Sampang, || detiknews86.com – Klarifikasi yang dilakukan dinas kesehatan kabupaten Sampang terkait viral nya penolakan pasien balita berbuntut panjang dan belum selesai bahkan semakin gaduh dan tak kondusif dikarenakan pernyataan Kadinkes Sampang dan kapus Torjun yang dinilai arogan dan sok merasa benar oleh berbagai kalangan baik dari masyarakat sipil,mahasiswa,aktifis bahkan anggota DPRD kabupaten Sampang turut menyoroti viral nya pelayanan kesehatan yang buruk di kabupaten Sampang.
Alih alih membuat sejuk suana dan menengahi problem yang ada,Dinas kesehatan kabupaten Sampang justru makin membuat kegaduhan Atas pers rilis satu arah dengan mengaku tak ada penolakan pasien serta sudah dilayani oleh pihak Puskesmas.
Sontak pernyataan dr.abdullah najih kepala dinas kesehatan kabupaten Sampang ini menuai reaksi geram dari pihak pasien yang menyatakan pernyataan tersebut HOAX dan tak sesuai fakta lapangan.
Seperti apa yang telah di Sanggah oleh Sandusi paman Pasien Balita FH (5), warga tanah merah kecamatan Torjun kabupaten Sampang , ia mengatakan jika pres rilis yang mengundang berapa media hanyalah pembelaan dan yang telah di sampaikan kepala dinas tersebut hoax yang yak seperti fakta dilapangan.
” Kok berani dr. Najiht itu berstatament seperti itu sedangkan dia tidak tau cerita dari awal seperti apa, dan kesannya melindungi oknum yang bersalah , ” ungkap Sandusi . Senin 18/03/2024
Terdengar gatal di telinga apa yang di sampaikan dr. Najiht saat press release yang mengundang sejumlah media online Senin Kemaren, DPD BIN Jatim Syamsul Arifin kembali menanggapi terkait pers rilis Dinkes Sampang yang makin membuat gaduh dan memancing emosi msyarakat Sampang khusus nya membuka luka keluarga pasien.
Ia mengatakan” Seharus nya pihak Dinkes dan Puskesmas dalam hal ini lebih bijaksana dan lebih mementingkan penyelesaian, serta melakukan koreksi dan intropeksi sebagai langkah pembenahan internal nya, bukan justru makin meruncingkan kegaduhan dengan statmen yang melukai empati masyarakat dan membuka emosi baru yang menghadirkan ketidak Kondusifan serta kegaduhan publik,” kata Arifin Ketua DPD BIN Jatim.
Syamsul Arifin salah satu bagian Koalisi aktivis Sampang (KOASA) sangat menyayangkan statmen dinas terkait yang menurutnya justru menjadi bumerang dan menambah runyam suasana karena masih mengutamakan ego internal dan melindungi jajaran nya dengan alibi yang bisa dipatahkan oleh fakta kejadian.
Robby s