DetikNews86, Aceh | Petugas Haji yang menyertai jamaah yang terdiri dari Ketua Kloter (TPHI), Pembimbing Ibadah (TPIHI), serta Pembimbing Haji Daerah (PHD) termasuk Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh H Abrar Zym MH, dan beberapa jamaah melakukan ‘investigasi’ terhadap beberapa lokasi tanah dan bangunan milik wakaf Atsyi (wakaf Habib Bugak Aceh) yang ada di Kota Makkah.
Tim berawal bergerak, beberapa waktu lalu, dari hotel dengan menumpang mobil coaster (sejenis mini bus ukuran sedang) menuju Aziziah Janubiah, sesampai di ‘TKP’, tim menyaksikan bangunan lantai 4, dan ini merupakan Kantor Wakaf Baitul Atsyi.
Di antara tim, ada Ustadz Dr H Mizaj Iskandar Lc serta Syech Ahmad Rijal Lc MA misalnya, yang masuk pernah tinggal di rumah tersebut.
“Tim disambut oleh Muhammad, salah seorang Pengurus Wakaf Baitul Atsyi, warga Mesir,” lapor satu Karom Kloter 1 Tgk H Akhyar.
Setelah itu rombongan menuju ke Aziziah Syimaliah, dan terdapat bangunan lantai 5 yang sedang disewa oleh jamaah haji.
Kemudian tim bergerak ke Suriah di sana terdapat bangunan lantai 5 yang di tempati Mukimin asal Aceh yang telah lama menetap di Makkah.
Selanjutnya yang terakhir ‘investigasi’ dilakukan di kawasan Ajiad persis di belakang Tower Zam Zam yang hampir bersebelahan dengan Masjidil Haram.
Di kawasan yang padat tersebut, ada 2 hotel megah dan mewah milik wakaf Baitul Atsyi, yaitu Hotel ela Masyair dan Grand Masya yang menampung lebih 20 ribu jamaah haji.
“Kedua hotel ini masih dikelola oleh pihak kedua yaitu yang membangun hotel dan masih terikat kontrak selama 15 tahun lagi setelah itu baru diserahkan kembali kepada wakaf Baitul Atsyi,” sebutnya dari keterangan pengurus.
H Syech Jamal (Jamaluddin Affan) dari Peudada, satu Pembimbing Haji Daerah (PHD) yang merupakan penunjuk jalan mengatakan, bahwa uang Baitul Atsyi yang diberikan ke setiap jamaah setiap musim haji yaitu berasal dari bagi hasil penyewaan hotel tersebut, dan kini sudah triliunan rupiah.
“Tim merasa sangat puas dapat melihat dari dekat wakaf Baitul Atsyi yang merupakan kebanggaan bangsa Aceh tentunya,” ujar Ustadz Akhyar, yang pernah jadi Humas Haji Embarkasi Haji Aceh dan Kasi PHU Kankemenag Kota Subulussalam.
Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Drs H Arijal MSi yang turut dalam tim mengatakan, bahwa orang dulu Habib Bugak dan habib-habib yang lain telah meninggal warisan harta benda yang terus akan dinikmati oleh anak cucu kita.
“Nah kita hari ini apa yang bisa kita wakafkan untuk generasi yang akan datang,” tanya Arijal, yang pernah jadi Kakankemenag Aceh Timur dan Kakankemenag Aceh Barat Daya, dengan suara yang sedikit meninggi.
“Oleh sebab itu sekarang sudah ada Yayasan Baitul Asyi yang bertujuan untuk memberi penyerahan kepada masyarakat agar mau berwakaf agar dapat memudahkan generasi yang akan datang dalam berhaji, menuntut ilmu dan sebagainya, akibat adanya fasilitas yang ditinggalkan generasi yang terdahulu, dan tentunya pahala bagi muwaqif (orang yang berwakaf) akan terus mengalir,” pungkasnya (KPA)