Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Provinsi Jatim, Membuka Acara Pembentukan Satuan Pendidikan Aman Bancana (SPAB) di Madrasah Aliyah Negri (MAN) 1 Banyuwangi

oleh
oleh
Share artikel ini

BANYUWANGI, detiknews86 com Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Provinsi Jatim, melalui Kepala Teknis Kesiapsiagaan (KTT) BPBD Provinsi Jatim, Apal Supendi, SE, MM, membuka acara pembentukan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi, Selasa (30/8/2022) pagi.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, 30-32 Agustus 2022 dan ditempatkan di aula MAN 1 Banyuwangi atau yang biasa disebut Mansawangi ini diikuti oleh 70 siswa-siswi, gabungan OSIM, ekstrakurikuler pramuka, Pecinta Alam (PA), dan PMR. Selain itu ada perwakilan guru dan karyawan sebanyak 10 orang, serta 5 pengurus komite juga ikut sebagai peserta kegiatan.

“MAN 1 Banyuwangi ini menjadi salah satu dari 38 wilayah kabupaten dan kota yang mendapatkan kesempatan untuk di diklat dan ditetapkan sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), se-Indonesia. Ini mengingat Banyuwangi termasuk wilayah yang rawan bencana,” terang Apal Supendi.

Karena keterbatasan kuota kegiatan diklat ini, Apal berharap MAN 1 Banyuwangi bisa menjadi pioner dan meneruskan kegiatan ini di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

“MAN 1 Banyuwangi kita harapkan menjadi Pioneer kegiatan Diklat ini dan bisa meneruskan pada yang lain,” tegasnya

Kepala MAN 1 Banyuwangi, H. Abdul Hadi Suwito, MPd, menyambut dengan bangga atas kegiatan pembentukan SPAB di lembaga pendidikan yang dipimpinnya tersebut. Menurutnya, giat diklat tersebut sangat penting karena akan diberikan ilmu kewaspadaan terhadap bencana.

“Ilmu langka ini perlu dipelajari dengan sungguh-sungguh, karena nantinya dapat diterapkan di lapangan. Sebagai madrasah yang terpilih dalam kegiatan pembentukan SPAB ini, kita memiliki kewajiban kedepannya dapat menyosialisasikan kegiatan serupa di wilayah Banyuwangi,” paparnya.

Harapan Hadi Suwito, perwakilan siswa MAN 1 Banyuwangi dalam diklat ini dapat menjadi kawan sebaya bagi siswa lainnya untuk memberikan penjelasan strategi menghadapi bencana.

“Untuk itu, perwakilan siswa-siswi yang kita ikutkan dalam Diklat SPAB selama 2 hari ini harus benar-benar tekun dan serius menyimak materi. Selanjutnya mereka bisa diterjunkan dilapangan sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan saat dibutuhkan,” tandasnya.

Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Banyuwangi, yang diwakili Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) H. Dimyati, MPd, menyampaikan apresiasinya atas pembentukan SPAB di MAN 1 Banyuwangi. Terlebih madrasah dibawah seksinya ini sebagai pioneer di Provinsi Jawa Timur.

“”Musibah atau bencana sangat tidak kita harapkan datangnya, tetapi lebih baik membekali diri dengan melaksanakan program penyelenggaraan SPAB. Karena ini sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan agar kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap bisa berjalan lancar, nyaman dan damai yang mampu menghasilkan generasi hebat bermartabat, mandiri berprestasi,” ungkap Dimyati.(ip Slamet)