Banyuasin,||detikNews86.com–
Sungsang atau yang lebih dikenal sebagai Kampoeng Nelayan Sungsang merupakan deretan perkampungan nelayan yang dicirikan dengan rumah-rumah panggung di tepi muara dan Sungai Musi yang menghadap ke Selat Bangka. Perkampungan ini terletak di Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan telah lama dikenal sebagai kawasan perikanan tangkap yang utama dan terbesar di Sumatera selatan. Sebagian besar masyarakat Sungsang berprofesi sebagai nelayan. Hasil tangkapan mereka berupa ikan,udang,kepiting,cumi-cumi,Ikan Teri,kerang dan hasil laut lainnya.Tradisi melaut dan menangkap ikan ini telah berlangsung ratusan tahun. Selain Perahu nelayan ada juga Nelayan kilung (Bagan) yang merupakan alat produksi sekaligus tradisi yang berkembang sejak ratusan tahun dan merupakan bagian yang sangat erat dan identik dengan kehidupan masyarakat Sungsang. Berbagai jenis dan ukuran perahu dan kilung atau Bagan yang digunakan oleh masyarakat dikampung yang sangat padat ini.
Bertempat di ruang rapat kantor Desa Sungsang I Kecamatan Banyuasin acara musyawarah nelayan kilung yang di hadiri langsung oleh Camat Banyuasin II,Ahmad Riduan,S.Sos.MS.i, Kapolsek Sungsang yang di hadiri oleh Kanit Reskrim, Ipda, Julyardi,SH, Perwakilan BA Ditpolair Polda Sumsel, Bripka.Asep Dudi, serta Puluhan perwakilan Nelayan Kilung Sungsang,
Senin, 19/12/2022.
Kepala Desa Sungsang I, Kailani dalam sambutannya mengucapkan kami persilahkan perwakilan para nelayan untuk menyampaikan keluhan nya dan semaksimal mungkin kami jawab dan apa bila kurang puas nanti akan kami koordinasi dengan pihak pihak terkait imbuhnya.
Rayo (56) Warga Lrg. Cempaka Rt.08/002 Desa Sungsang I mewakili nelayan kilung mengeluhkan aktivitas Kapal kapal besar yang berlabuh dan bongkar muat di perairan laut Sungsang Banyuasin seperti kapal batu bara, dan kapal bongkar muat lainnya yang mana pada malam hari lampu kapal yang parkir di laut sungsang tersebut mengakibatkan ikan ikan mendekati kapal dan menjauh dari kilung (Bagan) tempat nelayan kilung dan membuat penghasilan nelayan kilung selama lebih kurang 3 tahun terakhir ini berkurang dan merosot tajam.
“kami berharap kepada pemerintah baik Desa, kecamatan maupun kabupaten dan instansi terkait untuk menindak lanjuti keluhan para nelayan kilung Sungsang,” ungkap Rayo.
Sambung Yanto (47) bahwa kami juga memohon kepada pemerintah untuk lebih tegas memberantas nelayan yang menggunakan Pukat Harimau, atau trol (Pukat tarik) yang mana sering mengganggu wilayah tempat kami berkilung yang membuat penghasilan kami dari tahun ke tahun mengalami kerugian ucapnya.
BA Ditpolair Polda Sumsel, Bripka, Asep Dudi, mengatakan bahwa nanti akan kami koordinasi dengan atas dan para pemilik kapal maupun agen untuk mencari jalan keluar tentang keluhan masyarakat nelayan kilung Sungsang ini imbuhnya.
Camat Banyuasin II, Ahmad Riduan, S.Sos.M.Si, mengatakan bahwa kami dari pemerintah kecamatan bersama instansi yang ada akan berusaha untuk memfasilitasi para nelayan untuk berkoordinasi dengan para pemilik maupun agen kapal tuturnya.
Hamka