Tangan Dingin Sang Prajurit Menuai Hasil Untuk Masyarakat Dan Lingkungannya

oleh
oleh
Share artikel ini

Banyuwangi detiknwes86.z

Patun diajungi jempol apa yang di lakukan Supriadi di sela-sela rutinitasnya sebagai anggota TNI AL. Bertuangas di Puslatmar Lompon 7 dengan tangan tangan dinginnya membuka usaha peternakan penggemukan sapi. Memang menjanjikan, usaha pengemukan ini sudah di tekuni hampir 3 tahun oleh Supriyadi anggota Marinir masih aktif bertugas di Puslatmar 7 Lampon Pesanggaran Banyuwangi-Jatim.

Sosok yg di kenal di lingkungan sangat ramah humanis baik hati suka membantu tetangga apabila dalam kesulitan, sepulang dari kedinasannya setiap hari, kegiatan rutinitas Supriyadi langsung menuju kandang sapi yang tidak jauh dari rumahnya yang berada di Desa Sambirejo , kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi. Ada 2 kandang sapi yang di punyai untuk mengembangkan peternakan penggemukan sapi . Kandang sapi 1 berisi 21 ekor sapi. Kandang 2 berisi 69 sapi. Jadi total sapi yang di miliki untuk penggemukan jumlah semua 90 sapi.
Jenis sapi yang di pergemukan adalah sejenis sapi Limousin.


Bibit sapi di peroleh dari sapi nya sendiri yg di titipkan di koleganya dengan sistem perawatan berkalah apabila sapi beranak pertama menjadi milik pak Supriyadi dan anak sapi yang kedua milik yang merawat begitu seterusnya dan sampe sekarang sudah kurang lebih 150 ekor sapi di rawat koleganya menyebar seluruh Banyuwangi sementara di kandang pak Supriyadi hanya menggemukan saja setelah 6 bulan bulan sapi sapi itu di jualnya di pasar lokal dan luar kota.
Apalagi ketika pas hari Raya Idul adha permintaan sapi limousin meningkat untuk di jadikan hewan kurban.
Untuk berat sapi ketika di jual menjelang hari raya Idul Adha hampir 1 Ton dengan harga hampir 100 jutaan per ekor.

Ketika awak media melakukan wawancara kepada Supriyadi di lokasi kandang sapinya mengatakan ” Alhamdulillah mas, saya mulai menekuni usaha peternakan penggemukan sapi hampir 3 tahun. Usaha peternakan ini di bantu oleh karyawan sebanyak 4 orang untuk merawatnya sapi sehari-sehari . Setiap hari sapi ini di kasih makanan antara lain katul, sentrat dan rumput gajah. Biaya di keluarkan untuk perawatan sekitar Rp 500,000 perhari. Sapi di jual pas hari raya idul Adha untuk permintaan kurban. Jadi saya mengeluarkan sapi di jual pas kurban aja. Sasaran pasarnya di pasar lokal dan luar kota sesuai permintaan pembeli.” tutur Supriyadi.


Harapan kedepanya pemerintah Banyuwangi khususnya Dinas Peernakan untuk memperhatikan usaha peternakan penggemukan sapi yang lebih baik dalam pemberian obat-obatan secara gratis agar sapi terhindar Penyakit Mulut dan Kuku.

( Ip. Willy )