DetikNews86.com – Kegiatan Sedekah Bumi adalah acara tradisi turun-temurun yang sudah dilaksanakan oleh warga masyarakat Desa, seperti kegiatan yang dilaksanakan hari ini (5/6/22) di desa Bungu.
Kepala Desa Bungu Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara Hartoyo mengatakan, Sedekah Bumi merupakan salah satu bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas semua karunianya yang diberikan kepada warga, dan sedekah bumi adalah simbol penghormatan dan penghargaan masyarakat kepada alam sebagai karunia yang besar dari Tuhan Yang Maha Esa, “Tanah yang kita pijak setiap hari, kita buang kotoran di situ, kita tanami tumbuhan dan segala sesuatu yang kita lakukan terhadap bumi yang kita pijak ini, maka kita perlu merawatnya dengan cara sesuai tradisi yang sudah turun temurun, sekaligus juga sebagai doa permohonan masyarakat Desa Bungu umumnya agar diberikan keselamatan, kesehatan, rizki yang barokah, serta dijauhkan dari bala/ wabah,” papar Hartoyo.
Pentas wayang sehari semalam ini adalah akhir dari rangkaian kegiatan sedekah Bumi, dimana 36 hari sebelumnya sudah dimulai acara sedekah bumi dengan pundenan/manganan atau ziarah dimakam tokoh asal muasul atau Danyang desa Bungu. Selanjutnya, pada hari sabtu kemarin (4/55/22) dilakukan acara menyembelih Kerbau, dimana daging kerbau digunakan untuk hajatan atau selamatan yang dihadiri oleh seluruh masyarakat desa Bungu, sebelum puncak kegiatan sedekah bumi dilaksanakan, Pemdes dan masyarakat melakukan kirap Tumpeng keliling kampung yang diiringi dengan seni Reog, setelah kegiatan kirap dilajudkan pentas budaya Wayang Kulit sehari semalem, dan warga yang menyaksikan bisa menikmati makan dengan lauk daging kerbau, terang Kepala desa Bungu.
Diakhir perbincangaannya dengan Detiknews86.co.com Hartoyo mengatakan Tradisi sedekah bumi ini salah satu peninggalan leluhur dalam rangka mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan YME, Sekaligus sebagai upaya kami, dalam menjalin silaturahmi diantara masyarakat Desa Bungu,”
Selanjutnya Hartoyo berharap, tradisi Sedekah Bumi dapat terus dilestarikan oleh masyarakat karena merupakan salah satu budaya lokal peninggalan leluhur. “Tradisi ini, juga sekaligus sebagai bentuk edukasi kepada generasi muda tentang budaya lokal yang ada. Yang memang syarat dengan unsur-unsur ke gotong-royongan, persatuan, dan rasa syukur,” pungkasnya. (Rud)