Arnol Sinaga Pengamat Hukum: Mahasiswa Jangan Mau Ditunggangi Kelompok Makar Kepada Pemerintah

oleh
oleh
Share artikel ini

Jakarta,||Detiknews86.com – Arnol Sinaga, SE, SH, MH, CLA Pengamat dan Praktisi Hukum mengatakan, rencana aksi demontrasi mahasiswa 11 April 2022 sudah ditunggangi kelompok politik tertentu. Sebab,.isu demontrasi sudah disusupi isu menggulingkan pemerintahan yang sah.

“Benar kah akan ada demo besarbesaran pada Senin, 11 April 2022 besok?. Jika itu benar terjadi. Saya berharap penuh, agar malam ini hingga besok TNI dan Polribsegera menangkap biang kerok rencana makar tersebut,” kata Arnol Sinaga dalam keterangan pers-nya, Sabtu malam (09/04/2022) di Jakarta.

Menurut advokat muda ini, dapat dipastikan aksi tersebut, adalah kemauan provokator yang tidak bisa merampok di negeri ini. Kata dia, mereka para provokator secara sengaja memanfaatkan suara mahasiswa.

“Ini ada provokatornya. Tidak ada hujan tidak angin, tau-tau menuntut mundur. Ini sama saja mau menggulingkan pemerintahan Jokowi – KH Ma’ruf Amin,” tegas Arnol.

Ia berharap, kepada masyarakat yang ada di negeri tercinta ini, jika ada saudara kita yang akan ikut demo sebaiknya dicegah. Daripada aksi ini mengganggu saudara kita yang sedang menjalankan ibadah puasa. Apalagi saat ini penyebaran virus Covid-19 masih ada.

“Jadi jangan ikut aksi demo yang tidak jelas tujuannya. Kepada mahasiswa untuk berbenah diri untuk berpikir positif. Demo tidak dilarang namun harus tepat, jangan mau diprovokasi,” himbau Arnol.

Arnol juga mengatakan, dirinya membaca di beberapa media, bahwa Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kaharuddin mengaku akun media sosialnya diretas. Dia mengatakan dirinya tak bisa masuk ke WhatsApp, Facebook hingga Instagram miliknya.

“Sudah 44 jam lebih saya tidak bisa masuk di WA dan media sosial saya baik itu Facebook, Instagram dan lain sebagainya,” kata Kahar, seperti disampaikan Arnol.

“Jika melihat pernyataan Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kaharuddin, sungguh aneh. Seolah-olah ada rejim yang mengganggu merusak sosmednya. Kalau ada yang retas ya bikin lagi,” kritik Arnol yang menilai penyataan itu tendensius. (red)

Penulis: RB. Syafrudin Budiman SIP