Proyek Pembangunan Drainase Di Kampung Kalendroak Poncol Patobor Desa Karangsari Terkesan Di Tutup-Tutupi

oleh
oleh
Share artikel ini

Proyek Pembangunan Drainase Di Kampung kalendroak poncol patobor Desa karangsari Terkesan Di Tutup-Tutupi*


DetikNews86.Com
Bekasi-Jabar Pengerjaan Proyek Pembangunan saluran Air Drainase di Kampung kalendroak poncol Desa karang sari, Kecamatan Cikarang timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berdasarkan informasi pembangunan saluran drainase tersebut adalah proyek siluman, yang tidak diketahui pelaksanan dari manakah sumber dananya, berapah anggaranya dan apa nama CV,nya, karena tidak terpasang Plang Papan Nama Proyek, dan para pekerja nyapun tidak di lengkapi APD (alat pelindung diri ) seprti sepatu helem dan rompi bahkan pekerja tidak menggunakan alas kaki alias nyeker. Kamis (13/ 6/2024).

Pekerjaan proyek yang terkesan di tutup-tutupi dari masyarakat, tanpa terpasang Papan Nama informasi kegiatan dan pekerjaan proyek tersebut terkesan asal jadi dan diduga dalam pengerjaannya tidak sesuai bestek, tidak menggunakan Sepatu /pondasi bawah langsung di pendem dan mengunakan batu sebelah di atas galengan sawah terlihat menempel tanpa di gali pada saat pemasangan batubelah.

Dari Pantauan awak media dan LSM, SIRA ( suara independen rakyat adil )proses pengerjaan saluran air drainase dalam pemasangan batu belah langsung di pendam kedalam lumpur, dan tidak ada Sepatu / pondasi bawah dan Papan Nama Proyek tidak dipasang sampai sudah 7 hari kerja dan diperkirakan pajang sudah 50,m kiri kanan

Menurut salah seorang warga kegiatan pembuatan drainase dari awal memang tidak ada terlihat adanya papan kegiatan sehingga tidak ada yang tau ituh kegiatan ber sumber dari mana apakah dari Pemda ataw dari desa perkerjaan pembangunan saluran drainase tersebut, tegasnya.

Yusuf supriyatna kepala kordinator jabar DPP LSM SIRA (suara independen rakyat adil ) mengatakan, Pekerjaan tidak sesuai dengan Bistek, adanya kelalaian dalam pengawasan oleh petugas Pengawas dan Konsultan semestinya mau kerjaan dari Pemda ataw desa ituh semua menggunakan uang rakyat dan harus ada pengawasan dari dinas terkait .

“Ketika, saya mendatangi lokasi tersebut, pekerjaan nya terlihat amburadul dengan mengunakan batu kualitas rendah batu koreng dan pemasangan batu belah haya sebelah menempel di galengan sawah sehingga tidak rapih dan para pekerja tidak di lengkapi APD ketika saya bertanya ke pekerja sudah berapa hari kerja.? panjang berapa.? dan ketinggian berapa.? pekerja mejawab kalaw panjang tidak tau saya hanya di suruh kerja, kalw tinggi 70 cm dan galian sepatu pondasi 60,cm jawabnya..seperti ngawur

Terpisah, dan pembuangan tanah galiannya pun dibuang ke saluran air tersebut tidak di angkat kedasar pinggiran, sehingga menghambat jalannya air dan banyaknya sampah yang menumpuk disekitaran pekerjaan saluran air tersebut. Pungkasnya. (Red)