Kuansing,Detiknews86.com,- Provinsi dengan luas lahan kelapa sawit mencapai 2.7 hektar, Riau menyimpan
potensi limbah yang masih belum termanfaatkan secara maksimal.
Oleh sebab itu pada pada tahun 1995 perusahaan PT Adi Mulya Grup mendirikan dua pabrik di wilayah Desa Sukamaju guna mengelola tanaman kelapa sawit menjadi minyak mentah umtuk di ekspor ke berbagai negara seperti Singapura dan Malaysia.
Di samping itu berdirinya industri pengelolaan kelapa sawit nyatanya berdampak pada lingkungan masyarakat setempat.
Hal ini disebabkan adanya limbah hasil industri yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan merusak ekosistem di alam sekitar.
Melihat fenomena ini masyarakat akhirnya bergerak untuk ikut terlibat dalam pengelolaan limbah. Dengan demikian adanya kerjasama diantara perusahaan dan masyarakat untuk memanfaatkan hasil limbah sawit mendatangkan sisi positif.
Petani Desa Sukamaju menjelaskan bahwa
tanah hitam yang merupakan limbah hasil industri kelapa sawit membantu untuk
menyuburkan tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang memiliki harga cukup tinggi.
Tanah hitam hasil industri kelapa sawit ini disebut oleh masyarakat sekitar sebagai tanah solid sebab teksturnya yang padat namun gembur.
Selain itu kisaran harga pupuk kimia mencapai angka Rp. 100.000- Rp 1.000.000 perkarung/10 KG untuk lahan
pertanian dan perkebunan. Sehingga anggaran yang dikeluarkan cukup besar untuk pembelian pupuk.
Dengan adanya pemanfaatan Limbah ini masyarakat cukup
mengeluarkan biaya RP. 200.000,- untuk menyewa alat berat yang sudah disediakan
pabrik sebagai alat pengangkut tanah solid dan dapat menampung hingga satu truk pupuk tanah solid. Ini artinya petani dapat menghemat biaya perawatan mencakup pemupukan tanah dan tanaman.
Adanya limbah tanah solid dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat Desa Sukamaju. Hal ini dikarenakan perizinan untuk mengelola limbah tidak begitu sulit. Proses perizinan ini melalui Bapak Wendi sebagai pengurus limbah di PT. Argo Reksa. Masyarakat diperkenankan mengambil limbah secara gratis dengan syarat tidak merusak permukaan limbah atau dengan kata lain mengikis piringan yang sudah
dibuat tanggul.
Desa Sukamaju memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pemanfaatan limbah kelapa sawit. Berbagai tanaman tumbuh subur sebab diberi pupuk tanah solid hasil limbah kelapa sawit. Tanaman ini berupa rumput gajah yang digunakan petani untuk dijual kepada peternak sapi, kangkung, bayam, cabai, dan tanaman lainnya.
Namun besarnya potensi tidak diiringi dengan pengetahuan masyarakat dan dukungan pemerintah yang belum maksimal. Sehingga pemanfaatan limbah kelapa sawit hanya digunakan oleh kalangan tertentu dan tidak diperjual belikan secara luas hingga ke pelosok wilayah di seluruh Indonesia.
Pemanfaatan hanya mencapai wilayah desa ke desa
yang masih dalam lingkup satu wilayah. Sehingga masih diperlukan peta konsep yang jelas dan terencana dalam memanfaatkan limbah kelapa sawit agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukamaju sebagai produsen kelapa sawit.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat potensi limbah yang cukup besar di Desa
Sukamaju kemudian diolah menjadi pupuk yang bernilai jual. Adapun proses pengolahan pupuk ini didapatkan dari limbah kelapa sawit dari dua pabrik besar yakni yakni PT. Surya Agro Reksa dan PT. Agrolestari.
Proses produksi limbah kelapa sawit meliputi, pengolahan dari kolam-kolam limbah, dimana kolam pertama limbah masih memiliki kadar asam yang tinggi sehingga belum dapat dimanfaatkan. Hingga pada tahap kolam menengah air limbah sudah bisa dialirkan ke pertanian untuk menyuburkan tanaman, dan ditahap terakhir limbah padat digunakan sebagai pupuk alami penyubur tanah.
Hasil analisis menunjukkan
bahwasanya limbah dari kelapa sawit dapat meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman, hingga mengurangi pengeluaran biaya pupuk kimia. Upaya sosialisasi perlu ditekankan secara masif demi penyebaran informasi terkait pengelolaan limbah yang tepat.
Sumber : Resdati,S.Sos.M.Si, Dr.Achmad Hidir,M.Si, Drs.Syafrizal.M.Si, Anisa Trisari Dosen dan Mahasiswi Universitas Riau