DetikNews86, Lhokseumawe | Didampingi Isteri Ny. Cut Ernita, mantan Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya, memohon pamit undur diri dari urusan mengurusi pemerintahan di Kota Lhokseumawe.
“Bapak Pj Walikota, kami pamit pak, dan kami kembali menjadi rakyat biasa, dan kami tidak kemana-mana tetap berada di Lhokseumawe. Serta menjelang berakhirnya kepemimpinan ini, kami sakit semua pak. Saya sakit, pak wakil saya (Yusuf Muhammad) juga dalam kondisi sakit sekarang”, ucap Suaidi Yahya dalam sambutannya pada acara Pisah Sambut Pj Walikota Lhokseumawe, Sabtu (16/07/2022) malam di Guess House Kota Lhokseumawe.
Ungkapan bernada setengah bercanda itu kemudian disambut gelak tawa para tamu undangan yang berhadir.
Saya sudah tiga periode memimpin Kota Lhokseumawe, sambung Suaidi. Selama itu pula saya sudah tiga kali kena serangan Stroke.
“Saya stroke tiga kali pak. Saya tanya sama Ketua MPU karena sakit itu pengampunan dosa pak Pj. Berarti tiga periode. Makanya ngak sedih kalau sakit pak. Karena mungkin diampuni dosa tiga kali periode pak, tiga kali stroke, Alhamdulillah”, ucap Suaidi lagi yang kembali mengundang tawa para tamu dan undangan.
Dalam acara yang disiarkan langsung RRI Lhokseumawe tersebut, Suaidi Yahya, juga menerangkan jika karir politiknya sebagai Pemimpin dimulai dari menjadi Wakil Walikota bersama Walikota Munir Usman, sampai kemudian maju sebagai Walikota bersama pasangan Wakilnya Nazaruddin kemudian terpilih dengan suara mayoritas hasil Pilkada.
Selanjutnya maju lagi sebagai pasangan Incombent bersama Yusuf Muhammad dan kembali terpilih.
“Selama saya memimpin, saya tidak pernah memarahi pegawai. Kalau kita mau copot dia, copot aja, ngak usah marah-marah pak”, imbuh Suaidi.
Menurut Suaidi Yahya, kepemimpinan di Aceh dengan di Jakarta sangatlah berbeda. Kalau di Aceh agak susah tetapi jalani seperti apa adanya saja. Kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPK) Suaidi Yahya menyarankan agar tetap loyal kepada pimpinan.
“Pimpinan adalah Raja. Harus patuh kepada Raja. Kalau ngak patuh dosa. Kita takzim kepada orang tua, kalau ngak takzim kita dosa. Jangan lihat pribadi orang tua, tapi lihatlah perintah orang tua. Karena sifat orang tua, memerintah yang terbaik tidak pernah memerintahkan yang terburuk”, pesan mantan orang Nomor Satu di Kota Lhokseumawe itu.
Saya nanti pak Pj, jadi rakyat Kota Lhokseumawe, saya tetap patuh kepada Pj Walikota sebagai Pemimpin Kota Lhokseumawe, pungkas Suaidi yang disambut tepuk tangan para hadirin. (KPA)