Keganasan Pukat Harimau di Perairan Aceh Timur, Nelayan Mengaku Rugi Puluhan Juta

Share artikel ini

DetikNews86.com~Aceh Timur | Terkait bebasnya beroperasi pukat harimau(trawl) di kawasan perairan laut Aceh Timur sejak tiga tahun terakhir telah menyebabkan keresahan terhadap nelayan kecil, selain pendapatan ikan semakin berkurang sejumlah alat tangkap nelayan menjadi korban keganasan pukat harimau. Sabtu (10/12/2022)

Sejumlah nelayan kecil mengaku mengalami kerugian yang cukup besar, karena banyak alat tangkap mereka yang hilang di terkam pukat harimau seperti rumpon ikan, jaring, bubu dan pancing rawe.

Bustami, nelayan kecil asal Desa Pusong Idi Rayeuk mengaku geram atas ulah boat katrol yang beroperasi di perairan Aceh Timur, sebanyak 97 alat perangkap kepiting (rajungan) milik nya ludes saat di pasang 1 mil dari bibir pantai lenyap di seret pukat harimau.

“Iya pada hari rabu 7/12 kemaren, sebanyak 97 alat tangkap kepiting habis di seret jaring pukat harimau, ” ujar Bustami dengan nada geram.

Akibat di alat perangkap kepiting di garuk jaring pukat harimau, Bustami mengaku kerugian capai Rp 15 juta.

Saya sempat minta ganti rugi kepada Toke boat trawl, tapi tidak ada tanggapan, malah sebalik nya mereka mengatakan tidak bersalah, ucap Bustami.

Selain dirinya terdapat ratusan nelayan miskin yang jadi korban keganasan pukat harimau, hanya saja mereka tidak memprotes.

“Mungkin karena takut untuk protes dan melaporkan karena informasi pemilik boat pukat harimau adalah mafia-mafia yang punya backing kuat, akhir nya nelayan tak berkutik,” tutur nya.

Yusuf Zain nelayan asal Kuala Simpang ulim menduga ada oknum yang terlibat membekingi, sehingga para penunggang pukat harimau aman-aman saja.

Saya nelayan yang ikut menjadi korban, tuah/sarang ikan milik nya yang baru seminggu di bangun di seret oleh pukat harimau.

“Biaya untuk membangun tuah/sarang ikan tidak sedikit, baru seminggu sudah lenyap di seret pukat harimau,” tandas nya.

Yusuf juga menuding Panglima Laot tidak konsisten dalam menjalankan amanah para nelayan.

Panglima Laot pun tidak tegas dan tidak konsisten dalam menjalan kan amanah nelayan, untuk menertibkan boat pukat harimau yang meresahkan, tegas Yusuf

Dinas terkait untuk turun tangan menyelamatkan nelayan kecil. harap Yusuf.

Informasi yang diperoleh awak media, pukat harimau yang beroperasi di perairan Aceh Timur, selain boat pukat harimau berasal dari Sumut, terdapat belasan boat pukat harimau berasal dari Idi Rayeuk dan Peureulak.

Bahkan ada informasi ada pemilik boat pukat harimau di duga ada milik oknum wakil rakyat (dewan), untuk mendapatkan kebenaran boat pukat harimau, media ini terus melakukan investigasi ke berbagai sumber.

[Bayu H.I]