Gizi Tercukupi Stunting Di Kabupaten Buru Alami Penurunan Dan Surplus Pangan

Share artikel ini

DETIKNEWS86.COM – Namlea,Kab.Buru – (Maluku) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buru di tahun 2022 akan melaksanakan dua program unggulan yang terkait dengan peningkatan ketahanan pangan masyarakat.Kamis (17/02/22)

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan,Hasan Rehalat saat di temui di ruang kerjanya.Menurut Hasan dua program yang dilaksanakan nanti adalah program disfersifikasi dan ketahanan pangan masyarakat.

“Jadi untuk program peningkatan disfersifikasi dan ketahanan pangan masyarakat ini ada beberapa kegiatan didalamnya,”Kata Hasan.

Lanjutnya,yang pertama adalah penyiapan pada penanganan daerah yang rawan pangan,kemudian yang kedua itu adalah penyiapan sarana atau infastruktur penanganan daerah yang dianggap rawan pangan.Ada juga program penanganan peningkatan produksi dan produktifitas dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Buru.

“Selain itu ada beberapa program atau kegiatan yang dilaksanakan yang terkait dengan optimalisasi dan pemanfaatan pekarangan dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting,”Jelasnya.

Melalui peningkatan gizi keluarga ini akan kita laksanakan di Kecamatan Batabual,Kecamatan Teluk Kayeli,Liliali,Lolongguba,danWailata,serta Aerbuaya,
Tambahnya.

“Sehingga nantinya ada beberapa desa yang kami kunjungi dalam rangka pelaksanaan kegiatan peningkatan gizi keluarga,karena sasaran kita itu adalah para pasangan usia subur,ibu hamil,ibu menyusui,bayi dan balita,”Ungkapnya.

Hasan mengungkapkan bahwa,hal Ini kita lakukan dalam rangka peningkatan gizi,juga dalam rangka angka kecukupan gizi untuk pencegahan stunting pada bayi yang akan dilahirkan nanti.Sehingga bayi yang lahir itu pemenuhan gizi  sudah terpenuhi sehingga stunting itu tidak ada lagi di Kabupaten Buru.

“Mungkin itu dua program unggulan yang di laksanakan di Dinas Ketahanan Pangan  Kabupaten Buru,”Tandasnya.

Dikatakan oleh Hasan,jadi sebenarnya penanganan daerah rawan pangan ini bukan berarti ada rawan pangan,baru kita akan  mencegahnya.Tetapi kita memberikan dan mencegah jangan sampai terjadinya  daerah yang mengalami rawan pangan.

“Rawan pangan ini terdiri atas rawan pangan transien dan rawan pangan yang terkonsentrasi,misalnya yang transien itu tiba-tiba ada musim panas sehingga gagal panen.Atau musim hujan lalu banjir,yang membuat orang tidak bisa melaksanakan panen,”Paparnya.

Karena banjir ini kita memberikan sedikit bantuan dalam bentuk bahan pangan pokok kepada masyarakat yang terkena dampak terutama daerah-daerah yang dekat dengan kali yang bisa saja terjadi bencananya.

“Di daerah-daerah pegunungan yang kita khwaterkan,jangan sampai ada terjadi longsor,terjadi banjir akibat musim hujan,”Imbuhnya 

Didaerah sentra produksi yang dikhawterkan jangan sampai musim panas yang akan berkepanjangan pada akhirnya gagal panen,seperti di dataran Waiapo.Kemudian juga di daerah pesisir apabila  ombak berkepanjangan dan orang tidak bisa melaut akibatnya produksi bahan pangan atau distribusi bahan pangan itu tidak bisa tersalurkan sampai kesana.

“Jika hal ini terjadi kita menyiapkan bahan pangan untuk mengantisipasi daerah- daerah seperti itu,”Unggahnya.

Kabupaten Buru untuk gizi buruk memang ditahun 2021 kemarin ada,tetapi kita telah menekan sampai dibawah target.Artinya kalau misalnya gizi buruk itu di atas 2 sampai 3% saja itu sudah menjadi bencana.Kabupaten Buru saat ini untuk stunting ini sudah ada pada level 20,7% makanya di tahun 2022 ini beberapa OPD telah kerjasana untuk mencegah penurunan stunting.

“Target kita itu 5,6% setiap tahun yang harus kita genjot untuk mengatasi penurunan stunting.Dengan adanya program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan maupun OPD lainnya,Kabupaten Buru ke depan bisa menjadi Kabupaten yang aman yang kecukupan gizinya bisa terpenuhi,”Harapnya

Sementara itu untuk kesediaan pangan di Kabupaten Buru ini kalau kita melihat dari kondisi saat ini kita sudah pada level surplus pangan.Tutupnya

(Bung Forbes)