Tentunya tidak akan sulit dalam melestarikannya ke setiap lapisan masyarakat kita, karena seni didong ini merupakan budaya kita dan kita tidak boleh menjadi penonton di budaya kita, kita harus menjadi pelaku,”tutupnya.

[JH]