Kades Winduaji Diduga Sunat Anggaran Bedah Rumah / RTLH 2023

oleh
oleh
Share artikel ini

Detiknews86.com, Pekalongan – Diduga dana Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tahun 2023 yang diperuntukkan khususnya untuk masyarakat miskin atau kurang mampu disunat oleh kadesnya, hal ini terjadi di desa Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan.

Kejadian pemotongan dana RTLH di bulan puasa 2023 kemarin, dimana pada waktu itu pelaksanaan kegiatan bedah rumah dimulai, Pasalnya dana bantuan bedah rumah/ RTLH sebesar Rp 20 juta per Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ternyata turun tidak penuh, dan itupun berupa material dan uang tunai sebesar Rp 2 juta untuk membayar tukang / pekerja oleh pihak desa.

Salah satu KPM yang enggan disebutkan namanya, kamis (06/07) dihadapan media dan Lembaga Garda Rajawali (LGR) Sambil membuat surat pernyataan, membeberkan terkait material yang dia dapat pada saat itu, seperti herbel 10 kubik, semen Tiga Roda 50 kg 22 sak, 10 batang besi  ukuran 10, pasir lokal 1 truk, semen perekat herbel MU 2 sak, uang 2 juta itupun yang 500 ribu disuruh beli cat tembok dan katanya dari kades masih ada sisa uang 750 ribu di kasih semen 2 sak.

Padahal harga material tersebut saya sudah hafal di toko material, contoh seperti harga herbel perkubikasinya 675 ribu sampai 700 ribu, harga semen MU 1 sak 98 ribu,harga besi ukuran 10 perbatangnya sekitar 70 ribu, semen tiga roda persaknya 75 ribu, pasir lokal 1 truk nya Rp 1.500,000,00,- dan sama uang Rp 2.000.000,- semua saya jumlahkan sekitar 12 juta”. tandasnya.

Masih dalam keterangannya, dan yang saya herankan pada waktu penerimaan material ada kepala desa Tanggerang yaitu kades Teguh, dan menduga kades Winduaji kerjasama dengan kades Tanggerang’. Imbuhnya.

Dalam  keterangan lain warga penerima KPM, menambahkan, pada waktu sosialisasi di balai desa saat itu di hadiri para penerima bedah rumah, di terangkan, Bahwa nanti per KPM  mendapatkan dana bantuan sebesar 17 juta itupun berupa material 15 juta dan yang 2 juta untuk membayar tukang.

Beda lagi pada waktu sosialisasi di dinas, diterangkan disitu juga per KPM dapat dana  20 juta, dimana 5 juta untuk bayar tukang dan yang 15 juta untuk material, saya sangat kecewa dengan kepala desa Winduaji yang tidak transparan dan diduga menyunat anggaran bedah rumah, untuk memperkaya diri”. pungkasnya.

Muamal selaku kades Winduaji waktu di konfirmasi melalui via telepon mengatakan “Desa Winduaji mendapatkan bedah rumah 40 unit itu kalau sesuai SK, tapi setelah di survei hanya 35 rumah yang siap, yang 5 lainya belum siap, dan kalau terkait untuk sumber dana RTLH tersebut dari Provinsi Jawa Tengah. Dengan nilai per unitnya 20 juta, 2 juta untuk HOK dan 18 juta material dan ongkos pekerja, Kalau terkait kades teguh dia tidak ikut campur hanya kebetulan saja material tersebut jatuhnya di dekat rumahnya kades teguh dan saya tidak takut terkait saya di tuduh menyunat anggaran RTLH oleh warga maupun pemberitaan kemarin oleh salah satu media, dan hampir semua desa di kecamatan Paninggaran prosesnya sama dengan desa Saya”. Ucapnya.

Sugiyanto selaku pengawas Lembaga Garda Rajawali ( LGR) di hadapan awak media, “Saya akan menindak lanjuti laporan dari warga penerima bedah rumah / RTLH yang sudah membuat surat pernyataannya, saya akan mengawal dan melaporkan ke pihak terkait dan APH”. ujarnya.
Pewarta : Sunaryo