Diduga Lebih Mengedepankan Pola Premanisme Dari Pada Penegakan Hukum,Dua kubu Terkait Sengketa Lahan Bentrok

oleh
oleh
Share artikel ini

detiknews86.com-simalungun sumut-Diduga lebih mengedepankan Aksi Premanisme terkait Persoalan sengketa kepemilikan lahan seluas 4 Ha disimpang palang, desa Dolok parmonangan, kecamatan Dolok panribuan,kabupaten Simalungun berujung Bentrok.jumat 5 Agustus 2022.

Menurut saksi mata yang ada dilokasi kejadian,bentrokan ini terjadi diawali dengan datangnya puluhan orang yang tak dikenal merusak pagar kawat yang dipasang oleh keluarga marga Gultom yang tercatat sebagai salah satu ahli waris atas tanah yang terletak disimpang palang.

Kapolsek tiga Dolok saat berada ditempat kejadian

Akibat kedua belah pihak sama sama ngotot antara yang ingin masuk keareal lahan dan yang menghalangi terjadilah cekcok mulut.ditengah cekcok mulut tersebut salah satu diantara rombongan yang hadir tiba tiba mencekik leher Toni Gultom,akibat cekikan leher tersebut Toni Gultom mengalami kesulitan bernafas,tak mau mati konyol”Toni Gultom berupaya meloloskan diri dengan cara menggigit tangan pelaku yang mencekik lehernya.

Tak selesai sampai disitu,pelaku yang mencekik leher Toni Gultom kembali mencekik untuk yang kedua kalinya hingga Toni Gultom terjatuh kedalam parit.tak terima diperlakukan demikian akhirnya Toni Gultom melakukan perlawanan dengan memukul orang yang mencekiknya, yang belakangan diketahui bernama Maradona Malau warga jalan pergaulan,kelurahan sukadame,kecamatan Siantar Utara, kota Pematangsiantar.

Hal ini diungkapkan Toni Gultom saat disambangi awak media dipolsek tiga Dolok.menurut Toni”setelah terjadinya pertikaian itu” massa yang berjumlah puluhan orang itu menangkap dirinya dan membawanya kepolsek tiga Dolok sekaligus dilaporkan melakukan penganiayaan.

“Menurut Toni”massa yang tidak kami kenal dan tidak tau apa kapasitasnya dalam persoalan ini datang bersama A.Pasaribu dan berupaya melakukan pengrusakan pagar,karena kalah jumlah kami tidak berdaya untuk menghalangi.sebab dari pihak kami cuma ada enam orang,”terangnya.

Mendapat informasi tersebut, kru media coba konfirmasi langsung kepada A.pasaribu terkait apa kapasitasnya hadir disana?A.pasaribu mengatakan bahwa dirinya hadir disana sebagai pemilik tanah,dan ketika ditanya terkait massa yang datang kelokasi A.Pasaribu mengatakan bahwa semua itu adalah pekerjanya.

Tak terima atas tindakan massa yang merusak pagar dan melaporkannya kepolsek tiga Dolok dengan dugaan tindakan penganiayaan,maka Toni berencana akan melakukan pelaporan balik,karena saat itu dirinya bukan melakukan penganiayaan melainkan perkelahian yang dimulai oleh Maradona Malau dengan cara mencekik lehernya,”jelas Toni.

(BANG LAHI)