Usaha Anggota Komisi IV DPR D Kabupaten Banyuwangi untuk menjembatani urusan perut antara sopir angkutan konvensional dan driver online tak membuahkan hasil.
Menjelang akhir hearing perwakilan sopir angkutan konvensional tiba – tiba meninggalkan ruangan Rapat Khusus DPRD Kabupaten Banyuwangi.
Keluar ruangan hearing para wakil driver dengan wajah tak puas. dan melontaran kata – kata bernada provokatif yang menambah suasana di luar ruangan rapat dengar pendapat panas.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Banyuwangi Ficky Septalinda menyesalkan dengan sikap perwakilan sopir angkutan konvensional yang meninggalkan ruangan hearing.
“Kami sebagai wakil rakyat yang pasti kasihan kepada sopir angkutan konvensional. Inikan urusan perut,” ungkapnya usai memimpin hearing.
Mestinya, lanjut Ficky Septalinda, sopir angkutan konvensional bisa duduk bareng dengan driver online sambil menunggu Perbup.
dan regulasi dari Dinas Perhubungan.
Dipihak driver online telah menyepakati dulu kesepakatan dari Dishub yang tanggal 17 Januari 2023 itu,”
Karena tidak ada sepakat dari kedua belah pihak maka hearing diakhiri.
Sebagai wakil rakyat, Ketua Komisi 4 DPRD Banyuwangi ini khawatir bakal terjadi gesekan di lapangan karena tidak ada kesepakatan antara dua belah pihak.
Nanti kami sampaikan pada ketua. Ini dilema karena urusan rezeki, urusan perut,” tandasnya.
Untuk mengantisipasi gesekan antara driver online dan sopir angkutan konvensional DPRD Banyuwangi akan melakukan komunikasi dengan ASDP dan Bandara Banyuwangi.
“Saya kira butuh waktu, setidaknya jangan terjadi gesekan. Kami melakukan komunikasi dengan bandara dan ASDP, harus dipantau untuk mengantisipasi adanya gesekan,” pungkasnya.
( Ip. Willy )