TULANG BAWANG BARAT.detiknews86.com
Gardu Listrik PLN di Desa/Tiyuh Kagungan Ratu Kecamatan Tulangbawang Udik (TBU) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung dua pekan lalu meledak, puluhan warga alami kerugian hingga puluhan juta rupiah mereka menuntut ganti rugi ke pihak PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Rayon Unit Pulung Kencana kecamatan tulangbawang Tengah (TBT).
Akibat kejadian tersebut sejumlah barang alat-alat elektronik milik warga ikut meledak, sehingga warga meminta pada pihak PLN bertanggung jawab dan minta ganti rugi.
Diduga meledaknya gardu listrik dua Minggu yang lalu, yang beralamatkan di RW. 02 tiyuh kagungan ratu, mengakibatkan sebanyak kurang lebih 52 KK alat elektronik warga yang langsung ikut meledak alias rusak tak dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Soleh selaku Badan Permusyawaratan Tiyuh
(BPT) Kagungan Ratu menerangkan, alat-alat elektronik milik warga yang mati/jebol seperti TV, Kipas angin, Handphone Android, boklam lampu listrik, Pompa air dan lainnya.
“Sebelumnya ada perbaikan di gardu PLN oleh petugas PLN. Sehingga pada hari Senin 10 Juli 2023 tegangan listrik naik, dan ratusan barang elektronik milik warga pada rusak bahkan bohlam lampu di rumah warga yang ketika hidup, seketika meledak,” katanya saat dikonfirmasi pada, Senin (24/7).
Saat ini, gardu listrik sudah diperbaiki warga sedang menunggu tanggung jawab dari pihak PLN untuk mengganti semua kerugian mereka selaku konsumen.
“Kalau gardu listrik itu sudah selesai dibenerin, kami sedang menunggu tanggung jawab pihak PLN Tubaba untuk mengganti semua kerugian alat elektronik yang rusak dikarenakan gardu listrik itu meledak.”pintanya
Lanjut Soleh, begitu kejadian RT-nya langsung mendata semua barang elektronik warga yang rusak dampak dari gardu listrik PLN yang meledak. Setelah pendataan selesai hasilnya hari ini Senin 24 Juli 2023 sudah diserahkan pada pihak PLN Rayon Pulung Kencana”jelasnya.
Masih kata Soleh, beberapa hari yang lalu Pihak PLN tersebut, mendatangi kediaman pak RW, bahwa itu adalah karena faktor alam, tanpa penjelasan yang masuk akal.
“Padahal warga setempat mengatakan bahwa saat itu tidak ada hujan angin atau hujan petir, Seolah-olah ingin lepas tanggung jawab tidak ada rasa kepedulian terhadap para warga selaku konsumen atau pelanggan yang dirugikan.”terang Soleh.
Hal yang sama dikatakan bapak Hj. Joyo, alat elektroniknya rusak diduga akibat dari gardu listrik meledak tegangan tinggi, secara tiba tiba TV dan kipas angin mesin cuci keluar asap dan langsung tidak hidup lagi.
“Secara tiba tiba mesin cuci televisi kipas angin milik saya rusak dan langsung mati. Selain alat elektronik milik saya, alat elektronik milik tetangga saya juga ternyata pada mati. Kalau memang ini diduga akibat dari gardu listrik meledak, saya meminta pihak PLN bertanggung jawab dan menggantinya,” bebernya.
Sementara itu, di hari yang sama kepalo Tiyuh Kagungan Ratu, Nurrohman menyampaikan harapannya, pada pelaku usaha pihak perusahaan PLN Rayon Pulung Kencana semestinya tidak lepas dari tanggung jawab memberikan kompensasi ganti rugi atas kerusakan alat elektronik warganya.
“Kerugian konsumen akibat mengkonsumsi arus listrik dan/jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan oleh pihak PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang ketenagalistrikan, harus tanggung jawab atas kerugian yang di alami warga saya.”pintanya saat dikonfirmasi wartawan media pada Senin 17/7/2023.
Berikut adalah data daftar nama-nama dan barang elektronik warga yang mengalami kerusakan :
1. Rasimun, satu buah boklam lampu.
2. M. Santun, 3 buah boklam lampu.
3. P. Agus, satu buah boklam lampu.
4. P. Iyan, satu buah boklam dan satu buah televisi.
5. Satu buah boklam dan satu buah televisi + Receiver parabola.
6. P. Nur satu buah televisi + boster tv.
7. M. Katemi pompa air.
8. P. Kinanto boster + satu buah boklam lampu.
9. P. Pipit/Haji Joyo, mesin cuci + kipas angin + televisi.
10. P. Sudi satu buah televisi + boster.
11. Dian, satu buah televisi.
12. Surani, satu buah televisi.
13. Jono, satu buah televisi.
14. Bunari, dua buah boklam lampu.
15. M. Kardi, satu buah boklam lampu.
16. Suhat, satu buah kulkas.
17. Bapak Muhammad Suwito, satu buah televisi.
18. Arifin, satu buah televisi.
19. Piah, satu buah televisi.
20. Haryono, satu buah televisi + boklam lampu.
21. Rofik, satu receiver dua buah boklam lampu.
22. Matori, satu buah televisi + receiver.
23. Sakur, satu buah televisi, receiver, empat buah boklam lampu + handphone Android merk OPPO.
24. Jamiun, Receiver parabola.
25. Supirah, satu buah boklam lampu.
26. Budi, tiga buah boklam lampu.
27. Ngatiyem dua buah boklam lampu.
28. Masjid Al-Muttaqin, satu buah kipas angin.
29. Sumanto, Receiver parabola menteri.
30. Suwardi, satu buah kulkas dan lima boklam lampu.
31. Bapak Mahmudi, satu buah kulkas, receiver + cercger 3 buah.
32. Mbah Sanah, satu buah televisi + boster.
33. Bapak Harmadi, charger 3 buah.
34. Bapak Irsan, satu buah televisi+ boster.
35. Nursahid, satu buah charger enam buah boklam lampu+ receiver.
36. Bapak Rohanda, satu buah kulkas dan satu buah televisi.
37. Bapak perworo, satu buah kulkas. dan satu buah handphon
Itulah diatas, 37 KK nama dan barang elektronik dari 52 KK warga dan kemungkinan besar masih ada lain yang belum terdata.
Jika permasalahan ini tidak ada tanggung jawab dari pihak PLN Rayon Pulung Kencana sebanyak 52 KK warga Tiyuh Kagungan Ratu akan mengadu ke gedung DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba).
Sentra kepala perusahaan PLN Rayon Unit Pulung Kencana, belum berhasil dikonfirmasi, saat dihubungi I wartawan media, Ita melalui pesan singkat WhatsApp, nomornya aktif, namun sudah ada satu pekan tidak ada jawaban. (san)