Pupuk subsidi harga selangit Petani menjerit

Keterangan foto : Latif Azhari (50) petani padi warga desa Panca Arga minta Bupati dan Kapolres Asahan tindak tegas dugaan mafia pupuk.( foto/Budi )
Share artikel ini

Pupuk Subsidi Harga Selangit Petani Menjerit
Mohon Pihak Yang Terkait Tanggap

Asahan, Detiknews86.com,
Puluhan kelompok petani Desa Panca Arga Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan menjerit dan panik, pasalnya pupuk bersubsidi maupun non subsidi untuk tanaman padi ditingkat agen kios pengecer harganya melambung tinggi

Setiap musim tanam selalu terjadi perubahan harga bukan semakin harga pupuk turun tapi harga melambung naik.Saat ini harga pupuk bersubsidi maupun non subsidi baik jenis pupuk urea, Phonska dan lainnya ditingkat agen kios pengecer mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi, ungkap Latif Azhari (50) salah seorang petani desa Panca Arga kepada Detiknews86.com, Rabu ( 25/02/2023 ) pukul 11.00 Wib

Diterangkannya, gimana para petani padi tidak menjerit dan panik. Padahal sebelumnya untuk harga pembelian pupuk bersubsidi jenis urea sekitar Rp : 130 ribu/karung 50 sak. Sekarang naik hingga mencapai harga Rp : 150 ribu/karung 50 sak.

Ironisnya lagi menurut Latif, selain harganya mahal kami para petani juga diberatkan oleh pihak agen kios pengecer pupuk dengan istilah sistem pembelian gandengan. Kalau membeli pupuk subsidi jenis urea sebanyak 2 sak, para petani diharuskan membeli gandengan pupuk non subsidi seperti pupuk NPK Phonska Plus dengan harga mencapai Rp : 350 hingga Rp : 400 ribu/karung 25 sak

Selain pupuk gandengan jenis NPK Phonska Plus, pupuk jenis Provit Pim yang harganya tembus mencapai Rp : 520 ribu/ sak 50 kg serta racun hama dan rumput, juga dijadikan gandengan oleh pihak agen kios pengecer pupuk kepada para petani

Kami memohon kepada Bupati Asahan H. Surya, B,Sc serta Kapolres Asahan, agar segera turun kelapangan untuk mengatasi tingginya harga pupuk bersubsidi dan non subsidi ini. Sekaligus menindak tegas para pelaku yang diduga terlibat praktek mafia pupuk di Asahan, tegas Latif Azhari

Hal senada juga disampaikan Turkis Sitompul (50) salah seorang petani warga desa Panca Arga, dengan naiknya harga pupuk ini, kami para petani merasa sangat dirugikan. Kenaikan harga pupuk ini jelas sangat memberatkan serta merugikan para petani padi

Ditambah lagi dengan adanya sistem pembelian pupuk gandengan, para petani padi tidak mampu lagi untuk membeli pupuk yang harganya melambung tinggi. Terpaksalah kami mengutang kesana kemari untuk bisa membeli pupuk, kami minta hapuskanlah sistem pembelian dengan gandengan yang memang sangat memberatkan bagi para petani padi,apalagi saat ini semua kebutuhan hidup lagi melonjak tinggi tegas Sitompul (Budi Aula Negara )