Ketahanan Pangan di Desa Gandasoli, Swadaya Mandiri Kebutuhan Pangan Masyarakat.

oleh
oleh
Share artikel ini

Ketahanan Pangan di Desa Gandasoli, Swadaya Mandiri Kebutuhan Pangan Masyarakat.

 

PURWAKARTA – JAWA BARAT

Detiknews86..com – | Berkaitan dengan adanya bantuan pemerintah dalam upaya guna mendukung keberlanjutan ketahanan pangan yang diaur melalui Peraturan Presiden nomor 104 tahun 2021 tentang Rincian APBN TA 2022, disebutkan bahwa Dana Desa ditentukan penggunaannya untuk program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20% (dua puluh persen).

 

Dalam mendukung program ketahanan pangan tersebut, melalui Kementerian Desa PDTT telah mengembangkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan.

 

Hal ini disambut baik oleh keempat Kelompok Desa Gandasoli yang ada. Binaan Kelompok Desa Gandasoli yang meliputi Kelompok Gandasari I. ketuanya Achmad Taufik; Kelompok Gandasari II. Ketuanya Udin; Kelompok Gandasari III ketuanya Iim; serta Kelompok Gandasari IV diketuai oleh Cep Undang.

 

Dari keempat kelompok ternak tersebut, salahsatunya, Kelompok Gandasari I. ketunya Achmad Taufik menjelaskan kepada media, Ba’da Jum’atan di rumahnya, 16/9/2022.

 

Dari penjelasan tersebut bahwa penyaluran hewan ternak (domba) mewakili anggota yang lainnya, pihaknya membenarkan menerima domba tersebut seminggu yang lalu. Untuk itu, Tiap kelompoknya mendapat 10 ekor domba dan tidak ada komplain.

 

Bahkan dengan adanya bantuan tersebut, anggotanya merasa terbantu apalagi anggota kami selaku petani dan buruh tani serta peternak dengan kehidupan serba pas-pasan, ketika mendapat penyaluran domba membantu sekali.

 

Ditempat berbeda Sekdes Gandasoli, Yudi pun menyambut baik kedatangan tim redaksi . Pihaknya membenarkan penyampaian dari Ketua Kelompok Gandasari I, tidak ada komplain penyaluran domba kepada kelompok ternak yang telah diberikan.

 

Yudi pun menuturkan penjelasannya kepada tim media. “Hasil Klarifikasi dan melihat pemberitaan yang beredar, bahwa dari pagu total anggaran, itu tidak rinci.”

 

Pihaknya mengalokasikan dari 124 juta, dalam hal pembelian ada tiga jenis pembelian, meliputi pembelian betina, jantan sangkal dan indukan yang lagi hamil.

 

“Dari pagu anggaran tersebut dombanya itu beda-beda anggaran semisal sekarang domba jantan sangkal berapa, betina sangkal berapa, dan indukan yang lagi hamil berapa? Itukan harganya tentu berbeda-beda. Kalau dipukul harga rata-rata sekian juta itu tidak logis, akan tetapi harga domba itu tidak stabil,” tutur Sekdes Gandasoli.

 

Untuk itu dengan munculnya pemberitaan dilapangan, pihaknya berharap itu tidak sesuai. Bahkan dari keakuratan data itu tidak jelas. Dari keempat kelompok tersebut sudah menerima. Walaupun dengan adanya laporan-laporan tersebut, mereka tidak tahu mekanismenya seperti apa. Bahkan secara aturan kita sudah tempuh dari mulai verifikasi RAB, saran-saran dari dinas peternakan sudah kita turuti, itu bagian dari prosedur yang kita tempuh.

 

Adapun dalam pembelenjaan melalui pihak ketiga, yakni melalui CV, kita sebelum belanja koordinasi dulu dengan pihak Inspektorat, itu diperbolehkan atau tidak!

Sementara dari pihak inspektorat membolehkan belanja ke pihak ketiga (CV-red) asalkan membeli dilingkungan sekitar, dengan harga yang sesuai. Untuk itu pihak CV membeli diseputar Desa Gandasoli juga.

 

Dalam hal ini, pembelian domba tersebut melalui CV, itu sesuai spesifikasi RAB. Adapun ketika ada pembelian domba yang tidak sesuai (rata), pihak CV bertanggungjawab, sekalipun domba tersebut mati, itu bertanggung jawab sesuai dengan komitmen.

 

Sementara itu, SPK-nya juga sudah jelas. Bahkan dilapangan ketika kelompok menerima domba, apabila tidak sesuai, mereka langsung complain dan digsnti dengan barang yang sesuai dengan spesifikasi.

 

Dari jumlah penyaluran anggaran Rp. 176 juta itu ada dua pos kegiatan anggaran sperti untuk anggaran ternak besarnya Rp. 124.500.000,- selain itu penyaluran di pertanian disalurkan di tahap pertama.

 

Dari hasil dilapangan bahwa yang namanya domba sangkal itu memang pisiknya kecil, tentunya mempengaruhi dari harga tergantung musim. Apalagi saat ini menjelang bulan Mulud.

 

Sedangkan dalam pembelanjaan domba tersebut belum lama ini, bulan Safar menjelang Mulud itu harga domba lagi tinggi-tingginya.

 

Bahkan dalam peng SPJ-an pembelanjaan harga domba tersebut, pihaknya sudah siap sesuai dengan aturan.

 

Red