Detiknews86 com
Novel karya Sulistyowati dengan Judul Rembulan di Pucuk Cemara dibedah Komunitas Lentera Sastra dalam Jambore Literasi Banyuwangi Book Fair pada hari ke sembilan, Jumat (14/10/2022)
Selain menghadirkan sang Penulis yang didampingi Kepala MTsN 1 Banyuwangi Salman, juga para penulis handal dari Banyuwangi, seperti Nurul Ludfia Rochmah, Guru MAN 1 Banyuwangi yang telah menerbitkan lebih dari 20 judul buku, juga Dosen Untag Banyuwangi Muttafaqur Rohmah serta Ketua Komunitas Lentera Sastra Syafaat.
Sang penulis menyampaikan bahwa inti novel yang ditulisnya merupakan kisah tentang perjodogan dengan teman kecil yang sempat ditolak. Sulistyowati menyampaikan bahwa ada filosofi tersendiri dari judul novel yang ditulisnya.
“tokoh dalam novel tersebut bernama Luna yang artinya bukan, serta Surya yang berarti matahari, Rembulan tidak akan menampakkan sinarnya tanoa adanya matahari” ungkapnya.
Anggota Komunitas Lentera Sastra yang juga Guru Matematika ini menyampaikan bahwa tidak semua bentuk perjodohan itu tidak baik, banyak juga perjodohan yang berakhir bahagia.
Muttafaqur Rohmah menyampaikan bahwa Novel ini ditulis oleh “orang gila” hal ini disampaikan dengan mengingat Novel setebal 374 halaman tersebut ditulis tidak sampai setahun oleh penulis yang mempunyai tugas sebagai seorang pendidik.
“Saya belum mampu menulis novel secepat Bu Sulis” ungkapnya.
Dihadapan peserta yang sebagian besar merupakan Mahasiswa Untag Banyuwangi ini Bu Uut (Panggilan akrabnya) mengajak para Mahasiswa bukan hanya mencermati novel dari nilai sastranya saja, terapi juga nilai sosial yang terkandung di dalamnya.
Berbeda dengan Bu Uut, Nurul Ludfia Rochmah atau biasa disapa Bu Upik ini menyebut sang Penulis sebagai “orang sakti” yang dapat menyelesaikan novel bernilai sastra tinggi dalam waktu cepat. Bu Upik juga membahas tentang nilai-nilai dan Kajuan Sastra. Para peserta yang terdiri dari Mahasiswa Untag Banyuwangi, Unej Jember, Siswa MAN 1 dan MTsN 1 Banyuwangi, serta SDN 1 Giri sangat antusuas mendengarkan paoaran para Narasumber.
Sementara itu Syafaat memberikan apresiasi terhadap kebangkitan Literasi pada Kementerian Agama dan masyarakat Banyuwangi.
“Jambore Literasi dengan persiapan sangat mendadak yang dikoordinasikan melalui WhatsApp dapat terlaksana dengan baik, dan hari ini dengan narasumber yang luar biasa serta peserta yang tidak kebagian tempat duduk dan rela menggelar banner untuk mengikuti bedah buku” ungkapnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Moh. Amak Burhanudin yang mengikuti kegiatan secara Streaming pada saluran Youtube Lentera Sastra menyampaikan apresiasi terhadap penulus dan Narasumber dari Kementerian Agama.
“Semangat Literasi Kemenag Banyuwangi untuk Indonesia” ungkapnya.
Acara yang dipandu Nur Khofifah dari MIN 1 Banyuwangi tersebut lebih menarik ketika pada sesi tanya jawab.(ip wily)