DetikNews86.com–Banda Aceh | Wakil Duta Besar (Dubes) Federasi Rusia untuk Indonesia, Veronika Novoseltseva, kembali bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar, pada pekan ini di Banda Aceh.
“Kunjungan Wakil Dubes Federasi Rusia ke Aceh dalam rangka kunjungan balasan,” kata Kabag Kerjasama dan Humas Wali Nanggroe, M Nasir Syamaun.
M Nasir mengatakan, pada 27 Juli lalu Wali Nanggroe mengadakan kunjungan ke Kedubes Federasi Rusia di Jakarta, dalam rangka menjajaki hubungan kerjasama Aceh dan Federasi Rusia. Selain itu, pada kunjungan di Jakarta tersebut, Wali Nanggroe juga mengundang Veronika untuk datang langsung ke Aceh.
Usai bertemu di hari pertama saat di Aceh, Minggu 21 Agustus 2022, Veronika kembali menyambangi Meuligoe Wali Nanggroe. Usai pertemuan, Veronika menjelaskan bahwa dirinya sudah lama mendengar tentang Aceh.
“Tapi baru sekarang kesempatan berkunjung langsung. Melihat bagaimana perkembangan di sini, melihat tradisi, adat istiadat dan berkenalan dengan masyarakat,” katanya.
Veronika dan Wali Nanggroe membahas banyak hal, mulai dari perkembangan terkini Aceh, kebudayaan serta adat istiadat Aceh, sejarah, potensi alam, pendidikan, olahraga, ekonomi dan secara khusus juga membicarakan tentang konservasi Harimau Sumatera di Aceh.
Veronika mengaku ada banyak informasi baru yang diperolehnya
“Kami sudah sepakat untuk mengembangkan hubungan yang menjadi minat bersama. Ada banyak mahasiswa dari Aceh yang mau datang ke Rusia untuk belajar di universitas-universitas disana,” ungkap Veronika.
Khususnya di bidang konservasi harimau, Veronika mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin menaruh perhatian khusus. Berdasarkan informasi yang disampaikan Wali Nanggroe dan Forum Konservasi Leuser (FKL) yang turut hadir di Meuligoe Wali Nanggroe mengenai upaya konservasi harimau yang dilakukan di Aceh, Veronika berharap akan ada pertukaran pengalaman antara Aceh dan Rusia di bidang tersebut.
Dia mengatakan, dirinya sangat ingin agar informasi mengenai konservasi harimau di Aceh dapat disampaikan ke masyarakat Rusia khususnya dan dunia internasional pada umumnya.
“Terutama mengingat pada 5 September nanti di Rusia akan diadakan forum internasional mengenai isu-isu terkait pelestarian harimau,” kata Veronika.
Selain itu, Federasi Rusia, kata Veronika sangat berminat dengan produk-produk dari Indonesia termasuk dari Aceh seperti kopi, buah-buahan dan produk lainnya, yang siap dibeli oleh negaranya dalam jumlah besar.
Ditanyai soal penerapan Syariat Islam di Aceh, Veronika menjelaskan dirinya sangat terkesan dengan apa yang berlaku di Aceh. Sebelum berkunjung langsung, ia mengaku pengetahuannya tentang Aceh tidak begitu menyeluruh.
“Dari pengalaman kunjungan kali ini, Veronika mengatakan bahwa masyarakat Aceh sangat toleran. “Saya lihat memang ada banyak masjid, tapi juga ada gereja-gereja, ada juga tempat ibadah dari agama-agama lain,” sebutnya.
Dia juga mendapati informasi bahwa selama ini ada banyak turis yang berkunjung ke Aceh, dan tidak pernah terjadi persoalan dengan masyarakat setempat. Veronika bahkan sangat mendukung masyarakat Rusia untuk berwisata ke Aceh, untuk melihat tradisi dan kebudayaan, pemandangan alam, menikmati kuliner khas Aceh, terutama kopi, serta untuk mengetahui lebih banyak tentang Aceh.
“Kebudayaan dan tradisi yang Aceh punya bisa menjadi suatu warisan yang harus dijaga dan diperlihatkan kepada masyarakat internasional,” sebut Veronika.
Kepada Wali Nanggroe, dia mengusulkan untuk dibangun partnership antara Aceh dengan salahsatu daerah atau negara bagian di Federasi Rusia, terutama wilayah yang memiliki banyak penduduk muslim, seperti Tatarstan, Tajikistan, dan Chechnya, di bidang produk-produk halal, dan bidang lainnya.
“Saya mau kirim rekomendasi ke Rusia supaya ada kontak-kontak langsung ke Aceh untuk menetapkan pedoman partnership tersebut,” ungkap Veronika.
Sementara itu Wali Nanggroe mengatakan suatu kehormatan besar bagi dirinya dan masyarakat Aceh secara menyeluruh atas kunjungan Wakil Dubes Federasi Rusia ke Aceh.
“Kami baru bertemu, tapi seperti sudah lama berkenalan, ini suatu kesan yang luar biasa,” kata Wali Nanggroe usai pertemuan.
Kepada Veronika, Wali Nanggroe menyampaikan bahwa masyarakat Aceh sudah lama menaruh perhatian terhadap Rusia. Sebagai sebuah negarara maju, Wali Nanggroe berharap akan segera terbangun suatu kerjasama di berbagai bidang antara Aceh dengan Rusia.
Di Asia tenggara, Aceh termasuk wilayah yang memiliki banyak satwa harimau, tetapi dalam keadaan yang cukup mengkhawatirkan. Jika tidak dilakukan konservasi dengan baik, bukan tidak mungkin keberadaan Harimau Sumatera di Aceh akan punah.
“Dalam hal ini kita punya kesamaan antara Aceh dan Rusia,” kata Wali Nanggroe.
Selain negara maju, masyarakat Rusia juga banyak yang melakukan perjalanan wisata ke berbagai negara. Wali Nanggroe sangat berharap agar wisatawan dari Rusia dapat berkunjung ke Aceh yang dikenal memiliki banyak pantai-pantai yang indah, dan hutan tropical yang bagus. Ia juga berharap terbangun hubungan yang baik antara orang Rusia dan orang Aceh.
Wali Nanggroe juga bercerita, Rusia merupakan salahsatu negara yang memilii kesan tersendiri bagi dirinya.
Kisah itu terjadi pada tahun 1981, saat dirinya masih menjabat sebagai Perdana Menteri Geraka Aceh Merdeka (GAM).
“Saya dipanggil oleh Presiden kita waktu itu, almarhum Tgk. Hasan Muhammad di Tiro untuk menghadap ke Stockhom, Swedia,” kata Wali Nanggroe.
Dalam perjalanan ke Swedia, dirinya transit sejenak di Bandara Moskow. “Rusia adalah tempat pertamakali saya menjejakkan kaki di Benua Eropa,” sebut Wali Nanggroe.
Menanggapi cerita Wali Nanggroe, Veronika langsung mengatakan, mengundang Wali Nanggroe untuk menjejakkan kaki untuk kali kedua di Rusia.
“Terimakasih,” kata Wali Nanggroe.
Pada kesempatan itu, Wali Nanggroe juga menyampaikan terimakasih kepada Federasi Rusia yang turut membantu Aceh saat musibah tsunami tahun 2004 silam.
“Kedatangan ini, saya harapkan hubungan Aceh dengan rusia akan terus berkembang,” tambah Wali Nanggroe.
Usai pertemuan di Meuligoe, didampingi Wali Nanggroe Veronika menyempatkan diri menikmati panorama alam di Puncak Geurute, Aceh Jaya, sembari menikmati kelapa muda yang dijajakan penjual setempat.
Di perjalanan kembali dari Geurutee, Veronika juga singgah di Rumoh Cut Nyak Dien di Lampisang, Aceh Besar.
Atas sambutan Wali Nanggroe dan seluruh pihak yang dijumpai Veronika di Aceh, dia menyampaikan terimakasih.
“Dan pastilah saya akan datang kembali untuk melihat-lihat lebih lanjut tentang Aceh. Saya berharap hubungan antara Indonesia secara menyeluruh, dan dengan Aceh akan semakin meningkat,” Ucap Veronika.[KPA]