Anton Charliyan : Budaya Melayu Babel Bisa Jadi Cermin Dalam Sikap Toleransi Dan Bhineka Tunggal Ika di Indonesia*

oleh
oleh
Share artikel ini

<span;>PANGKALPINANG – Aula Makorem 045 Garuda Jaya menjadi tempat berlangsungnya Seminar Budaya Nasional yang mengusung tema, “Melalui Keragaman Budaya Daerah Kita Harmonikan Semangat Bhinneka Tunggal Eka Dalam Menjaga Persatuan dan kesatuan Bangsa Dalam Bingkai NKRI”.

<span;>Kegiatan Seminar Budaya Nasional diinisiasi oleh Kantor Berita Online Bangka Belitung (KBO Babel) dan organisasi pers  Pemerhati Jurnalis Siber (PJS) menghadirkan tokoh atau pegiat budaya daerah  dan  nasional sebagai narasumber atau pembicaranya.

<span;>Seminar Budaya Nusantara ini dibuka oleh Ketua Umum DPP PJS Mahmud Marhaba, 16 Desember 2022.

<span;>”Selain Ketua Umum PJS bang Mahmud Marhaba yang memberikan sambutan dan sekaligus membuka Seminar Budaya Nasional, Penggiat Budaya Nasional dari  Pasundan Jabar Irjen Pol (P) Drs. H. Anton Carliyan, MPKN yang juga Dewan Pembina KBO Babel sebagai Narasumber/Pembicara di Seminar Budaya Nasional, ada ayahanda Prof. Dr. Bustami Rahman, Ketua Lembaga Adat Melayu Babel dan Abangda kita Haji Marwan Ketua Majelis Adat Melayu Indonesia Kepulauan Bangka Belitung,” kata Rikky Fermana selaku salah satu inisiator Seminar Budaya Nasional ini, saat diwawancara oleh jejaring media PJS usai seminar tersebut.

 

 


<span;>Dikatakan Rikky Fermana yang juga Wakil Ketua Komisi Informasi  (KI) Babel selain narasumber/pembicara lain diatas, hadir pula Kasrem 045/Garuda Jaya Kolonel Inf Parluhutan Marpaung mewakili Danrem Brigjen TNI Ujang Darwis, MDA, Kombes Pol Maladi mewakili Kapolda Babel Irjen Pol Drs. Yan Sultra Indrajaya, SH dan Mayor Sitinjak mewakili Danlanal Babel Kolonel P Denny Indra.

<span;>Acara Seminar Budaya Nasional tersebut dipandu Ahmadi Sofyan penggiat sosial budaya dan M. Husin Ali wartawan senior TVRI sebagai moderator.

<span;>Pada acara puncak Seminar Budaya Nasional itu, Irjen Pol (P) Dr. Drs. Anton Charliyan, MPKN yang juga mantan Kadiv Humas Polri dengan panggilan akrabnya Abah Anton diberikan kesempatan untuk  menyampaikan materinya terlebih dahulu.

<span;>Dalam paparannya, Abah Anton menyampaikan bahwa sadar atau tidaknya saat ini kita mungkin sudah merdeka di bidang  politik, sosial,  maupun ekonomi, tapi  apakah kita sudah Bisa 100% penuh berdaulat tanpa intervensi negara-negara Adi Kuasa?

<span;>”Ternyata belum bisa, bahkan begitu banyak tekanan dan intervensi negara-negara super power, makanya khusus di bidang budaya kita harus betul-betul mampu Merdeka & Berdaulat Full 100 % menjadi tuan di rumah sendiri,” papar Abah Anton.

<span;>Untuk itu dirinya mengajak seluruh masyarakat dinahkodai para budayawan dan tokoh adat agar betul-betul mampu mengokohkan, memelihara, melestarikan dan melaksanakan adat tradisi budaya daerah masing, agar betul-betul menjadi local genius yang menjadi ciri khas identitas bangsa Indonesia yang unggul, yang sudah ber-Bhineka Tunggal Ika sejak zaman nenek moyang kita dulu, mulai dari penggunaan  berbahasa daerah, pakaian tradisi, kesenian, upacara-upacara adat dan lainnya, yang outputnya bisa melahirkan sikap sabilulungan, gotong royong, rasa kekeluargaan, sopan santun, etis dan sikap toleransi antar sesame.

<span;>Bahkan ditegaskannya, bahwa  paling utama untuk kita adalah tanamkan dalam hati  perilaku dan sikap kita harus betul-betul merasa bangga sebagai bangsa Indonesia, karena Bangsa Nusantara ini menurut Arsyos Santos dalam bukunya The Lost Atlantis merupakan sumber peradaban yang paling unggul, cikal bakal peradaban yang paling tua dengan adanya Artefak gunung Padang Cianjur, serta merupakan negara yang sudah religius berketuhanan yang Maha Esa sejak Awal, dengan salah satu buktinya masyarakat adat suku Baduy Banten diketahui beragama Adam sebagai Nabi pertama.
<span;>
<span;>Di penghujung acara, Abah Anton penggiat budaya nasional atau tokoh budaya nasional memberikan apresiasi berupa piagam penghargaan, bravet, emblam kepada narasumber, tokoh masyarakat dan tokoh Forkopimda Babel atas dedikasi dan peran serta dalam menjaga keharmonisan Bhineka Tunggal Ika dengan keragaman budaya daerah di Bangka Belitung.

<span;>”Menurut saya Budaya Melayu Bangka Belitung bisa jadi cermin dalam sikap toleransi dan Bhineka Tunggal Ika di Indonesia menjaga Keharmonisan tetap satu mesti dengan keragaman budaya yang berbeda, masyarakat Babel tetap bisa menjaga persatuan, kerukunan dan menghargai perbedaan yang ada. Saya senang bisa disini bersama saudara-saudaraku,” kata Abah Anton saat diwawancara terkait dengan pemberian Piagam Penghargaan yang diberikan kepada sejumlah tokoh yang hadir pada Seminar Budaya Nasional tersebut.

<span;>Pantauan jejaring media ini, selain sejumlah  narasumber atau pembicara, tampak hadir  Ketua/pengurus, HMI, PMII FKPPI, Pemuda Pancasila, komunitas Media dan lainnya.

<span;>Acara berlansung tertib dan penuh antusias, bahkan diakhir penutupan paparan materi Abah Anton banyak peserta undangan yang terharu dengan kisah heroiknya pahlawan kita sebenarnya yakni sosok seorang ayah yang telah menginspirasikan kita bahwa kita tetap tangguh dan terus semangat seperti halnya kita membesarkan Negeri Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati.**
<span;>
<span;>(fj/smos)tim.