Proyek Lapangan Sepak Bola Sampang, Bukti Ketidakbecusan Pengelolaan Dana Publik

Share artikel ini

 

Foto : Kondisi lapangan sepak bola dengan kucuran anggaran Rp 2,5M lebih yang di kerjakan oleh CV. IKA MULYA CITPA MANDIRI. Jumat 03/01/2025.

Sampang, || detikNews86.com – Proyek pembangunan Lapangan Sepak Bola di Kabupaten Sampang senilai Rp2,5 miliar kini menjadi bahan gunjingan masyarakat, alih-alih menjadi fasilitas olahraga berkualitas, proyek ini justru menyisakan deretan persoalan serius, yang lebih memalukan, proyek ini dinyatakan selesai melalui PHO meskipun masih penuh kekurangan.

Disporabudpar Sampang sebagai penanggung jawab dan kontraktor CV. IKA MULYA CIPTA MANDIRI, yang dikenal dengan sebutan “Sinyo”, kini jadi sorotan utama atas dugaan ketidakbecusan mereka.

Pantauan di lapangan menunjukkan fakta yang mengejutkan. Instalasi listrik untuk fasilitas lapangan sepak bola hingga kini belum terpasang, membuat lapangan ini tidak lebih dari pajangan kosong yang tak berguna.

Tidak hanya itu, kondisi rumput lapangan terlihat memprihatinkan. Penanaman asal-asalan tanpa perawatan menyebabkan sebagian besar rumput mati, membuat lapangan ini jauh dari standar layak pakai. Sebuah proyek mahal yang hasilnya menyerupai “padang tandus”.

Drainase menggunakan U-DITCH yang dipasang asal-asalan juga menjadi sorotan. Jika hujan turun, lapangan ini bisa berubah menjadi kolam karena saluran air tidak berfungsi optimal.

Lebih buruk lagi, pemadatan sirtu di sisi barat dan timur lapangan menunjukkan kerja serampangan. Permukaan yang tidak rata bahkan lebih tinggi dari lapangan utama. Hal ini tidak hanya merusak estetika, tetapi juga membahayakan keselamatan para pemain. Apakah ini yang disebut proyek Rp2,5 miliar?

Yang membuat masyarakat geram adalah keputusan Disporabudpar dan kontraktor “Sinyo” untuk tetap melakukan PHO meskipun kekurangan ini nyata di depan mata. Apakah ini bentuk kelalaian murni atau ada indikasi permainan anggaran? Fakta bahwa hingga kini tidak ada penyelesaian menunjukkan bahwa proyek ini bukan sekadar tidak profesional, tetapi potensi skandal besar yang merugikan uang rakyat.

Gelombang kritik dan desakan kini menggema di kalangan masyarakat. Ketua Barisan Independen Nusantara (BIN), Arifin, turut angkat bicara. Ia menilai bahwa proyek ini sudah seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah daerah, khususnya Inspektorat Kabupaten Sampang.

“Kami meminta Inspektorat untuk segera melakukan audit khusus terhadap proyek ini. Kekurangan yang ada sangat mencurigakan, dan jika ditemukan indikasi penyimpangan, maka harus ada langkah hukum yang tegas. Kami juga akan bersurat resmi ke Inspektorat untuk memastikan masalah ini ditangani dengan transparan,” tegas Arifin. Jumat (03/01/25)

Publik menuntut langkah tegas dari Pemerintah Kabupaten Sampang, di antaranya:

Disporabudpar Sampang segera bertanggung jawab atas kelalaian ini dan memaksa kontraktor “Sinyo” menyelesaikan pekerjaannya.

Audit khusus oleh Inspektorat untuk memastikan tidak ada penyelewengan anggaran.

Sanksi tegas bagi kontraktor “Sinyo” jika terbukti bermain-main dengan proyek ini.

Seorang warga menyindir tajam, “Ini proyek atau proyek-proyekan? Lapangan sepak bola atau kubangan kambing? Kalau begini caranya, lebih baik anggaran Rp2,5 miliar itu dibagikan langsung ke rakyat!”

Catatan Hitam untuk Pemerintah Sampang

Proyek ini menjadi potret nyata buruknya pengelolaan proyek daerah dan lemahnya pengawasan dari pihak Disporabudpar.

Di saat masyarakat berharap fasilitas yang layak, mereka justru disuguhkan hasil kerja ala kadarnya yang penuh cacat.

Jika tidak ada tindakan tegas dari pemerintah, maka ini bukan hanya persoalan proyek mangkrak, tetapi pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat. Pemerintah Kabupaten Sampang harus memilih: menyelamatkan proyek ini atau membiarkan namanya terjerembab dalam lumpur skandal?

 

 

 

Robby