Sampang, || detikNews86.com – Pembangunan rehab berat yang dikerjakan salah satu pemborong semakin tidak mengutamakan etika baik terhadap wartawan yang memiliki tugas penuh dalam Sosial kontrol malah beberapa wartawan ini mendapatkan perlakuan yang tak baik saat tim melakukan konfirmasi.
Melihat secara detail pada bangunan itu hampir tidak ada perubahan sama sekali dari sebelum dan sesudah direhab oleh pihak pelaksana proyek. Minggu 14/12/2024.
Sikap ini dilontarkan oleh salah satu pelaksana bernama Mat dengan sikap yang tak pantas terhadap wartawan, proyek pekerjaan rehab yang di kerjakan dengan menggunakan anggaran kurang lebih 200 JT rehabilitasi tiga ruang kelas di UPTD Sekolah Dasar Negeri 4 Sejati Dsn Slabeyen Desa Sejati, Kecamatan Camplong yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) TA 2024.
Pemantauan hasil monitoring tim Media Center Sampang ( MCS) , pekerjaan yang dikerjakan rehab berat namun dilokasi tidak ada sisa material pembongkaran. Melihat kondisi pekerjaan yang dinilai buruk tersebut. Diduga kuat ada indikasi mark up anggaran atau tidak sesuai spesifikasi.
Mempertanyakan hal ini, ia berkata pekerjaan tiga ruang kelas ini rehab berat, namun fakta dilapangan tiga ruang kelas SDN Sejati 4 ini hanyalah terlihat biasa, tidak ada sisa material yang begitu potensi buruk pada pekerjaan tersebut. Namun anehnya Mat ini membawa nama salah satu dewan saat dimintai keterangan atas pekerjaan tersebut.
Melalui konfirmasi Mat ini pun tetap masih mengelak dan tetap berbicara jika pekerjaan ini milik dewan tersebut. Saat melalui telfon ia masih ngelak dan membawa tim kemenangan jimad sakteh. Ketika ditanya milik siapa proyek tersebut.
” Punya komandan saya , tim kemenangan jimad sakteh , Amin sekeluarga ya kan tim kemenangan Jimad Sakteh, pokirnya kan masih miliknya, ini dananya 200 ken , ini rehab ken , ” ucap Mat sambil cengengesan saat di konfirmasi. Minggu 15/12/2024.
Semakin perkuat dugaan kami, dimana sekitar lokasi proyek belum terlihat papan Informasi yang di pasang, ketika ditanyakan perihal tersebut , pelaksana hanya menjawab tidak ada belum selesai, sedangkan persentase pekerjaan proyek rehab berat tiga ruang kelas UPTD SDN Sejati 4 sudah 100% .
” Jereng gik tadek paleng tak deddih , benni kelakoan reah perencanaan tompeseseh keng , sateyah reah Perencanaan ngkok tak eddep , perencanaan tak eddep , ( Mungkin masih belum selesai, ini bukan pekerjaan , perencanaan yang mampus, sekarang ini perencanaan aku tak paham, perencanaan ini tak paham ), kata pelaksanya sembari masih cengengesan.
Anehanya lagi, pelaksana proyek rehab tersebut malah menyalahkan Konsultan perencanaannya , sehingga ia merasa dirugikan atas adanya kegiatan pekerjaan rehab yang saat ini dikerjakan sekaligus sebagai penanggung jawab proyek rehabilitasi tiga kelas di UPTD SDN Sejati 4.
Robby