DetikNews86.com-Banda Aceh | Pendidikan Islam di Aceh harus menjadi porsi perhatian segala pihak khususnya di Aceh. Karena hal itu menyangkut eksistensi keberadaan umat Islam di bumi Serambi Makkah.
Kepala Kemenag Kabupaten Aceh Besar, Ustad H Salman Arifin S.Pd., MA mengatakan, bicara pendidikan Islam di Aceh tidak hanya bicara fiqih, akhlak, tasawuf saja tapi juga tentang sistem kehidupan. Artinya pendidikan Islam harus merangkup keseluruhan, masuk ke setiap sendi kehidupan, bahkan profesi pada setia diri umat.
“Dokter sendiri itu pun harus ada pendidikan Islam pada dirinya, begitu juga sarjana teknik harus inklud dengan pendidikan Islam, termasuk wartawan tidak bisa melepaskan diri dari sendi-sendi pendidikan Islam, ” kata Ustad Salman saat mengisi kajian Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) dengan tema “Arah Pendidikan Islam di Aceh” di salah satu warkop Banda Aceh, Rabu malam (14/9/2022).
Menurut Ustad Salman, selama ini pendidikan Islam di Aceh masih butuh perjuangan dan pemahaman yang lebih kuat, misalnya dalam berdakwah harus dengan cara yg lemah lembut.
Begitu juga dengan tindakan sebuah pemberitaan tentang amal ma’ruf nahi mungkar, kejahatan dan kriminalitas yang didalamnya juga perlu diterapkan pendidikan Islam dan memiliki nilai edukasi di dalamnya khususnya bagi anak-anak, bukan malah anak tersebut terdampak akibat pemberitaan itu.
“Misal anak di bawah umur dari korban kasus koruptor, itu tidak perlu menulis nama lengkap dalam berita, atau hanya diberi inisial saja, kemudian melakukan pendekatan kekeluargaan untuk diberi pemahaman terkait kasus yang menjerat orang tuanya, begitu juga kasus lain yang terkait anak, itu mungkin salah satu bagian pendidikan Islam,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Salman media atau pers juga harus mengambil peran dalam mengawal keberlangsungan pendidikan Islam di Aceh.
Fenomena lain yang bisa dilihat sekarang dan menjadi perhatian bersama, kata Ustad Salman ketika masih ada orang yang mengabaikan suara azan, padahal dia berada di lingkungan masjid tapi aktivitas seperti toko, lapak jualan masih ada yang buka dan melayani pembeli.
“Ini juga indikator bahwa pendidikan Islam masih butuh perhatian kita,” katanya.
Ustad Salman menegaskan, pendidikan Islam bukan hanya tanggung jawab lembaga atau kampus pendidikan Islam itu sendiri, seperti kampus UIN, STAIN, Pesantren, Dayah tapi pendidikan Islam itu juga menjadi tanggung jawab para pihak yang berada di luar institusi pendidikan Islam tersebut, seperti masyarakat, pemerintah, LSM dan profesi para pekerja di segala bidang.
Sebuah hadist Rasulullah menyatakan, barang siapa yang mendidik dua anak perempuan dengan pendidikan Islamiyah baginya itu syurga. Maknanya, Rasulullah menjanjikan kepada setiap orang tua yang mendidik anaknya dengan pendidikan Islam maka surga balasannya. Pendidikan Islam yang dimaksud yaitu, mengenal tuhan dengan kalimat tauhid sejak seseorang lahir ke dunia, lalu menuntut ilmu, kemudian adanya tazkiyah supaya berakhlaqul karimah dan pendidikan keluarganya.
“Ketika seseorang itu sudah dewasa dan menekuni profesinya maka dia sudah memiliki dasar utama yakni pendidikan Islam yang diajarkan sejak kecil untuk menjalani kehidupannya, ” ujar Ustad Salman yang juga sedang menempuh studi S3 Pendidikan Islam di UIN Ar-Raniry Banda Aceh. [KPA]