SD Se-Kecamatan Lut Tawar Gelar Prosesi Adat “Iserahen ku Guru”

Share artikel ini

DetikNews86, Aceh Tengah | Sekolah Dasar (SD) se Kecamatan Lut Tawar lakukan prosesi adat “Iserahen ku Guru” di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, kegiatan tersebut diikuti sebanyak 11 sekolah, termasuk Yayasan Pendidikan Islam (YPI).

Kearifan lokal tersebut terus lestari di tubuh pendidikan di Aceh Tengah, pertama kali siswa yang akan menduduki bangku sekolah dilakukan prosesi penyambutan secara adat. Mewakili wali murid, Komite sekolah menyerahkan anak kepada tenaga pendidik untuk dibekali ilmu serta dibimbing di sekolah.

bahkan, ketika prosesi adat itu dilakukan, siswa tak luput dari bimbingan dan pengawasan dari Aparatur desa dimana sekolah tersebut berdiri.

Mewakili Bupati Shabela Abubakar dan Kepala dinas Pendidikan Uswatuddin, Kabid Pendidkan Dasar (Dikdas) , Idham mengaku, kegiatan tersebut merupakan salah satu peristiwa penting bagi seorag anak dalam riwayat pendidikan.

“Peristiwa yang diadakan hari ini akan terus diingat oleh anak. Dinas pendidikan dan Kebudayaan sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan hari ini. Kedepan diharap dapat terus terselenggara dan dipertahankan,” pungkas Idham, sembari menyebut, Bupati Shabela dan Kadis Pendidikan Uswatuddin saat ini tengah berada di Jakarta silaturahmi dengan masyarakat Gayo.

Ia berharap, saat pertama kali anak memasuki bangku sekolah, orang tua diminta berperan baik tingkat dasar hingga tingkat menengah. Tujuan nya untuk memberikan kesan baik terhadap anak.

Pertemuan antara siswa dan guru merupkan bentuk kolaborasi pendidikan di rumah dan di sekolah, sehingga terjalin komunikasi antara guru untuk memberikan kepercayaan.

“Kegiatan serahen ku Guru sudah sejak lama dilakukan di Aceh Tengah , penting nya hubungan antara guru murid dan orang tua, ditunjukan dalam tradisi yang rutin dilakukan pada waktu tertentu,” kata Idham.

“Salah satunya adalah pada saat hari pertama masuk ke sekolah, dalam kearifan lokal budaya Gayo, kegiatan ini dikenal dengan iserahen ku guru, tradisi menyerahkan anak kepada tenaga pendidik sampai hari ini masih lestari,” timpal nya.

Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Gayo itu dilakukan untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Membantu pengembangan jasmani dan rohani peserta didik, membentuk tingkah laku dan menjadi manusia beretika dan norma serta menjunjung tinggi nilai ajaran Islam dan nilai cultural dalam masyarakat.

“I Gurun bukan berarti orang tua melepaskan tanggungjawab untuk mendidik anak anak nya, namun lebih mempererat dan lebih mengharmonisasi hubungan kerjasama antara orang tua dan guru atau antara keluarga dan sekolah,” tutur Idham, sembari melontarkan semboyan, Kearifan lokal kita pertahankan, kemajuan tekhnologi kita ikuti bersama.

Hadir dalam kesempatan itu, Anggota DPRK Aceh Tengah, Salman, Ketua Majelis Adat Gayo, Banta Cut Aspala, Ketua K3S Kecamatan Lut Tawar, Hidayah, Kabid Dikdas Disdikbud, Idham, Kapolsek, Danramil, MPD, para kepala sekolah, Komite, guru, wali murid dan siswa Sekolah Dasar yang baru masuk sekolah.  (KPA)