Pantai Samudera Baru Akan dibangun Wisata Pantai Layaknya Ancol di Jakarta

oleh
oleh
Share artikel ini

Pantai Samudera Baru Akan dibangun Wisata Pantai Layaknya Ancol di Jakarta

 

KARAWANG – JAWA BARAT

DETIKNEWS86.COM | Indonesia memiliki 17.000 pulau,sebagai negara kepulauan tentunya pantai-pantai wisata banyak terdapat di seluruh penjuru Indonesia.,di Pulau Jawa sendiri terbagi dua bibir pantainya yakni Pantai Utara Jawa dan Pantai selatan Jawa.

 

Untuk warga sekitaran Jabodetabek yang hendak berwisata , pantai di pesisir utara lebih dekat untuk dijangkau. Salah satunya Pantai Samudera Baru, di Desa Sungai Buntu Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang.

 

 

Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang memiliki rencana membangun kawasan wisata di Pantai Pesisir Utara Karawang,pantai Pisangan dan Pantai Samudra Baru yang berada di Desa Sungai Buntu Kecamatan Pedes.

Yang mana Pantai Samudra Baru tersebut akan dijadikan Ancol 2 seperti di jakarta oleh Bupati Karawang

 

Bupati Karawang sendiri Cellica Nurrachadiana mengatakan “di daerah pesisir Pantai Utara Karawang akan dibangun tempat wisata pantai layaknya Ancol di Jakarta.”Katanya.

 

Kita sedang mencari investor untuk bergabung guna membangun Pantai Samudera Baru di Desa Sungai Buntu Kecamatan Pedes. Namun terlebih dahulu, kita harus tanggulangi dampak abrasi di Desa Cemarajaya lebih awal,” ungkap Cellica kepada Pers kemarin.

 

Cellica mengatakan, penanggulangan abrasi di pesisir utara Karawang menjadi fokus pemda Karawang. “Pada 2016, kami menganggarkan penanggulangan abrasi sejumlah Rp 6,8 miliar untuk biaya pembangunan pemecah gelombang sepanjang 500 meter,” kata Cellica. “Memang belum optimal. Namun bisa sedikit mengantisipasi dampak lebih buruk.”

 

Keadaan dusun di pesisir utara Karawang itu sudah sangat mengkhawatirkan. Di beberapa lokasi, sejumlah rumah penduduk kini bersentuhan dengan air laut. Di Pantai Pisangan, bisa ditemui banyak rumah dan puing-puing bangunan ternak burung walet yang menunggu waktu roboh karena digerus ombak.

 

Dampak kerusakan akibat abrasi sudah dirasakan sejak tahun 1970an, air laut pelan-pelan menggerus rumah penduduk dan aspal jalan. Bahkan Jatna Supriatna, kepala Pusat Iklim Universitas Indonesia memprediksi desa itu akan terendam air laut jika tidak ada solusi yang tepat.

 

Red