Jukir Nakal Masih Marak Di Kabupaten Sampang, PLT Dishub Kabupaten Sampang Hanya Diam Terpaku 

oleh
oleh
Share artikel ini

 

Jukir Nakal Masih Marak Di Kabupaten Sampang, PLT Dishub Kabupaten Sampang Hanya Diam Terpaku

 

 

Sampang, || detiknews86.com -Fenomena parkir yang diduga illegal sering kali marak terjadi , bahkan jadi atensi kelemahan petugas ketika jalankan tugasnya dengan baik, dimana petugas jukir tak jalan kan dimana sesuai prosedur yang ada.

 

 

 

Kawasan Car Free Day (CFD) yang digelar setiap hari minggu ini dilakukan dari ujung timur Jalan Wahed Hasyim depan laris hingga ke ujung barat perempatan Barisan Jalan Jaksa Agung Suprapto yang di jadian lahan parkir yang diduga ilegal.

 

 

 

 

 

Parkir ilegal tersebut beroperasi di kawan sekitar alun-alun yang ada di dalam area Kawasan CFD sangat tak menjamin kendaraan pengunjung aman ketika parkir di kawasan tersebut.

 

 

 

Pasalnya petugas jukir hanya menggunakan kertas biasa hanya bertuliskan nomer urut dan jukir hanya mengenakan kaos biasa tanpa pakai atribut (rompi) layaknya petugas parkir pada umumnya , Hal itu sering terlihat banyak permasalahan yang kerap terjadi saat konsumen hendak parkir kendaraannya di area kawasan parkir alun-alun Trunojoyo.

 

 

 

 

 

Parkir alun-alun di acara CFD menjadi masalah serta kritikan bagi pengendara yang hendak parkir di kawasan tersebut, pengendara motor dengan sopan menanyakan kertas karcis kepada petugas, ia pun menjawab jika hanya cukup itu saja.

 

 

 

 

 

” Gak ada pak, cuman ini kertasnya ,” emang gak ada lain lagi,”. kata jukir.

 

 

 

Bukan kesulitan dalam melakukan penindakan bagi para petugas jukir , melainkan ada pembiaran tanpa memberikan sangsi yang pantas bagi petugas jukir yang nakal di area kabupaten sampang tanpa terkecuali di area titik lainnya.

 

 

 

Saat menghubungi pihak terkait yakni Plt. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sampang melalui WhatsApp, Khotibul Umam selaku kasie teknis, hanya menjawab pesan tersebut dengan singkat , dan tanpa ada jawaban lainnya ( monoton ).

 

 

 

 

 

 

 

” Ya mas makasih atas tegurannya, kemana karcis yang di kasih saya.,tapi itu menghindari hilangnya sepeda dan mungkin lebih amannya dari jukirnya,,” kata Khotibul umam.

 

 

 

Masih kata Khotibul umam,” Ok mas makasih koreksinya nanti kita benahi lebih baik.” sambungnya.

 

 

 

 

 

Kemudian yang lebih mencolok terlihat , banyak petugas di area titik yang di parkir harus beroperasi seenaknya , cara bedakan hal tersebut semua bisa dilihat pada bagian karcis, harus ada cap stempel resmi dari dinas teknis

 

 

 

Jika keduanya tidak ada, bisa jadi ilegal, perlu diketahui bahwa, uang seperti itu akan masuk ke kantong pribadi mereka, dimana mereka memanfaatkan banyaknya pengunjung dan sudah penuhnya lahan parkir, sehingga mereka harus mencari alternatif.

 

 

 

 

 

Salah satu alasan mengapa kondisi ini semakin merebak adalah tidak ada berani melaporkan tindakan tersebut. Konsumen mengira bahwa uang Rp 2 ribu cukup kecil, sehingga kehilangan menjadi tidak masalah.

 

 

 

Bila terus dibiarkan keadaan ini bukan bertambah baik, melainkan semakin buruk saja citranya. Bahkan, orang-orang jujur akan terkena dampak serta efeknya. Sungguh, sesuatu yang harus segera diputus mata rantainya.

 

 

 

 

 

Jika, ada kasus petugas parkir tidak resmi, tidak usah takut minta karcis resmi dulu baru membayarnya. Bila mereka memaksa maka jangan sungkan untuk melaporkannya karena, ada pidana juru parkir liar.

 

 

Menanggapi fenomena maraknya parkir liar saat CFD dan diduga kuat tak masuk ke PAD Sampang, Abdul Azis Agus Priyanto, salah satu Pegiat di Sampang amat menyayangkan dinas tekhnis tak lakukan langkah taktis dan strategis untuk peningkatan PAD ke depan.

 

 

“Saya berharap, Dishub selaku dinas tekhnis terus menerus secara intens melakukan pengawasan dan pembinaan kepada pemilik lahan parkir yang masuk wilayah binaannya”, tutur Azis penuh harap

 

 

“Dishub harus tegas sesuai dengan ketentuan, jika lahan itu sesuai perbup masuk ke lahan parkir, maka tak ada pilihan baginya untuk menertibkan, hal ini semata mata untuk peningkatan PAD ke depan”, tutupnya

 

Robby