DetikNews86.com-Singkil | Sebuah Desa di Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil bernama desa Kilangan, menjadi tujuan peziarah dari berbagai daerah, baik dari dalam maupun dari luar Aceh seperti dari Sumatera Barat, karena di desa ini terdapat Makam Syekh Abdur Rauf Al Singkili. Syekh Abdur Rauf merupakan salah satu ulama besar yang memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran agama Islam di Sumatra dan Nusantara pada umumnya.
Makam Syeh Abdur Rauf Terletak di bibir sungai Singkil, sekitar 5 KM atau 8 menit dari ibukota Kabupaten Aceh Singkil. Berbatasan dengan Sumatera Utara, makam bisa dicapai dengan perjalanan laut, darat, dan udara. Hanya membutuhkan waktu 10 menit dari pelabuhan Singkil, 25 jam dari bandara udara Syekh Hamzah Fansuri, dan sekitar 2 jam lebih dari kota Subulussalam.
Makam berada di dalam bangunan dengan ukuran 7M x 14 M dengan dinding porselen warna hijau dan putih. Bentuk bangunan seperti mesjid menciptakan nuansa Islami di makam ini.
Di tengah ruangan merupakan makam Syekh Abdur Rauf yang di atasnya terdapat bebatuan putih, kulit kerang besar, dan ditutupi kelambu, hasil sumbangan dari para pengunjung. Di dalam bangunan makam tersebut juga disediakan buku-buku agama dan perlengkapan sembahyang.
Salah satu penjaga Makam Syekh Abdur Rauf sejak tahun 2001, Asmuddin, mengatakan, Makam Syekh Abdurrauf dironivasi pada tahun 1987. Saat ditemukan makam hanya berupa bangunan kayu beratap rumbia.
“Makam diperkirakan sudah ada sejak tahun 1100 masehi dan kemudian dibangun dengan sumbangsih masyarakat Sumatera Barat. Makam Syekh Abdur Rauf memiliki panjang 9 x 1 Meter,” papar Asmudin.
Asmudin menuturkan ketika gempa besar melanda Aceh Singkil, Makam Syekh Abdur Rauf tidak mengalami kerusakan, padahal letaknya di pinggir sungai.
“Sementara rumah-rumah di sekitar runtuh. Pada musim banjir, air juga tidak sampai ke Makam meskipun di sekitarnya sudah tergenang banjir,” kata Asmudin.
Asmuddin mengatakan, di tempat tersebut Peziarah juga banyak yang berdoa untuk mendapat kesembuhan.
Dikatakan Asmuddin, makam ini ramai dikunjungi setelah Idul Fitri dan Idul Adha sampai bulan Rajab. Penziarah banyak datang dari Sumatera Barat.
“Karena Syekh Abdul Rauf memiliki murid di Sumatera Barat, yakni Syeh Burhanuddin yang mengembangkan Islam di Ranah Minang,” Ujar Asmuddin.
Masyarakat Penziarah ke Makam Syekh Abdur Rauf umumnya datang berombongan. Saat ditemui RRI di lokasi, Ketua Rombongan Ziarah Jl. Sangiyang Pulao Gebang, dari Jakarta Timur, Buya H. Martimin Tuanku Bagindo menjelaskan, kehadiran Rombongan Ziarah ke makam Ulama karena memiliki silsilah dalam pengajian.
“Hal ini merupakan kewajiban sebagai ungkapan terima kasih atas jasa yang telah dinikmati,” ungkap Buya H. Martimin Tuanku Bagindo
Buya H. Martimin adalah putra Minang kelahiran Sungai Sirah, Kecamatan Sungai Limo, Pariaman, Sumatera Barat. Kesehariannya merupakan Pimpinan Pesantren Miftahul Istiqomah, Jakarta Timur. Buya H. Martimin menjelaskan Terkait Pembangunan Makam oleh masyarakat Sumatera Barat berawal dari Mimpi Syeikh Mato Ai agar merapikan kuburan Syeh Abdul Rauf.
“Ketika ditelusuri sampai ke Singkil, diyakini bahwa makam tersebut memang benar merupakan Makam Syeh Abdul Rauf,” jelas Buya H. Martimin.
Buya H. Martimin mengatakan Rombongan Penziarah tidak hanya datang dari Sumatera Barat, setiap tahunnya Penziarah juga datang dari Pulau Jawa, karena banyak masyarakat Sumatera Barat yang merantau ke Pulau Jawa.
“Setiap Rombongan selalu berniat untuk berkunjung setiap tahun ke Makam ini,” kata Buya H. Martimin Tuanku Bagindo.
Selain Rombongan Ziarah, Makam Syekh Abdur Rauf juga banyak dikunjungi masyarakat biasa, baik masyarakat Aceh Singkil maupun dari luar Aceh Singkil. Salah satu warga setempat, Rostani menuturkan sudah sering mengunjungi Makam sejak kecil.
“Saya sering kesini waktu kecil. Setahu saya, Masyarakat pengunjung sering membayar Nazar ke Makam, dan berdoa agar terbebas dari marabahaya,” kenang Rostani.
Dikatakan Rostani, menurut pemaparan Syeikh Mato Ai Ulakan pembangunan Makam Syekh Abdur Rauf merupakan bentuk penghormatan kepada Guru ke Guru.
“Karena Syekh Abdur Rauf merupakan Guru dari Syeikh Burhanuddin, yang merupakan guru dari Syeikh Mato Ai,” terang Rostani.
Pengunjung lainnya, Rizki, mengatakan sudah beberapa kali mengunjungi Makam. Kedatangan ke Kuburan Syekh Abdur Rauf karena Syekh Abdur Rauf merupakan Kuburan Ahli Agama.
“Kami hanya sekedar ziarah, namun kami pernah dengar kuburan ini kiramat, karena salah satu Ahli Agama. Kalau kesini biasanya kami berdoa, mengirim doa, menyiram air, seperti ziarah biasanya,” kata Rizki.
Rombongan Ziarah ke Makam Syeh Abdur Rauf selalu banyak setelah Idul Fitri, Pengunjung pernah mencapai 800 orang atau sekitar 50 BUS pada hari libur. Pengunjung biasanya menginap di Penginapan sekitar Makam, sehingga memudahkan Pengunjung saat akan berdoa dan bersembahyang.
Nama Syeh Abdurrauf Al Singkili yang bergelar Syiah Kuala, diabadikan menjadi salah satu universitas di Propinsi Aceh yaitu Universitas Syiah Kuala atau sering disebut Unsyiah.
Di Aceh, Terdapat dua makam yang masing-masing diyakini sebagai makam Syekh Abdurrauf As Singkili. Satu berada di Aceh Singkil, dan yang satunya lagi di Syiah Kuala, Banda Aceh.
Di Aceh Singkil, lokasi makam berada di bibir sungai Singkil, sementara di Syiah Kuala Banda Aceh, makam Syekh Abdurrauf berada di bibir pantai Gampong Syiah Kuala. Baik di Singkil, maupun di Banda Aceh lokasi makam ini banyak dikunjungi peziarah. Bahkan lokasi makam salah satu ulama besar Aceh ini dijadikan wisata religi oleh pemerintah daerah setempat. (KPA)