Harapan Wali Nanggroe Makbul

Share artikel ini

DetikNews86.com, Banda Aceh | “Kalau Pak Agung jadi Pj Gubernur Aceh, mari kita bekerja sama untuk mewujudkan sesuatu yang membuat orang bangga kepada Aceh,” kata yang mulia Wali Nanggroe Tengku Malik Mahmud Al-Haytar beberapa waktu lalu, di sela-sela sarapan pagi bersama Irjen Pol Dr. Agung Makbul, Drs, SH, MH, di Hotel Grand Aston City Hall, Medan.

Wali Nanggroe yang ke-9 itu menyatakan, sejak damai sudah enam kali pergantian Gubernur Aceh, memang sudah ada peningkatan pembangunan dari masa ke masa. Hanya saja hendaknya di masa depan semakin banyak pembangunan yang membanggakan dirinya dan masyarakat Aceh. Harapannya dengan kehadiran Irjen Pol Agung Makbul di Aceh mimpinya bisa terwujud.

“Kami tidak minta sesuatu yang bertentangan dengan hukum, tetapi membangun Aceh itu harus bersama-sama, tidak terkecuali sumbang pendapat dari Lembaga Wali Nanggroe,” lanjut mantan Perdana Menteri GAM yang ketiga itu.

Bagi Agung Makbul atau populer dengan sebutan “Pak Agung,” menilai yang mulia Tengku Malik Mahmud adalah orang tua yang harus dihormati, bukan saja dari sisi usia 83 tahun atau di atas rata-rata usia harapan hidup manusia Indonesia, tetapi juga pengetahuannya yang luas dalam segala bidang; terutama dalam bidang ekonomi, sejarah dan lingkungan hidup.

Pengetahuan Wali Nanggroe sangat luas, sehingga dalam bercerita sangat runtut dan detail. Jangankan bercerita tentang hal-hal besar; tentang ekonomi dan sejarah, bercerita tentang seekor burung elang saja bisa berjam-jam. Tidak banyak orang punya kemampuan bercerita seperti itu, kecuali orang itu punya pengetahuan luas dan jujur.

Selama ini, segelintir orang yang tidak menerima manfaat saja yang menuduhnya sebagai orang yang tidak punya kapasitas, mementingkan diri sendiri dan tidak berfikir dan bekerja untuk Aceh. Pada saat ini, jangankan Lembagi Wali Nanggroe yang serba terbatas tugas pokok dan fungsinya, pejabat gubernur yang mengelola uang banyak sekalipun tidak mungkin bisa memuaskan semua orang.

“Dari sisi usia lanjutnya saja, pasti ada rahasia dan keberkahan padanya. Ke depan jika Allah berkehendak kita memimpin Aceh, yang mulia Tengku Malik Mahmud sebagai pribadi maupun sebagai Wali Nanggroe adalah orang tua yang harus kita minta restu dalam setiap langkah kita dalam membangun Aceh,” kata Agung Makbul yang juga tim penulis pidato Presiden RI.

Sebenarnya, Gubernur dan Wali Nanggroe harus sejalan, saling mendukung dan saling melengkapi. Itulah kekuatan Aceh. Selama ini banyak pihak yang berusaha membenturkan gubernur dengan Wali Nanggroe, yang sadar atau tidak justru melemahkan Aceh. Upaya menjauhkan gubernur dan Wali Nanggroe lagi-lagi karena tidak mendapat manfaat dari keduanya.

Padahal apapun bentuk pekerjaaan Pemerintahan Aceh muaranya adalah rakyat. Selama ini memang ada pihak-pihak yang ingin porsi anggaran lebih banyak pada lembaga tertentu dan tampak terlalu dipaksakan akibat tidak saling percaya dan selalu curiga. Sehingga perlu kedekatan gubernur dengan Wali Nanggroe untuk meminimalisir perpecahan di Aceh.

Begitulah seharusnya politik Aceh. Kompromistis dan tidak monopoli agar selamat sampai ke tepi. Akan tetapi isi kepala sudah dipenuhi sampah korupsi, sehingga siapa pun yang mengelola uang sudah dianggap koruptor. Sikap berfikir negatif harus dicuci bersih dari otak kita agar kembali sehat seperti yang kita dambakan bersama.

Agung Makbul sendiri memang orang yang terakhir bersilaturahmi kepada yang mulia Tengku Malik Mahmud. Beliau dengan jujur mengatakan bahwa sudah ada tiga nama calon yang disodorkan kepadanya dan akan disampaikan kepada Mendagri. Meski demikian bagi “Pak Agung” target utama adalah membina silaturrahmi kepada orang tua.

Kita sudah tahu nama-nama yang dimaksud. Kita percaya siapapun nama yang diusulkan tersebut adalah putra terbaik bangsa yang akan memimpin Aceh sebagai PJ Gubernur. Siapapun yang akan ditunjuk oleh Presiden Jokowi, harus kita dukung dengan sepenuh hati.

Siapapun yang terpilih menjadi PJ Gubernur Aceh, dia adalah yang disebut dalam kitab kuno, bergelar sebagai “Pangeran Waringin Sari” yang intinya pemimpin yang kuat dan melindungi. Hanya saja, kalau kita baca rekam jejak dari sekian banyak calon, hanya Agung Makbul yang punya ciri dan sifat demikian.

Akhirnya, sekali lagi, siapapun yang menjadi PJ Gubernur Aceh, jangan kita cekoki dengan informasi yang merusak hubungan dengan Wali Nanggroe. Mari kita satukan rasa dan perasaan PJ Gubernur Harapan Wali Nanggroe Makbul.

Oleh: Fauzan Azima