Ritual Adat Tradisi Petik Laut Pelengsengan Mandar Banyuwangi

oleh
oleh
Share artikel ini

Masyarakat nelayan di pesisir Pantai mandar ,lateng dan pedagang kuliner di daerah sepanjang pelengsengan, menggelar tradisi petik laut minggu (17/11/2024). Dalam ritual yang digelar setiap tahun itu,di hadiri Forum pimpinan kepala daerah (Forpinmda ) dan masyarakat lateng mandar ,Kampung ujung,mereka melarung sesaji ke tengah laut sebagai wujud rasa syukur atas hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Sebelum dilarung ke tengah laut, gitik sesaji di arak keliling kampung menggunakan mobil pikap dengan diantar oleh puluhan ibu-ibu dan anak anak ikuti jalan sehat dan karnaval banyak yang mengenakan pakaian serba beraneka ragam budaya sambil berjoget gembira Untuk memeriahkan acara, dalam iring-iringan itu juga ada musik khas tong-tong Madura dan hadra

“Dengan semangatnya Ayo minggir semua,” teriak salah satu pengiring gitik sesaji saat akan membawa ke , tempat prosesi petik laut digelar.prosesi petik laut tetap berlangsung meriah. “Petik laut di lingkungan mandar ini rutin digelar setiap tahun

Pelepasan gitik sesaji untuk dilarung ke tengah laut itu, dilakukan oleh ketua panitia petik laut mandar Ervan yang ditandai dengan pengguntingan pita

Selanjutnya, gitik sesaji dipanggul oleh para nelayan menuju kapal slerek yang telah disiapkan di tepi pelabuhan. “Gitik sesaji yang dibawa kapal slerek itu dilarung di tengah laut,” terangnya.

Ratusan kapal slerek, kapal garden, dan perahu yang sudah dihias beraneka ragam warna dan aksesoris, ikut meluncur mengawal kapal slerek yang membawa gitik sesaji. Sesakali, deretan kapal dan perahu itu tampak adu cepat hingga membuat pemandangan yang menarik. Setiba di titik yang ditentukan, prosesi larung sesaji dimulai

“Tolong kapal-kapal minggir dulu,” cetus salah satu panitia mengingatkan para nakhoda kapal yang mengiringi gitik sesaji untuk tidak mendekati kapal slerek pembawa gitik sesaji.

Salah satu tokoh nelayan yang naik kapal slerek pembawa gitik sesaji, selanjutnya memberi aba-aba untuk menurunkan gitik sesaji ke tengah laut. Bersamaan dengan itu, puluhan nelayan lompat ke laut untuk berebut sesaji yang dihanyutkan.

Sesekali, mereka juga menyiramkan air laut yang dilewati sesaji ke seluruh badan perahu. “Ada kepercayaan bagi sebagian nelayan, kalau petik laut ini cara ngalap barokah. Harapannya agar kapal slerek diberikan keselamatan dan keberkahan selama mengais rezeki,” cetusnya


ADAT TRADISI Gitik sesaji dipanggul menuju kapal slerek untuk dilarung ke tengah laut dalam ritual petik laut di Pelabuhan Perikanan mandar pelesengan Minggu, (17/11/2024), dihadiri Ketua Suku Adat Mandar Daeng Ichang dan Ketua LMP Kota Hari Bldek.
Menurut keterangan ketua panitia Irvan, petik laut ini warisan leluhur sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang melimpah, juga berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa agar para nelayan diberikan keselamatan dan kemudahan rezeki. “Alhamdulillah, dengan gotong royong, kolaborasi semua nelayan, petik laut mandar bisa terselenggara dengan lancar dan sukses,” cetusnya.

Upacara adat petik laut harus terus dilestarikan dengan harapan dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara. “Nelayan sudah banyak mendapat berkah dari laut, petik laut salah satu cara nelayan dalam menyukuri nikmat yang di berikan (IP Hariyadi)