Pemandangan kumuh dan bau sampah serta keadaan yang semrawut terlihat di lokasi UMKM Monas.
Dinas kebersihan DKI Jakarta,dinas pariwisata DKI Jakarta,dan dinas Koperasi dan UMKM DKI Jakarta,koperasi pedagang wisata Monas(KOPTANAS), jangan hanya diam dan seolah menutup mata.
PJ Gubernur DKI Jakarta Jangan Tutup Mata ” Pengunjung Wisata Monas Enggan Mampir Di Warung UMKM Monas Karena Adanya Bangunan Roboh Dan Terlihat Kumuh Yang Mengganggu Pemandangan ”
dengan adanya bangunan sisa kebakaran yang ber,ada di lokasi warung UMKM wisata Monas Lenggang Jakarta.
Karena bangunan yang sisa terbakar tersebut sudah roboh dan terlihat sangat kumuh sehingga para pengunjung wisata Monas, enggan belanja di warung UMKM wisata Monas Lenggang Jakarta Blok D, dikarenakan terlihat kumuh dan merusak pandangan.
bahkan pengunjung yang mau membeli makanan atau singgah mampir untuk minum’ pun di warung UMKM wisata Monas Lenggang Jakarta di blok D tersebut malas dan enggan melewati jalur tersebut dikarenakan kwatir terjadi Roboh dibangunan tersebut, sehingga mengakibatkan banyak nya para pedagang UMKM Monas Lenggang Jakarta di blok D Sangat Sepi tak adanya pembeli dari wisata lokal maupun turis yang hendak mampir ke warung UMKM wisata Monas Lenggang Jakarta.sementara mereka harus membayar iuran kebersihan kepada pihak pengelola koperasi pedagang wisata Monas(KOPTANAS)
Seharusnya sisa puing kebakaran tersebut sudah dibersihkan dan dirapikan,karena sangat merusak pemandangan,apalagi ini berada dilokasi wisata Monas dan sebagai icon kota jakarta.
Pihak pengelola KOPERASI PEDAGANG WISATA MONAS (KOPTANAS)sepertinya cuek dan tak menanggapi prihal tersebut.
Sungguh sangat memprihatinkan, mengingat kontribusi yang diberikan pedagang di koperasi wisata Monas (KOPTANAS) yang ada di lokasi tersebut juga harus membayar iuran kebersihan namun tempat usahanya terlihat kotor dan kumuh.
Sampai saat berita ini diturunkan dan dari pantauan rekan media lokasi tersebut ternyata juga berdekatan dengan mushola,dimana banyak pengunjung baik wanita ,anak anak dan juga ibu hamil,
Dikhawatirkan jika tidak segera dibersihkan,maka pengunjung di lokasi tersebut enggan untuk mampir dan juga menikmati kuliner yang ada di lokasi UMKM kawasan Monas.
Kasian pedagang yang ada di area Wisata Monas tersebut,dikarenakan mereka wajib membayar iuran kebersihan setiap bulanya, dan harus menanggung sepinya pengunjung yang mampir diwarung mereka bahkan sehari mereka tidak pernah pelaris,ucap seorang pedagang yang ada di wilayah wisata Monas.
Pedagang yang ada dilokasi wisata Monas tersebut sudah berupaya mengadu ke dinas terkait,namun sepertinya tak direspon dan tak digubris,dan hanya mendengarkan janji manis dari pengurus setempat.
Dinas kebersihan DKI Jakarta,dinas koperasi dan UMKM DKI Jakarta,harus segera turun tangan dalam menjaga kebersihan di wilayah pedagang wisata Monas dan sekitar wisata Monas baik itu pengelolaan sampah pedagang,dan sisa puing kebakaran ,diwilayah tersebut.
Akibatnya banyak pedagang dan pengunjung mengeluh dengan keadaan tersebut.
Sementara itu dari pantauan kami rekan media dan juga sebagai control sosial,sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak pengelola KOPERASI PEDAGANG WISATA MONAS (KOPTANAS)melalui via telpon(by WA)Dengan
pak”USMAN”,sepertinya mereka pihak pengelola KOPTANAS tutup mata dan janji manis kepada pedagang blok D.
Pihak KOPTANAS tidak memikirkan nasib pedagang yang sepi dan wajib membayar iuran kebersihan. Setiap bulanya.
Bahkan menurut info yang kami terima,KOPTANAS hanya mengurus pedagang yang memiliki modal besar dan menjual lapak 50 -60 juta ke pedagang yang ingin menempati lapak didepan /di bawah dan disekitar rumah adat Betawi yang ada di wisata Monas(KOPTANAS).
Pengelola KOPTANAS hanya memperhatikan pedagang yang memiliki modal besar dan tak mendengarkan keluhan pedagang di blok d yang sepi pengunjung.
RR.