Ada Oknum Wasit Tidak Adil Dalam Kejurkab Bola Voli Divisi 1 Antar Klub PBVSI Jepara Tahun 2022

Share artikel ini

Jepara//detikNews86.com – Kecurangan dalam olahraga profesional adalah penipuan yang terjadi dalam olahraga . Akibatnya, prinsip kesetaraan kesempatan di luar perbedaan keterampilan dan strategi dilanggar demi sebuah kemenangan, hal itu bisa mendorong setiap individu agar melakukan apa pun untuk mewujudkannya, termasuk dengan berbuat curang.

Seperti terjadi pada turnamen yang telah di gelar pada tanggal 9Juli hingga 23 Juli 2022, yakni Kejurkab bola voli Divisi 1 antar klub PBVSI Jepara tahun 2022, kegiatan tersebut sebenarnya bertujuan memberikan kesempatan berkompetisi bagi atlit-atlit muda PBVSI Jepara dan sebagai ajang mempersiapkan diri untuk ajang Babak Kualifikasi Porprov Jawa Tengah Tahun 2022, yang akan diikuti Pengkab PBVSI Jepara pada Bulan Oktober akhir tahun ini. Namun disayangkan kegiatan tersebut ditemukan indikasi kecurangan yang dilakukan sang pengadil lapangan.

Bahkan ada Salah satu Klub hingga mengundurkan diri karena melihat kerja Wasit yang tidak adil atau memihak pada salah satu klub, sehingga ada beberapa klub yang di rugikan. Sebut saja Klub Taruna Jaya yang lebih memilih mengundurkan diri daripada bermain dalam perubutan juara 3. Pelatih klub Taruna Jaya Nuryanto pada Detiknews86.com (25/7/22) mengatakan, “mendapat hadiah bukan tujuan kami ikut berlaga, tapi lebih pada ingin melihat kemampuan klub kami” jelasnya.
Namun kami merasa dirugikan oleh ulah salah satu oknum wasit saat kami bermain dengan tim dari Cepogo, ada beberapa kali keputusan masit yang sangat merugikan tim kami, seperti bola masuk di katakan keluar, bahkan asisten wasit yang ada dibawah sudah mengangkat bendera disaat bola itu belum menyentuh lantai, ini kan aneh. Dan bukan itu saja, pihak lawan melakukan  4 sentuhan pun dibiarkan oleh pihak wasit, tuturnya.

Kondisi seperti itu, tentu saja membuat pemain kecewa dan merasa dipermainkan, kemudian memutuskan untuk meninggalkan lapangan. Pelatih Kepala klub Taruna Jaya sempat menghampiri wasit untuk melakukan protes, namun wasit menolak protes tersebut.

Masih kata Nuryanto, Dirinya juga menilai kegiatan yang di gelar ini bukan ajang gengsi, akan tetapi ajang peningkatan kemampuan dan prestasi untuk kemajuan Kabupaten Jepara di kemudian hari, akan tetapi jika dari secara dini saja sudah diwarnai dengan kecurangan dan kecurangan,  maka kemajuan Atlit Kabupaten Jepara ya segitu gitu aja tidak ada peningkatan bahkan tidak ada yang bisa di banggakan ujarnya.

Sementara itu Manager klub Taruna Jaya Punadi mengatakan, Secara bahasa saja sudah jelas makna wasit, yaitu penengah. Jadi, tidak ada ceritanya memihak kesana dan kesini. Walaupun, misalnya, ia fans dari salah satu klub yang bertanding, tetap saja saat itu posisinya sebagai penengah alias wasit, bukan fans. Lain halnya jika posisinya sebagai fans atau pendukung, silahkan ia dukung timnya dan “menjatuhkan” tim lainnya. Wasit itu harus berdiri tegak di atas aturan yang sudah dibuat, dan harus bersikap profesional. Jangan sampai rasa cintanya kepada suatu tim, membuatnya membuat keputusan yang tidak adil dan tidak fair, yang jelas-jelas merugikan pihak lainnya.

Dan ini tentunya menjadi bahan intropeksi tersendiri bagi pihak penyelenggara, Jangan sampai tindakan-tindakan seperti ini merusak profesionalitas dalam dunia olahraga. Dalam dunia pertandingan, menang kalah itu biasa. Namun, harus dengan cara yang fair, bukan curang atau dicurangi, pungkas Punadi. (Rud )