Sampang,|| detikNews86.com – Nasib pilu bahkan sempat menjadi viral atas kasus dugaan tindak pidana pencabulan anak dibawah umur , RA inisial warga gunung maddah , Banyuanyar , kabupaten sampang kecamatan sampang, Jawa Timur yang kini harus mengakhiri hidupnya didalam jeruji besi di tahanan Polres Sampang.
Tahanan Polres Sampang ini meninggal akibat alami luka lebam yang cukup berat pada bagian muka, belom diketahui apa penyebab tahanan tersebut meninggal dunia.
Teramat banyak juga kejanggalan yang di ungkap oleh kakak korban kepada beberapa awak media , diantara lain dilarang menjenguk dengan alasan bukan jam besuk , RA ini ditangkap pada selasa, 14/05/2024.
Diketahui, RA (32) warga Gunung Maddah ini sekaligus tahanan Polres Sampang, meninggal dunia pada minggu , 02/06/0/2024, Dimana RA ini ditahan atas dugaan tindak pidana persetubuhan dan pencabulan terhadap anak dibawah umur.
Seperti apa yang telah di katakan oleh kakak dari korban Saniman, wajah janazah saudaranya tersebut penuh dengan lebam yang mana tidak sesuai dengan kondisi awal.
” Meninggalnya RA ini menurut saya ada ketidakwajaran, karena luka lebam pada bagian muka, ucap Saniman saat diwawancarai, selasa 04/06/2024.
” saya tidak tahu kenapa wajah adik saya lebam , karena saya orang awam” tambah Saniman.
Sebelum RA pernah dirawat di Puskesmas Kamoning dengan memberikan cair infus serta rawat jalan dan dinyatakan meninggal dunia sekitar Pukul 14: 12 WIB di RSUD dr Muhammad zyn Sampang.
Guna menguak tabir misteri meninggalnya (RA) kini kontributor detikNews86 menggali informasi lebih lanjut dan menanyakan kepada keluarga korban , apakah betul korban sebelumnya memiliki riwayat penyakit sebelum korban tertangkap oleh satreskrim polres sampang akibat perbuatan dugaan persetubuhan anak dibawah umur.
” RA tidak punya riwayat penyakit, kok tiba-tiba pihak RSUD melalui pernyataan Polres Sampang RA divonis mengindap penyakit tumor otak, ini kan aneh, karena dalam waktu singkat adek saya divonis punya penyakit tumor otak,” kata Saniman kakak dari RA.
Akibat luka lebam yang telah dideritanya pada bagian muka, sehingga tahanan tersebut meninggal dengan keadaan yang tidak wajar dan menjadi misteri di kalangan publik.
Melalu Kasi Humas Polres Sampang Ipda Dedy Deli menampik saat di mintai penjelasan, kenapa korban bisa meninggal dan apa penyebabnya..? Bagaimana hasil visum korban ..? Melalui pesan singkat WhatsApp kasi humas polres tak memberikan keterangan jika pasien tersebut sakit akibat tumor.
“Iyaa mas, yang bersangkutan sakit tumor otak dan dirawat sejak tanggal 1 juni kemaren mas” ungkap kasi Humas Polres Sampang. Kamis,06/06/2024.
Ketika ingin mempertanyakan hasil CT Scan atau rekam medis agar bisa naikkan ke visum, kasi humas jawabannya dengan singkat.
” Ranahnya RS itu mas ” singkat Dedy. Jumat 07/06/2024
Sementara Kasi Humas RSUD Muhammad zyn enggan berani memberikan keterangan secara lebih jelasnya hasil dari otopsi jenazah korban meninggal dalam tahanan polres sampang dengan alasan tidak punya dokter forensik ( specialis) tidak lengkap , ia juga melemparkan pertanyaan tersebut ke pihak berwajib Satreskrim Polres Sampang.
” Saya tidak bisa memastikan penyebabnya apa, karna kita itu hanya bisa mengeluarkan keterangan yang sudah dilayangkan ke reskrim kemaren, jadi mas konfirmasi ke Reskrim langsung karna memang ranahnya” ungkap Amin kasi humas RSUD Muhammad zyn.
Di tanyakan mengenai hasil visum jenazah dan kapan di berikan hasil otopsi itu ke pihak polres .
” jadi otopsi itu hanya bisa dilakukan dan diberikan oleh dokter forensik ( spesialis) , dan tidak istilah otopsi itu dibongkar ya pak yah , kalau visum luar mungkin,” tambah amin. Kamis 06/06/2024.
Keluarga korban yang didampingi oleh Kuasa hukumnya berniat menemui RA pada hari Selasa 04/06/2024 kemaren , RA sudah keburu meninggal. Jadi pihak keluarga meminta agar hasil CT scan dan rekam medis RA dinaikkan ke visum untuk mengetahui penyebab kematiannya.
” Kasus meninggalnya tahanan porles ini RA, ini sangat janggal sekali kematiannya, jadi saya meminta kepada pihak Polres Sampang supaya hasil CT Scan atau pun rekaman medis bisa dinaikkan ke visum agara pihak keluarga dari korban tau apa penyebab kematian RA ” tukasnya.
Mewakili dari pihak keluarga, Kini Kuasa Hukum tetap masih kaget atas penyataan tersebut, bahwa korban mengidap penyakit, hal itu di sampaikan melalui istrinya. Ia pun akan tetap menunggu hasil dari pihak kepolisian.
“Pada mulanya keluarga memang kaget krn selama hidup blm almarhumah blm pernah mengeluh dan mengidap penyakit tumor sebagaimana penjelasan dokter ke istri almarhum” kata Kuasa Hukum RA.
“Sampai saat ini kami masih nunggu dari pihak kepolisian bang” tambah Lukman. Pada Jumat 07/06/2024.
Robby